Senin, 08 Juli 2019

GUBERNUR BALI WAYAN KOSTER PROMOSI KB 4 DI HARI KELUARGA BERENCANA.

NusanTaRa.Com
byIndaHPalloranG, 03/07/2019



Hal yang spesial bagi Masyarakt Bali ketika memperingati Hari Keluarga Nasional ke-26 Juni 2019, karena hari itu menjadi momen bagi Gubernur Bali Wayan Koster untuk mempromosikan Keluarga Berencana (KB) tetapi dengan 4 anak.   Alasan  semakin langkanya pemilik nama Nyoman dan Ketut atau suku Bali, yang justru terjadi ditengah  meningkatnya kesejahteraan ekonomi serta pendapatan per kapita krama Bali.

Gubernur Bali, Wayan Koster menghapus program Keluarga Berencana (KB) mengenai aturan dua anak yang dicanangkan sejak pemerintahan orde baru. Koster justru menganjurkan warga Bali untuk melahirkan empat anak.  Hal ini tertuang dalam Instruksi Gubernur Bali Nomor 1545 Tahun 2019 tentang Sosialisasi Program Keluarga Berencana Krama Bali, sosialisasi ini telah ditetapkan Koster sejak Jumat (14/6/2019).

"  Agar tradisi konsep keluarga berencana (KB) krama Bali warisan leluhur tidak punah, para pasangan pengantin baru agar memprogram memiliki lebih dari dua orang anak, bahkan hingga empat orang anak  ", Ujar SiDin Wayan Koster dalam acara di Gedung I Gusti Ketut Pudja, Singaraja, Buleleng pada Jumat (28/6/2019).     Ini saya sampaikan melihat kondisi terkini di Bali, di mana anak yang menyandang nama Nyoman atau Komang (sebutan anak ketiga, red) sudah langka, apalagi Ketut (Sebutan untuk anak keempat, red)  ”, Ujar SiDin Wayan Koster.

“ Kepada Wali Kota/Bupati se-Bali, untuk ke-satu, segera menghentikan kampanye dan sosialisasi 'Keluarga Berencana (KB) dengan 2 anak cukup atau 2 (dua) anak lebih baik' kepada jajarannya yang menangani urusan keluarga berencana ”, Ujar SiDin Wayan Koster.  Pertimbangan empat anak ini karena garis keturunan sesuai dengan budaya Bali (krama) dinilai sudah mulai terancam.  Di Bali ada sebutan bagi anak pertama hingga ke empat, program KB wajib dua anak, keturunan ketiga dan keempat dinilai terancam punah.

Koster juga melanjutkan, pihaknya sudah melakukan survei di Bali yang berdasarkan kepada Kartu Keluarga (KK) yang hasilnya menunjukkan bahwa populasi anak ketiga sampai keempat alias penyandang nama Nyoman dan Ketut, sudah benar-benar menurun.     Ini (Nyoman dan Ketut, red) sudah barang langka sekarang di Bali. Hampir punah, padahal sejatinya ini adalah warisan leluhur kami, yang begitu arif untuk membuat suatu kearifan lokal yang menurut saya harus kita jaga dan lestarikan  ”, Ujar SiDin Laji.

Dalam Krama Bali ada istilah menyebut untuk anak pertama dengan Wayan, kedua Made, ketiga Nyoman dan keempat disebut dengan Ketut.     Bahwa adanya penghormatan atas hak reproduksi, mempunyai makna Krama Bali untuk melahirkan anak lebih dari dua orang, bahkan empat orang yang penyebutannya terdiri atas Wayan, Made, Nyoman dan Ketut atau sebutan lain sesuai dengan kearifan lokal yang telah diwariskan oleh para leluhur dan tetua krama Bali  ”, Ujar SiDin Koster.

Dwi Listyawardani, Plt Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, dikesempatan yang sama mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja sama yang baik dari Pemerintah Provinsi Bali untuk berbagai program BKKBN.  Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terdepan dalam menjalankan program KB dengan anjuran dua anak cukup selama ini.  “ Sehingga Bali jadi satu dari sedikit provinsi yang menyandang predikat terbaik di Indonesia ”, Ujar SiGaluh memuji.


Putu Gede beranak Empat,

Wayan Koster promosikan KB anak Empat.

1 komentar:

  1. Buat kebijakan yang manusiawi itu lebih ponting .............. menuju SDM Indonesia yang bermutu

    BalasHapus

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...