Sabtu, 19 Februari 2022

MENGENANG SEJARAH DAN SOSOK PEMBUATAN UANG PENERBITAN KHUSUS BERGAMBAR SOEHARTO

NusaNTaRa.Com

byIrkaBPiranhA,     K  a  m  i  s,    1  0      F  e  b  r  u  a  r  i      2  0  2  2  

Gerakan reformasi  pada 21 Mei  1998 yang menjadikan Presiden Soeharto harus dari posisinya, membuat  segala hal yang berhubungan dengan Bapak Pembangunan itu tak menarik lagi kalau tak mau dibilang dibenci.   Hal ini  bukan hanya  terjadi  pada  para pejabat negara yang berusaha menjauhkan  diri dengan orang yang berkuasa di Indonesia selama 32 tahun,  tapi bahkan  pada  uang pecahan Rp 50.000 bergambar wajah Soeharto pun tak laku, bahkan dijauhi masyarakat  sebagaimana dituliskan  Kompas  pada 31 Agustus 2000, dua tahun setelah Soeharto jatuh.

Artikel itu menggambarkan  bagaimana  uang  yang  berganbar Soeharto tak diterima  mulai dari pedagang hingga pegawai kafe  sebagai bayaran atau tips.  Seperti seorang pedagang nasi di Palmerah Barat tak mau dibayar pelanggannya menggunakan uang emisi tahun  1993 atau 1995 dan minya dibayar dengan uang pecahan yang lain,   "  Kalau gambar Soeharto beginian udah kagak laku lagi. Di mane-mane juga ditolak  ",  Ujar SiGaluH pemilik warung nasi.

Saat artikel itu ditulis, uang itu memang sudah  mulai ditarik Bank Indonesia sejak 21 Agustus 2000 dari peredaran  secara  perlahan selama 10 tahun   yang  bermakna bahwa  uang itu baru benar-benar tak dapat digunakan sebagai alat transaksi pada 20 Agustus 2010. Namun sudah banyak enggan menerima,    para pramuria juga enggan menerima tips dari pengunjung dengan uang yang juga memiliki gambar pembangunan Indonesia itu. Tak jarang hal ini menyebabkan pertengkaran mulut kasir atau pramuria dengan pengunjung,   "Alah, kalian, kan, bisa nukerin uang ini di bank. Jangan mempersulit pengunjung dong," ujar seorang pengunjung.

Bank Indonesia sendiri memiliki alasan kuat  untuk  dapat  mengeluarkan uang itu pada 22 Februari 1993,  sebagai  menghormati berlangsungnya  25 tahun Indonesia membangun di bawah  Presiden Soeharto.    Uang  bergambar Soeharto tersenyum berada di satu sisi  dan  gambar pesawat Garuda lepas landas dengan latar belakang Bandara Soekarno Hatta berada di sisi lainnya  serta  gambar watermark bergambar Jenderal Sudirman agar uang tidak mudah dipalsukan.

Lantas bagaimana  kisah uang  Rp 50,000 bergambar Soeharto, yang cukup popular kala dikeluarkan tahun 1993 untuk memperingati  Pak Soeharto  Presiden RI ke-2  sebagai  “ Bapak Pembangunan Nasional  “.   Bagi mereka yang pernah hidup diera  peredaran uang  tersebut  banyak memuji  desain  grafik dan penggunaan kertas uang dianggap memiliki desain yang istimewa dan kwalitas yang sangat tinggi  meski harus  menerima perlakuan kurang baik dari warga Indonesia dikarenakan oleh pandangan masyarakat terhadap keadaan politik yang dialami saat itu.

Dalam tim desainer yang dimiliki oleh PERURI kala itu, ada sekitar 20 orang yang masing-masing bersaing secara individu untuk membuat masing-masing rancangan dan konsep saat mendapat pesanan dari BI yang ingin mengedarkan uang edisi khusus Soeharto.   Dalam tim desainer milik PERURI kala itu terdapat 20 desainer  yang bersaing untuk mengajukan rancangan desain uang,  dalam sekian banyak konsep dan desain yang diajukan akhirnya terpilih dua rancangan milik dirinya  yaitu uang pecahan 50 ribu yang terbit tahun 1993 dan pecahan 20 ribu cendrawasih yang terbit pada tahun 1995.

Faktanya, uang tersebut menjadi uang kertas pertama berbahan polimer yang pertama kali diterbitkan di Indonesia,   kala itu uang berbahan polimer banyak digunakan oleh negara lain termasuk Inggris karena dinilai lebih bersih, aman  dan tahan lama dibanding uang berbahan kertas biasa.   Uang kertas polimer juga dinilai lebih tahan terhadap pemalsuan berkat kemampuan menampilkan citra layaknya jendela atau bagian transparan pada uang yang tidak dimiliki uang dengan bahan kertas biasa,   karena itu  Faisol  ditugaskan belajar ke Inggris untuk menyelami bagaimana teknik, kualitas  dan mendesain uang kertas berbahan polimer.

Fakta menarik lainnya, sebagian besar uang kertas Indonesia yang terbit antara tahun 1952 hingga 1988 mencantumkan nama desainer atau perancang uang tersebut  ini  dapat dilihat pada bagian sisi kiri bawah,   perancang tertulis dalam huruf kapital dan diikuti dengan tulisan "DEL" yang merupakan singkatan dari "Delinavit" dalam bahasa Prancis, yang memiliki makna perancang uang.   Pencantuman ini tentunya sebagai bentuk penghargaan  terhadap hasil karya mereka  dan pemberian Plakat oleh PERURI dan masyarakatpun jadi tahu siapa penciptanya.

Sejak tahun 1990-an hingga saat ini, bagian nama perancang tersebut mulai dihilangkan oleh pihak BI, termasuk uang edisi khusus Soeharto yang pada saat itu dirancang oleh Faisol Musthofa dan penghargaan itu oleh pihak PERURI digantikan dengan plakat yang  diberikan langsung pada desainer  uang kertas yang beredar.    Faisol mengungkap, bahwa proses pembuatan uang secara keseluruhan pada kala itu melalui waktu yang panjang dan belum semudah sekarang yang sudah dipermudah dengan adanya perkembangan teknologi.

Indah diri dalam gambar Photo,

Faisol Musthofa perancang uang bergambar Soeharto.



NusaNTaRa.Com     Advertisement

Melayani   Pemasangan   Iklan

Sila dail  Talian   0812 5856 599


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...