Jumat, 25 April 2014

PUTRA PRABOWO SUBIANTO MENDUNIA DI DUNIA FASHION



“ Untuk bisa tampil di Paris bersama desainer terkenal dari belahan dunia lainnya sungguh merupakan tantangan yang luar biasa bagi saya sebagai orang Indonesia,” kata Didit Prasetyo.




Bangsa Indonesia khususnya Dunia fashion tanah  air  selayaknya bangga dengan Didit Hadiprasetyo, yang telah mengibarkan karya-karya fashionya di  Negara pusat  Fashion dunia Prancis.  Meski  sang  ayah,   Prabowo Subianto tengah  sibuk di  pemilihan 2014 dengan  berbagai geliat politik seperti menjaring koalisi dengan partainya dan  kampanye pencapresannya  serta langkahnya beliau yang akan merangkul FPI.    Didit Hediprasetyo kelahiran 1984, putra semata wayang Prabowo Subianto tidak turut  dengan kesibukan ayahnya  di kancah politik  karena  dia punya interest  yang berbeda dan tentunya membanggakan sebagaimana capaian sang ayah di tanah air.  Diam-diam, Didit telah mengharumkan nama Indonesia di kancah Fashion Internasional.


Di panggung Paris Fashion Week, rancangan Didit Hediprasetyo berada bersama karya Giorgio Armani, Christian Dior, Georges Chakra, Zuhair Murad, Versace, Jean-Paul Gaultier, dan desainer kelas dunia yang lain. Didit tercatat sebagai perancang busana yang masuk daftar official of calendar Paris Fashion Week yang menggelarkan peragaan untuk perancang internasional.  Hadi berkata, dalam setahun ia menggelar karyanya untuk pagelaran Spring-Summer dan Fall-Winter yang berarti dalam setahun ia dapat menyelesaikan dua koleksi yaitu koleksi Fall-Winter dan Koleksi Spring-Summer setiap satu koleksi berkisar 20-40 pakaian.


Didit mengaku, pergulatannya dengan dunia fashion saat ini justru menjadi sempurna.  “Karena saya akhirnya bisa melakukan semua keinginan tersebut dalam satu jalan karier,  satu hal yang selalu saya yakini adalah saya ingin menciptakan sesuatu yang visual yang dapat menceritakan sebuah cerita atau merefleksikan sebuah emosi,” paparnya.   Sebagai desainer   ia tengah dalam tahap pematangkan konsep karya  . “Saya masih fokus dalam eksplorasi teknik dan inspirasi dalam berkarya. Karena itulah saya memulainya dalam bentuk couture, bukan berupa produk massal ready to wear.”    Karya yang dihasilakan ditujukan pada target pasar perempuan usia 28-60 tahun dengan motipasi   “Pecinta seni yang menghargai karya pembuatan tangan yang diaplikasikan ke sebuah pakaian yang praktis,” imbuh Didit yang dikenal pemalu dan rendah hati.


Karena minatnya di dunia Fashion yang cukup besar  maka Didit membekalkan diri dengan belajar desain fashion selama 4 tahun di Parsons New York (Parsons School of Design, sekarang Parsons the New School for Design) dan Parsons Paris (Ecole Parsons à Paris) yang merupakan sekolah desain yang sangat populer.   Untuk memperkaya wawasan didunia seni yang dapat mematangkan karienya  dia juga mengambil kursus melukis, fotografi, dan sejarah seni.   Didit memperoleh penghargaan Silver Thimble 2006 untuk karyanya sebagai pelajar, dan lulus 2007.  



Didit merupakan bintang yang  lagi menyala terang di Blantika Mode.   Penampilan perdananya di Paris Couture Fashion Week Spring/Summer 2010  saat itu berhasil  membetot perhatian publik mode Paris.   “Saya tidak menyangka show koleksi saya yang pertama itu mendapatkan apresiasi dan sambutan positif dari kalangan fashion internasional,” ucapnya,  dan sukses tersebut  menjadi debut awalnya sebagai desainer  berkelas dunia.   Untuk lebih menunjang profesinya Ia pun mendirikan labelnya sendiri :  “ Didit Hediprasetyo “   bermarkas di Paris.


Terobosan dunia fashion yang telah dilakukan Didit,  dengan memperkenalkan karyanya   model songket Indonesia dalam garis rancangan yang feminin, minimalis, regal dan understated.   Didit mengaku peduli untuk  memajukan citra dan kualitas produk tenun Indonesia yang berimplikasi dapat  meningkatkan perekonomian perajin Indonesia.   Meski tinggal di Paris, saat ini ia memiliki workshop di Jakarta, serta tim komunikasi dan pemasaran berada di Paris.   “ Untuk selanjutnya ia  akan memulai bisnis ready to wear,  second line yang dapat menjangkau pasar yang lebih luas.”


Pagelaran karya Didit Hediprasetyo dalam Paris Fashion Week Haute Couture Spring-Summer 2013,   Rabu, 23 Januari 2013  di Hotel Shangri-La, Paris, Prancis.  Koleksi  yang ditamplkan terlihat tak banyak bermain dengan detail yang rumit,  namun lebih mengutamakan garis potongan sederhana yang menonjolkan lekuk tubuh pemakainya.  Misalnya saja gaun hitam panjang, atau gaun putih polos berdetail kerut. Meskipun terlihat sederhana  namun gaun rancangannya  tetap terlihat anggun dengan pemilihan material yang lembut.


Didit juga tercatat sebagai desainer kedua setelah Karl Lagerfeld dan pertama di Asia, yang diajak berkolaborasi oleh perusahaan mobil papan atas Jerman, BMW  dengan  keterlibatannya dalam  perancangan  desain interior dan eksterior BMW Individual  7 Series yang  telah diluncurkan pada 2012 dan hanya diproduksi lima unit.



 
















 
Inilah Didit Hediprasetyo, anak singa yang mendunia.






Indah busana gambaran hati yang baik,
Bangsa yang berbudaya memiliki etika berbusana yang layak.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANDI RENDI RUSTANDI ANAK BURUH DAN PENJUAL GORENGAN SERING TERUSIR BEKERJA DI LEMBAGA RISET BESAR JEPANG

NusaNTaRa.Com byAsnISamandaK,             S    a    b    t    u,      3     0        M     a     r     e     t        2     0     2     4   ...