Selasa, 18 Februari 2014

PENERAPAN TEKNOLOGI BWD, MENGEFEKTIPKAN PENGGUNAAN PUPUK N





        Nitrogen merupakan unsur hara dalam tanah yang sangat diperlukan dalam pertanian khususnya bagi pertumbuhan tanaman.   Sumber utama  Nitrogen bebas  (N2) berasal dari Atmospir bumi sekitar 78 % yang terfiksasi oleh air atau proses lain  menjadi kandungan Hara tanah seperti senyawa Nitrat, Amonium, Amin dan Sianida, pengolahan tanah merupakan salah satu proses lain  pengayaan akan unsur tersebut.   Nitrogen  yang diserap tanaman biasanya dalam bentuk NO3-  dan NH4+  berkisar  30 – 45 % kandungan Nitrogen dalam tanah selebihnya akan hilang tergerus air atau denitripikasi.

Dalam kegiatan sehari - hari peran nitrogen pada tumbuh – tumbuhan berhubungan dengan aktivitas fotosintesis dalam hal ini pembentukan protein, Protoplasma, kloroplas dan enzim,  secara langsung atau tidak Nitrogen sangat penting dalam proses metabolism dan respirasi.      Sehingga Nitrogen pada tanaman berfungsi sebagai,  (1) meningkatkan pertumbuhan tanaman, (2)meningkatkan  kadar protein dalam tanah, (3) meningkatkan tanaman penghasil dedaunan seperti sayuran dan rerumputan ternak, (4)meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah, (5) berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman.       Kebutuhan tanaman akan Nitrogen sangat terukur sesuai dengan kebutuhan sehingga kelebihan nitrogen dapat berdampak negatif pada tanaman, seperti :  (1)   Menghasilkan tunas muda yang lembek / lemah dan vegetative,   (2)  Kurang menghasilkan biji dan biji-bijian,   (3)   Menperlambat pemasakan / penuaan buah dan biji-bijian,    (4)   Mengasamkan atau menurunkan PH tanah yang akan merugikan karena  akan mengikat unsur hara lain, sehingga akan sulit diserap tanaman.

Strategi Pengelolaan pupuk N (Nitrogen) dalam hal ini tentunya menjadi sangat penting dalam mencapai pemupukan N yang optimal yang sesuai dengan kebutuhan tanaman,  sehingga berdampak pada pengurangan kehilangan Nitrogen  dan dapat meningkatkan serapan tanaman akan kebutuhan N tersebut.     Untuk menciptakan kondisi pengelolaan tersebut dibutuhkan satu teknologi yang mampu menerapkan penggunaan N yang sesuai  salah satunya dengan  menggunakan Teknologi Bagan Warna Daun (BWD).

Teknologi BWD (Bagan Warna Daun) suatu cara penggunaan sejenis alat  yang memiliki enam (6)  skala/nilai  warna sebagai pembanding pada tanaman yang  akan diberikan pupuk  atau perlakuan lain mulai dari warna hijau kekuning – kuningan sampai warna Hijau gelap yang secara tidak langsung dapat memberikan gambaran kandungan Klorofil daun dan status Nitrogen dalam tanaman,  sehingga dengan mudah petani dapat menentukan kapan dan seberapa besar  pemberian pupuk Nitrogen tersebut bagi tanamannya.

Agar pemberian pupuk  jadi efektip dan efisien tentunya kita harus mengetahui  kebutuhan tanaman akan unsur tersebut dan ketersedian unsur tersebut  dalam tanah,  dimana indicator warna tingkat kehijauan daun tanaman (seperti Padi) dapat menjadi ukurannya.    Cara menentukan aplikasi pupuk N dengan menggunakan Tehnologi BWD dapat dilakukan dengan dua cara :
1.        BWD Waktu tetap, yaitu Waktu pemupukan ditetapkan dahulu berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman (semisal padi) antara lain fase  saat anakan aktip dan pembentukan malai atau saat primordial.   Pembacaan BWD hanya dilakukan menjelang pemupukan kedua (Padi, anakan aktip 23-28 HST) dan pemupukan ketiga  (tahap primodial, 38-42 HST) sehingga dosis pupuk yang digunakan jadi kurang.   Jika bacaan skala warna berada dibawah nilai kritis (<4) maka dosisi pemupukan yang digunakan dinaikkan sekitar 25 % dari jumlah yang sudah ditetapkan namun demikian juga sebaliknya jika bacaan skala di atas nilai kritis (>4) maka dosis pupuk N yang diberikan dikurangi 25 % dari yang telah ditetapkan.

2.       BWD Sebenarnya,  yaitu penggunaan BWD dimulai ketika tanaman Padi 14 HST kemudian secara periodic diulangi 7-10 hari sekali sampai diketahui nilai kritis saat pupuk N harus diaplikasikan.   Tanaman padi 14 hari sebelum Pindah  telah diberikan pupuk dasar N dengan takaran 50 – 70 kg Urea per hektar, saat ini belum dibutuhkan pengukuran dengan BWD nanti saat berumur 25 – 28 HST baru dimulai dengan pengulangan setiap 7 – 10 hari  sekali sampai tanaman dalam kondisi bunting atau Fase Primodial.  Untuk padi Hibrida dan Padi tipe baru pengukuran tingkat kehijauan dilakukan samapai tanaman sudah berbunga sejumlah 10 %.


Pembacaan BWD, Secara acak ambil  10 tanaman  sehat  pada hamparan yang seragam atau satu wilayah pengelolaan , pilih daun teratas yang telah membuka penuh pada satu rumpun, letakkan  bagian tengah daun tersebut diatas BWD, kemudian bandingkan warna daun tersebut dengan warna skala  pada BWD.  Jika warna daun berada diantara dua skala warna gunakan nilai rata-rata diantara nilai dua skala tersebut.  Saat pengukuran tidak dianjurkan menghadap matahari karena akan mempengaruhi nilai pengukuran.

Jika nilai skala BWD rata-rata diperoleh  dari 5 daun Padi berada dibawah 4 atau nilai kritis dari 10 daun Padi yang diamati, maka tanaman perlu diberi pupk N segera dengan dosis sebagai berikut, a).  50 – 70 kg urea per hektar pada musim hasil rendah.  b).  75 – 100 kg urea per hektar  pada musim hasil tinggi dan  c).  100 kg urea per  hektar  pada Padi hibrida dan Padi tipe baru baik pada musim hasil rendah maupun musim hasil tinggi.

Bagaimana penggunaan  BWD untuk pemberian pupuk N pada tanaman lain selain Padi seperti Jagung dan lain-lain ?.  Tentunya aplikasi BWD tersebut  kurang lebih sama, tinggal menyesuaikan dengan benar kadar kebutuhan Unsur  N tanaman tersebut disetiap tahapannya dan fase yang perlu diamati dari setiap tanaman yang membutuhkan aplikasi pupuk N.   Namun kita perlu mendapatkan kebutuhan dosis yang tepat buat  pupuk  N yang dibutuhkan pada setiap skala BWD tersebut untuk jenis setiap  setiap jenis  tanaman Jagung dan lainnya yang akan  menggunakan BWD yang kemungkinannya akan berbeda.
By BakriSupian
Resensi, ekstensia edisi 8, 2013.




Kehijauan daun tanaman menggembirakan Petani,
Penggunaan tehnologi dan  bibit berkualitas  menghasilkan produksi tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PETUALANGAN PERAHU BOROBUDUR 2003 HINGGA CAPE TOWN, DALAM EKSPEDISI JAKARTA – GHANA AFRIKA

NusaNTaRa.Com byLaDollaHBantA,            S   a   b   t   u,    2    7         A    p    r    i    l        2    0    2    4           P...