Minggu, 04 Juli 2021

SEKARANG ATAU BERKEPANJANGAN (NOW OR TO BE CONTINUE)

NusaNTaRa.Com

bySofyaNHasdaM,   J   u   m ' a   t,   0  1      J    u    l    i      2  0  2  1

Dr. H  Sofyan Hasdam mantan Walikota Bontang

Bulan lalu di Wuhan China berlangsung wisuda massal,  acara itu di hadiri oleh ribuan orang.  Hebatnya lagi bahwa pada acara itu tak seorangpun menggunakan masker penangkal si Covid-19,  padahal di kota inilah sumber awal munculnya  wabah virus  corona yang  menyebar ke seluruh danien.

Apa yang terjadi di Wuhan saat ini adalah buah dari kerja keras pemerintah China pada awal kemunculan covid 19 dan memporak porandakan Wuhan. Wilayah ini di isolir total, warga tidak boleh keluar rumah disertai dengan  sangsi berat jika melanggar, tenaga kesehatan dari wilayah lain di kerahkan ke wilayah ini untuk menangani begitu banyaknya pasien bergelimpangan bahkan tidak mampu di tampung oleh rumah sakit. Pokoknya semua sumber daya di kerahkan ke Wuhan untuk menangani covid-19.

Waktu itu sangat mengerikan melihat kondisi di Wuhan.  Belum terbayang bahwa negara kita akan menyusul menghadapi kondisi sulit seperti mereka,  ada yang sakit tapi tak tertampung di rumah sakit   bahkan di beberapa tempat rumah sakit kekurangan gas oksigen yang sangat di perlukan penderita covid.   Bahkan karena tingginya angka kematian  yang ada  di beberapa tempat,  petugas penggali kubur kewalahan  tak jarang berakibat  proses pemakaman mengalami kelambatan.

Ketika awal munculnya covid di Jakarta, para pakar menyarankan agar di laksanakan lock down.   Beberapa gubernur seperti DKI, Jawa Barat dan Jawa Tengah nampak telah siap dengan langkah tersebut,  namun pertimbangan pemerintah pusat juga tidak bisa di salahkan.   Pertimbangan ekonomi harus di utamakan,   jika di lakukan lock down maka kebutuhan masyarakat akibat mereka tidak bisa menggerakkan usahanya harus di subsidi. Bisa di bayangkan bahwa untuk DKI Jakarta saja memerlukan dana subsidi sekitar Rp 500 milyar sehari,   “ Ini tentunya satu beban yang sangat berat “.

Akhirnya pemerintah mengambil langkah PSBB  (Pembatasan Sosial Berskala Besar).   Sayangnya bahwa masyarakat kita yang tidak disiplin menyebabkan PSBB berlalu tanpa berhasil menyelesaikan urusan covid 19.   Hal ini mendorong pemerintah menerbitkan kebijakan baru berupa PPKM  (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) meski berskala micro di Jawa dan Bali yang berlaku mulao 03 sampai 20 Juli 2021.

Sempat kebijakan PSBB penanganan covid tersebut menggembirakan,  Grafik penderita covid mulai landai   namun bersamaan dengan itu   di India terjadi ledakan kasus covid akibat virus corona varian Delta atau B.1.617.2.   Saat itu harusnya di lakukan larangan warga India masuk Indonesia.  Namun menteri perhubungan menolak dengan  alasan bahwa pergerakan logistik di perlukan.   Bahkan ada warga India yang baru datang lolos ke rumahnya tanpa karantina karena menyogok oknum petugas di bandara Soekarno Hatta.   Baru kita sadar ketika 100 orang warga India  yang datang dengan pesawat terbang, ternyata 12 orang di antaranya dengan  test PCR positif.

SAATNYA KITA SADAR

PPKM darurat yang di terapkan oleh presiden Jokowi dari tgl 3 hingga 30 Juli merupakan upaya yang harus di dukung oleh semua pihak,   langkah ini pasti menimbulkan pengorbanan terutama kontraksi bidang perekonomian masyarakat.   Namun pengorbanan selama 18 hari ini akan menjadi  jauh lebih baik  jika berjalan dengan tortib, semoga  PPKM  ini  terakhir di banding jika muncul  kebijakan PPKM berikut atau aturan yang lebih ketat jika PPKM darurat ini gagal.

Berhasil atau gagalnya PPKM darurat, tergantung pada kita semua. Jika masih ada yang tidak disiplin apalagi masih ada yg berpendapat bhw virus corona ini tidak ada dan banyak alasan untuk mengakali agar bisa melanggar aturan PPKM darurat, covid 19 tentu akan lebih betah tinggal di negara kita, lebih banyak yang menderita, lebih banyak yang meninggal dan pemerintah tidak salah jika membuat aturan yang lebih ketat lagi dan pada ujungnya masyarakat juga yang menderita.

Kebijakan sukses dijalankan dengan tertib,

PKMM berhasil  juga jika  diterapkan dengan tertib.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...