Rabu, 10 Juli 2019

PERANTAU MUSLIM MINANGKABAU BERPERAN DALAM PEMBENTUKAN FILIPINA DI MASA LALU.

NusanTaRa.Com
byBakuINunukaN, 20/04/2019 

Monumen Raja Sulaeman pendiri kota Manila.
Jika kita sekilas melihat Negeri jiran Filipina saat ini mungkin sulit untuk mempercayai bahwa negeri di utara Indonesia tersebut mula dibangun oleh bangsa Indonesia khususnya suku Minangkabau !!!.   Bagaimana tidak gaya hidup, Bahasa dan budaya  yang berkembang disana  rada sedikit lebih berbauh Barat, karena Negara ini cukup lama dijajah  Spanyol, Inggeris dan Amerika  yang memberikan mereka sentuhan budaya barat dan bahasa tersebut, sehingga sebagian orang menganggap bahwa Filipina adalah Spanyolnya Asia Tenggoro.

Dibalik hal tersebut, tak banyak yang tahu sedikit tapi penting tentang sebuah sejarah kecil, bahwa sejatinya Filipina pernah di pimpin dan dibuka oleh putra Indonesia asal Minangkabau, Raja Sulaeman.    Dahulu sebelum kehadiran penguasa Spnyol di bumi ini, Filipina berada di bawah kekuasaan Raja Sulaeman dari Minangkabau dan sekaligus dianggap sebagai pendiri Filipina dan membuka beberapa kota di sana, disamping itu dalam kekuasaannya beliau menyebarkan agama Islam hingga kepelosok negeri yang mungkin hingga hari ini dapat kita temui disebagian kota di Pulau Palawan, Pulau Mindanau, Kepulauan yang ada di Laut  Sulu dan P Negros.

Bangsa MORO di Filipina
Menurut literature sejarah Filipina,   perantau Muslim asal Minang Ini ternyata adalah pendiri  kota Manila di Filipina Pada Masa lalu, dan  negeri ini pada pertengahan abad ke-16  diperintah oleh tiga pemimpin besar bangsa Minagkabau yakni Raja Sulaeman, Raja Matanda dan Raja Lakandula.   Ketiganya memimpin sebuah wilayah yang berbeda-beda, namun masih berada di dalam satu kawasan.   Raja Sulaeman dan Raja Matanda menguasai area selatan Sungai Pasig yang saat ini bernama Manila,  sedangkan Raja Lakandula menguasai di bagian utara.   Para pembesar ini bahkan memiliki hubungan perdagangan dengan Kesultanan Sulu, Brunei dan Ternate di Cavite.

Pemerintahan Kerajaan Islam di Filipina telah ada dan berkembang dengan sangat pesat,   jauh sebelum kedatangan bangsa Spanyol.  Dalam disertasi    Merantau :  Pola Migrasi Suku Minangkabu    tahun 1974,  Mochtar Naim menemukan jejak-jejak mengenai orang-orang Minang yang merantau ke Kepulauan Sulu, Filipina.  Salah satunya adalah jejak Raja Sulaeman dari Minangkabau yang merupakan pendiri kota Manila di Filipina diperkuat tulisan yang mengungkapkan bahwa penamaan kota Manila berasal dari kata “ Fi’amanillah “ yang berarti “ Di bawah Lindungan Allah SWT “,  dikutip dari laman republika.co.id.

Bahkan pada zaman kekuasaan puak Minangkabau tersebut  Filipina merupakan negeri Islam dengan populasi Muslim kala itu mencapai 98 persen dan ummat muslim disana sst itu bertekat menjadikan Manila sebagai kota muslim terbesar se Asia Tenggara,  namun semua berubah seiring kekuasaan Spanyol berkuasa atau menjajah di sana.   Di bawah pengaruh Khilafah Islam di Timur Tengah, penduduk Filipina sudah menerapkan syariat Islam dengan pekerjaan kaum Muslim di sana kebanyakan adalah pedagang, petani dan nelayan.

Kejayaan Ummat Islam  berubah ketika penjajah Katolik Spanyol datang ke Filipina pada 1565 dengan misi Gold, Glory dan Gospel.  Dalam masa empat tahun kemudian berbekal kelengkapan militer kota Amanillah di rebut bangsa penjajah Spanyol  dan  dengan menggunakan penindasan dan kekerasan  mereka  memaksa warga muslim kota tersebut memeluk Kristen Katolik.   Gerakan Kristenisasi dilakukan secara massal, terutama di wilayah Filipina Utara dan Tengah, sehingga  secara perlahan jumlah umat muslim terus mengalami penurunan secara signifikan.

Intramorus Walle-City di Manila
Ketentraman  penduduk muslim Filipina mendadak berubah saat armada besar asal Spanyol datang ke wilayah tersebut,  pasukan laut negeri matador pimpinan Ferdinand Magellan itu  bentrok dengan angkatan bersenjata pimpinan Sultan Sulaeman yang menguasai Pulau Seludung  sekarang namanya  menjadi Luzon.  Peperangan  yang terjadi pada 27 April 1521 seorang pahlawan  Islam yang bernama Lapu Lapu berhasil membunuh Ferdinand Magellan. Sayang, dominasi kekuatan Spanyol yang besar akhirnya sukses mengubah wajah Filipina.

Muslim Filipina yang tidak mau memeluk Kristen Katolik ketika itu melarikan diri ke bagian wilayah selatan Filipina seperti Palawan dan Mindanao untuk menyelamatkan akidahnya. Di sana mereka berhasil menciptakan pertahanan yang kuat dan terus melawan Spanyol lewat perang Gerilya yang kemudian oleh bangsa penjajah disebut Moro, kemduian bangsa Spanyol merekrut Indo Kristen  atau Filipina yang sudah memeluk Kristen untuk memerangi kaum Moro hingga tahun 1898.

Peperangan dan penindasan yang dilakukan Spanyol berhasil membuat Filipina jadi negara mayoritas Kristen satu karakteristik Negara Barat,  Ibukota Amanilah pun diubah namanya jadi Manila   dan   Saat ini, populasi Islam di Filipina hanya tinggal sebesar 5%, sementara populasi Kristen mencapai 90% dan sisanya memeluk Buddha dan ateis.    Sementara  bagian dari Filipina yang ada di Kalimantan yaitu negeri bagian Sabah dan Brunai  saat ini masuk dalam wilayah Kesultanan Brunei  dan Malaysia yang mayoritas penduduknya bergama Islam.

Ada tiga jejak kejayaan Islam yang masih bisa anda temukan di Filipina ;  -Masjid Syekh Karim al-Makdum, pusat penyebaran agama Islam di Tanah Filipina berdiri tahun 1380 M oleh Syekh Karim al-Makdum saudagar Arab  di Tublik indangan, Simunul,  Masjid  ini didaulat sebagai masjid tertua di Filipina.  -Intramorus Walle City, Dinding yang dibangun pada abad ke-16 di atas lahan seluas 64 ha yang menjadi cikal bakal kota Manila dibangun Raja Sulaeman penguasa Islam kala itu dan  -Distrik Quiapo,  merupakan kota lama dan tempat permukiman dan pusat transaksi Islam di Manila dahulu dan masih bisa ditemukan model itu hingga kini.  Namun sekarang di daerah tersebut sudah banyak berdiri gedung-gedung pencakar langit.

Bentuk penghormatan masyarakat Filipina atas jasa-jasanya di masa lalu, figur Raja Sulaeman diabadikan menjadi sebuah patung yang terletak di Rizal Park, Manila.

  
Azizan wahab - Razalie bercumbu di hadapan,
Manila  di buka bangsa Minangkabu Raja Sulaeman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...