Selasa, 15 April 2014

BUSMETIK, TEHNOLOGI BUDIDAYA UDANG MASA DEPAN






Udang masih termasuk primadona hasil perikanan Indonesia yang banyak dipasarkan keluar negeri atau ekspor sehubungan makin tingginya permintaan pasaran dan harga yang sangat menguntungkan.  Untuk meningkatkan produksi udang dalam rangka meningkatkan pendapatan dan memenuhi permintan pasaran, berbagai upaya dilakukan seiring dengan keterbatasan alam, untuk itu menoleh usaha Budidaya merupakan alternatif pilihan yang saya rasa tidak dapat dikatakan LUCU.

BUSMETIK, Merupakan salah satu rekayasa teknologi Budidaya perikanan yang dapat di terapkan pada lahan sempit, dan lahan kritis serta memungkinkan untuk dilaksanakan sekalipun dalam kawasan perkotaan.  Teknologi Busmetik ialah  pengembangan Budidaya Skala Mini Empang Plastik HIDPE (Hight Density/Polyethylene) berukuran 600 m2 (20 x 30 m, tinggi air 90 Cm) menggunakan 3 buah kincir air dengan penebaran benur 70 ribu ekor (117 ekor / m2), dengan lama pmeliharaan 120 hari dapat menghasilkan produksi udang 700 kg udang size 70 (1 kg 70 ekor), yang dilaksanakan Kementrian KP di sekolah Tinggi Perikanan (STP) Serang, Banten.

Di Pacitan Jawa Timur 24 Desember 2013, panen perdana udang Busmetik pada 3 petakan menghasilkan 5 ton udang dengan rata-rata ukuran 80  dengan nilai jual per kilogram Rp 70 - 80 ribu dengan keuntungan Rp 70 juta per petak budidaya/empang, waktu panen cukup singklat karena dipercepat mengingat bahaya kondisi hujan saat itu, padahal sebaiknya masa  pemeliharaan udang selama 104 hari, kata kepala Desa Sidomulyo  Anggono Suryo yang turut hadir dalam acara panen tersebut.

Kegiatan ini tentunya memerlukan prosedur pakan dan pengawasan hama dan penyakit yang lebih intensip dalam mendukung pertumbuhan dan mencegah terjadinya penyakit yang dapat menghambat perkembangan hasil budidaya, serta perlunya pengaturan air dengan baik agar tetap sesuai dengan kondisi Udang yang dipelihar.  Konsep tehnologi ini tentunya akan memberikan satu cakrawala berpikir masyarakat bahwa bertambak tidak harus dengan lahan yang luas tapi dengan lahan sempit penerapan tehnologi yang intensip juga akan memberikan hasil yang besar.

"Mengingat teknologi ini mampu meningkatkan produktivitas udang maka kita akan terus mengembangkan yang diharapkan tidak saja dilakukan pemerintah tapi juga pengusaha swasta," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Tjitjip Sutardjo kepada pers usai panen udang di Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Serang, Banten, Minggu.  Keunggulan tehnologi ini dengan produksi dapat mencapai 2 ton pada lahan 600 dan masa pemeliharaan yang relatip singkat merupakan alternatip untuk dikembangkan dan konsep ini telah dipraktekkan pada beberapa daerah Jawa Timur, Lampung dan Aceh, sehingga beberapa negara Luar seperti Filipina, India, Timor Leste, Malaysia dan China telah mengirimkan tenaga ahlinya untuk mempelajarinya bagi kegunaan dinegara masing-masing.
by BakriSupian




Udang Sitto di bakar rasanya Gurih,
Usaha tekun dan berilmu memberikan masa depan Cerah.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANDI RENDI RUSTANDI ANAK BURUH DAN PENJUAL GORENGAN SERING TERUSIR BEKERJA DI LEMBAGA RISET BESAR JEPANG

NusaNTaRa.Com byAsnISamandaK,             S    a    b    t    u,      3     0        M     a     r     e     t        2     0     2     4   ...