Minggu, 06 November 2022

TIGA NEGARA ASIA TENGGARA TETANGGA INDONESIA YANG ENGGAN MEMBERI SANGSI KE RUSIA TERKAIT UKRAINA.

NusaNTaRa.Com

byPakeLEE,     R   a   b   u,     1   9     O  k  t  o  b  e  r     2  0  2  2

Gadis bermain di patung revolusioner Rusia Vladimir Lenin di  taman di Hanoi,
Vietnam (diambil,  23 Januari 2019)

Sejak serangannya ke Ukraina, Rusia telah menjadi negara yang paling banyak terkena sanksi di dunia,  meski demikian  hanya sedikit pemerintah di Asia yang mengambil sikap tegas terhadap tindakan Moskow yang arogan tersebut  sehingga  negara-negara Asia yang bergabung dengan sanksi yang dipimpin Barat, hanya terlibat sebesar 8% dari perdagangan global Rusia.

China menjadi salah satu negara telah menolak untuk langsung mengutuk serangan Rusia ke Ukraina dan belum menjatuhkan sanksi apa pun terhadap negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin.   Ada pula beberapa negara sahabat Rusia  yang berada  di kawasan Asia Tenggara yang ogah ikut memberikan sanksi kepada Kremlin,  berikut negara-negara tersebut,  sebagai  laporan  NusaNTaRa.Com  pada Rabu   (19/10/2022)   :  

Thailand

Pemerintah Thailand telah menyatakan sikap untuk mempertahankan posisinya dengan bersikap netral atas konflik yang terus berlanjut antara Rusia dan Ukraina sikap ini tak lepas dari upaya negara gajah putih melayani  hubungan mereka dan kepentingan nasional.   Juru Bicara pemerintah Thailand,  Thanakorn Wangboonkongchana menegaskan posisi Thailand tetap netral bersama dengan ASEAN  dan di samping itu, prioritas utama negaranya yakni melakukan evakuasi warga Thailand yang berada di Ukraina.

"  Prioritas pemerintah adalah evakuasi warga Thailand dari Ukraina, sembari mengadvokasi perlunya solusi damai  ",  Ujar SiDin T Wangboonkongchana katanya,  setidaknya, terdapat sekitar 250 orang Thailand yang tinggal di Ukraina ketika invasi dimulai pada Februari 2022 lalu.   Bangkok juga bergabung dengan 57 negara lain dan abstain dari pemungutan suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ketika menskors Moskow dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC).   Moskow sendiri sebelumnya mencoba mengambil untung dengan menawarkan senjata, investasi, pariwisata  dan dukungan diplomatik kepada Thailand guna menahan kerugian akibat sanksi internasional untuk Rusia.

Hubungan Thailand dan Rusia dimulai dengan ikatan pribadi yang intim antara keluarga kerajaan Siam dan Rusia saat itu selama pemerintahan Tsar Alexander III di Moskow.   Pada tahun 1891, tiga tahun sebelum menjadi tsar berikutnya, Nicholas II melakukan perjalanan melalui Bangkok dan bertemu dengan Raja Siam Chulalongkorn. Raja Chulalongkorn kemudian mengunjungi Tsar Nicholas II yang baru bertahta di St Petersburg dan mereka menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1897.

Myanmar

Hubungan Myanmar dan Rusia terbilang dekat. Rusia merupakan pemasok utama senjata bagi militer Myanmar,  bahkan Negara  tetangga RI sesama Asean ini juga berencana mengimpor minyak Moskow, guna meredakan kekhawatiran pasokan dan kenaikan harga.  Perlu diketahui sejak kudeta junta di 2021 Myanmar terus dilanda gejolak politik,  diikuti  perekonomian  juga terpukul keras oleh harga bahan bakar yang tinggi dan berimbas ke pemadaman listrik.

President Putin with the King of Thailand, Bhumibol Adulyadej.

Kerjasama tersebut  dibahas  kala  Kepala Junta Jenderal Min Aung Hlaing datang ke Rusia Juli 2022 lalu bahkan oihak  Militer  telah membentuk Komite Pembelian Minyak Rusia yang dipimpin oleh sekutu dekat Min Aung Hlaing.   Interfax menyebut kunjungan Min Aung Hlaing ke ibu kota Kremlin saat itu dengan misi pribadi  tapi pernyataan lain menyebutkan  akan datang untuk membicarakan soal kerja sama ruang angkasa pengan Moskow serta  akan membahas soal nuklir.   Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov   juga sempat berkunjung ke Myanmar untuk melangsungkan pertemuan dengan pejabat tinggi pemerintahan militer salah satu negara Asean tersebut.

Vietnam

Serangan Rusia ke Ukraina menempatkan Vietnam dalam posisi yang canggung secara politik dan diplomatic  karena  Hanoi terjebak antara mencoba menghindari kecaman terhadap Rusia dan menenangkan sentimen populer di negaranya untuk mendukung Ukraina.  Vietnam dua kali abstain pada pemungutan suara PBB terhadap tindakan Rusia sebelum akhirnya memberikan suara menentang resolusi pada awal April 2022, yang menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

Laporan Asialink mengungkapkan Rusia merupakan pemasok senjata utama Vietnam dan mitra strategis utama dalam upaya Hanoi untuk melindungi diri dari ancaman China di kawasan itu.   Ada beberapa faktor yang mengikat Vietnam ke Rusia dan membuat Hanoi terikat dalam penanganannya terhadap serangan Rusia,  secara historis Moskow   pendukung strategis Vietnam yang berharga dan  Rusia  penyumbang  terbesar dari impor senjata Vietnam, sekaligus adalah mitra kunci dalam proyek minyak Vietnam di Laut China Selatan.  Akibatnya Vietnam tidak dapat mempertaruhkan kesiapan militernya sendiri dengan secara terbuka mengutuk negara Putin tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing 

Forum Ekonomi Timur 2022 di Vladivostok, 7 September 2022


 

Politik dan Militer persatukan Negara di dunia.

Thailand, Myanmar dam Vietnam enggan beri sangsi Rusia.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...