Kamis, 06 September 2018

DUGONG HIDUP DIPERAIRAN DANGKAL INDONESIA MIRIP MANUSIA

NusanTaRa.Com
byBambanGBiung, 28/4/2018


Dugong atau yang sering di sebut Ikan Duyung  ternyata  termasuk mamalia laut dan tidak termasuk ikan sebagaimana anggapan umum masyarakat karena keberadaannya di dalam air laut sebagai habitatnya, tetapi lebih dilihat dari sisi morfologinya yang mirip dengan hewan yang menyusui .  Selain itu Dugong memiliki banyak kemiripan dengan sitem faal tubuh manusia  setidaknya demikian kata,  Adriani Sunuddin  dosen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tergabung dalam Dugong & Seagrass Conservation Project (DSCP) Indonesia di Bintan, Kamis (26/4/2018).  

Dugong  termasuk  salah satu  dari 35 spesies mamalia yang hidup diperairan laut di Indonesia pada umumnya meski pada titik tertentu serta dengan jumlah yang sangat terbatas sehingga satwa ini termasuk satwa yang dilindungi, Dugong  masih sering ditemukan di  perairan Berau (Derawan), Perairan NTT (Salamun dan P Kera), perairan Bali, Jawa Barat (Pangandaran), Kep. Riau,  Perairan Halmahera dan sebagainya di siring perairan Indo-Pasifik.   Dugong  satwa yang masih  sekerabat dekat secara genetis dengan gajah ini merupakan satu-satunya mamalia ordo Sirenia yang tinggal di laut,  Famili Dugongidae Gray,   Subfamili  Dugonginae Simpson,  Genus Dugong Lacépède dan  Spesies   Dugong  dugon  (Muller, 1776).

Dahulu kala nama ikan ini sangat di agungkan dikalangan masyarakat awam terlebih yang belum pernah melihatnya secara langsung, sehingga ada yang mengandaikannya sebagai bentuk manusia Ikan yang berparas cantik dengan ciri mulai dari pinggang hingga kaki menyerupai ekor bersisik dan bagian atas berbentuk  wanita normal dengan paras cantik berambut panjang serta memiliki air mata yang  memiliki kemampuan magis tertentu, sehingga selain kecantikannya kelebihan khususnya itu menjadi buruan manusia.     Bahkan  dalam  berbagai  buku bacaan ia dikiaskan dalam berbagai Legenda yang besar hingga dikaitkan sebagai kisah legenda sebuah tradisi daerah tertentu  “,  Ujar SiDin DominikusDuraNLgaenda tentang kisah orang dahulu.

 Dinas Kelautan dan Perikanan NTT memastikan ada ikan duyung atau dugong (dugong dugon) di perairan laut Sulamu dan Pulau Kera, Kabupaten Kupang.   "  Kepastian itu setelah tim dari DKP NTT dan World Wide Fund for Nature (WWF) melakukan penyelaman di wilayah perairan laut itu  ",  kata Kepala Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NTT, Muhammad Saleh Goro seperti dikutip dari Antaranews.com di Kupang, Rabu (7/3/2018).

"Beberapa hari lalu, kami menerima laporan dari Arman Lagampa, ketua kelompok nelayan Sulamu bahwa para nelayan telah melihat ada ikan duyung di perairan Sulamu dan Pulau Kera," katanya.   Ikan duyung terlihat pada bulan Januari-Februari 2018 di perairan selatan Sulamu dan perairan selatan Pulau Kera, pada beberapa koordinat antara lain koordinat10003.645 LS - 123035.384 BT dan 10005.726 LS - 123033.333 BT,   diperkuat dengan adanya bekas jalur makan ikan diarea jenis Lamun Halovila ovalis (Lamun Sendok) dan Tim dari atas KPP Nopoleon sempat melhat Dugong munscul sebanyak tiga kali di permukaan air.

Duyung atau dugong  satu-satunya mamalia laut herbivora atau maun (pemakan dedaunan)  dan semua spesies  mamalia  laut yang hidup pada perairan segar dengan suhu air tertentu.  Dalam penyebarannya Dugong (Duyung) sangat tergantung pada ketersediaan  rumput laut  diperairan sebagai sumber makanan  seperti  Halovila ovalis sp dll.   Penyebaran Dugong di perairan laut terbatas pada kawasan pantai tempat ia dilahirkan,  membutuhkan  kawasan jelajah yang luas, perairan dangkal serta tenang, seperti di kawasan teluk dan hutan bakau.

Makanan utama Dugong  yakni lamun,   Lamun berbeda dengan rumput laut (seaweed) yang  merupakan tanaman makro alga yang hidup di laut yang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati dan pada umummnya hidup di dasar perairan,  sedangkan  Lamun   tanaman yang hidup dilaut dan tidak memiliki klorofil tumbuh di daerah dekat pantai  dan  Lamun merupakan kompetitor bagi rumput laut.   Di Kepulauan Derawan, Berau masih ditemukan adanya sea grass (lamun)  ini yang membuat Dugong diyakini masih hidup di sana.

Dugong  diyakini masyarakat masih ada di Berau sebagaimana sering  mereka temukan disana bahkan di kawasan Teluk Balikpapan satwa Duyung massiih sering ditemukan sebagaimana dijelaskan Sri Jimmy dari WWF Kubar Kalimantan Timur,   Duyung sering  ditemukan berenang sendirian atau dalam formasi bersama pasagngan induk-anak  dan dalam satu kelompok bisa ditemukan 4-6 ekor dengan kecepatan renang 10 km/jam atau 25 km dalam sehari.     "   Dugong sering muncul di Teluk Balikpapan. Beberapa tahun terakhir, habitat mulai terancam karena ekspansi pembangunan dan industri di kawasan tersebut  ",  Ujar SiGaluh Sri Jimmy tentang Duyung  biasa juga disebut sebagai  Lembu laut, Sapi laut, babi laut, onta laut,  Gajah laut hingga disebut sebagai nona laut.

Beberapa kesamaan manusia dan Duyung  diantaranya,  Duyung juga membutuhkan waktu sekitar 9 (9-14 bulan), Dugong dewasa dapat mencapai usia hingga 73 tahun, Usia reproduksi  sekitar 7-17 tahun dan bisa reproduksi kembali setelah 2,5 tahun-6 tahun bulan untuk bisa melahirkan anakannya,  Duyung bisa mengeluarkan air mata/menangis  karena  lubrikasi  saat berada di darat, struktur  jari-jari  sirip pada tungkai atau lengan untuk bergerak bebas di dalam air dan memeluk anaknya, Duyung memiliki Tulang belakang dan Rusuk.     Hal berbeda Berat Duyung saat lahit hanya 25-35 kg tetapi ukuran tubuh maksimal bisa hingga 4,1 meter dan berat 1 ton (1000 kg).

Ikan Duyung di Pantai Alor,
Ikan yang kaya akan hikmah dari Leluhur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...