Senin, 19 Juli 2021

IKA PERMATASARI WANITA SURABAYA HIDUP DIATAS YACHT DAN BERSIHKAN SAMPAH PLASTIK DI NORWEGIA

NusaNTaRa.Com

byRyaNSyaHPutrA,    K   a   m ‘ i   s,   0  8      J    u    l    i     2  0  2  1

Kehidupan perempuan asal Surabaya Ika Permatasari-Olsen selama 2,5 tahun terakhir penuh petualangan,   bagaimana tidak  bersama pasangannya  Øyvind Olsen, hidup di atas yacht dan berlayar dari lautan satu ke lautan lainnya,  bahkan dalam pelayaran  tersebut  mereka  turut CARE membersihkan pantai di Norwegia Utara dan  mengumpulkan lebih  7,5 ton sampah plastic.  Kepedulian mereka bermula sekitar  Agustus 2020,  ketika mereka  berlayar dari Malaga Spanyol ke  Norwegia , kemudian  mereka bertemu Rolf Høgset, founder In The Same Boat, lembaga swadaya masyarakat yang punya inisiatif membersihkan pantai dari sampah.

Hidup nomaden di atas kapal dijalaninya Ika Permatasari sejak 2018 bersama suami Oyvind Olsen  (warga Norwegia) yang ketika itu masih bekerja kantoran dalam bidang IT di Surabaya, tadinya enggan meninggalkan kehidupannya di darat, namun suaminya  berusaha meyakinkannya berkali-kali untuk mencoba.      Pak Olsen sudah lama tinggal di yacht dan dia sudah keliling-keliling, terus dia bilang kenapa kita ngga liburan ke yacht aja, kan gantian, gitu.  Akhirnya oke-oke, let me try  ”,   Ujar  SiGaluH Ika  kepada VOA  wawancara  jarak jauh.

"  Kami tertarik ikut (aksi bersih pantai) karena someone have to do it.  Kami mungkin tidak bisa memberikan banyak hal kepada society maupun lingkungan. Setidaknya kami membantu agar makhluk hidup lain bisa hidup tenang dan tidak terjebak jaring ikan yang ada di pantai misalnya.   Apalagi jika sampah tersebut mulai jadi mikroplastik yang kemudian masuk ke laut yang pada akhirnya dimakan oleh ikan. Tentunya kami tidak mau makan ikan yang ada mikroplastiknya  ",   Ujar SiGaluh Ika (07/07/2021).    Sejak Agustus tahun lalu sampai saat ini Ika, Olsen  dan teman-temannya sudah membersihkan pantai di utara Norwegia yang meliputi Nordland, Troms dan Finnmark.

"  Pernah bersih-bersih di Vega Archipelago yang termasuk dalam UNESCO World Heritage Site, serta beberapa area di Bodø, Harstad, pulau Senja, kemudian di Tromsø. Jumlah sampah yang dibersihkan bervariasi. Seperti di Harstad kami mengumpulkan 5,8 ton sampah selama 3 minggu kerja dengan 4 orang tim. Di salah satu fjord di pulau Senja kami mengumpulkan 1,7 ton sampah hanya dalam 3 hari. Semua tergantung topografi area, jumlah tim, dan cuaca. Namun, rata-rata setiap anggota tim bisa mengumpulkan 100 kg - 250 kg per hari  ",   Ujar SiGaluH Ika Permatasari  yang akan berusia 29 tahun pada September nanti.

Ika Permatasari  bersama teman-teman dari  “ In The Same Boat “  berencana akan bersih-bersih pantai wilayah Finnmark (Kirkenes) bila kasus Covid-19 mereda nanti , sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan tersebut akan diangkut ke perusahaan Ogoori yang ahli dalam mendaur ulang sampah.   Ia pun masih menyimpan harapan bisa berlayar ke Svalbard, Greenland, Kanada, Selandia Baru  dan Amerika Serikat.

Ika mengaku senang hidup di atas yacht. Meski cuaca laut tidak selalu ramah, tapi hidup di yacht lebih asyik terutama saat pandemi seperti saat ini,   "  Membantu sekali untuk meminimalisir kontak dengan orang hahaha.  Asyiknya lagi adalah saya bisa pindah-pindah ke tempat lain, ke tempat yang saya suka dan nggak khawatir rumah lagi. Karena sudah macam keong yang bawa rumah kemana-mana  ",  Ujar SiGaluH terbahak-bahak.   Tantangan utama  hidup di atas kapal adalah cuaca,   saat musim dingin di wilayah Norwegia Utara, pipa pembuangan bisa beku dan suhu di dalam yacht juga bisa drop kalau pemanas tidak dinyalakan.

Ika bercerita  dia dan Olsen mengaku banyak pengalaman yang mereka  miliki sejak hidup berlayar di atas yacht.  Mulai dari berkompromi  pada perbedaan cara pandang orang-orang mengenai suatu hal sampai jadi mandiri dalam hal apa saja.  Seperti belajar navigasi kapal, bertahan hidup di saat badai, belajar mengatasi setir manual yang rusak, sampai mengatur perbekalan selama berlayar,  "  Sewaktu di Norwegia pun ketika kita di pelabuhan juga pernah dilewati badai. Badai yang paling bikin merinding selama ini ketika kami ada di Bay of Biscay dan setir kemudi rusak. Selama 36 jam harus bawa kapal ke Prancis (Audierne), tidak bisa minum atau makan karena tidak bisa akses dapur. Goyang parah kapalnya  ",  Ujar SiGaluH Ika dengan Plabomoranya (hebatnya).

Ika beruntung bisa belajar langsung tentang  yacht ke Olsen. Karena pria yang dulu bekerja sebagai Pilot F16 di Royal Norwegian Airforce ini memang hobi berlayar,   "  Ketika tidak terbang, hobinya berlayar.  Entah itu sewa atau pinjam saudara.  Sampai akhirnya memutuskan untuk beli yacht sendiri dan tinggal di yacht. It is like dream comes true for him   ",  Ujar Ika Permatasari.   Meski cuaca di laut tak bisa dipastikan, Ika mengaku lumayan cepat beradaptasi dengan situasi tersebut,   "  Seperti kata petuah orang Norwegia  "Det finnes ikke dårlig vær, bare dårlig klær"  yang artinya tidak ada cuaca yang buruk, hanya baju yang dipakai yang buruk  ",  Ujar SiGaluH Laji.

Arungi badai yang penuh nikmat,

Ika Permatasari mengarungi dan bersihkan Pantai  dgn Yacht.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...