Minggu, 14 Oktober 2018

MUSEUM PLTD APUNG ACEH MEMUAT KISAH BENCANA KEMANUSIA TSUNAMI 2004

NusanTaRa.Com
byBakuINunukaN, 16/10/2018


"  BOOMMMM ….  BOOMMMM  dua bunyi ledakan berasal dari Samudera Indonesia di Barat kota Aceh, selang beberaapaa menit air laut di Pantai Ulee Lheuee meninggi berupa gelombang setinggi 30 meter yang berasal dari tengah laut dan terus merangsek ketengah kota Aceh.   Kapal PLTD Apung Aceh  yang berlabuh di Pantai Ulee Lheuee  saat itupun terangkat naik oleh ombak dan menyeretnya  kedarat melintasi dan merusak sebuah jembatan dimuara sungai Ulee Lheuee,  kearah  Lempaseh terus menyusuri  aliran sungai,  kemudian terdengar lagi satu ledakan BOOMMMM …… yang mengarahkan PLTD Apung Aceh membelok kearah kanan sungai.   Selang dua puluh lima menit sejak ledakan pertama tiba-tiba bah Ombak tersebut mereda dan air kembali turun kelaut, sehingga PLTD Apung Aceh terkandas di area  Gampong Punge Blangcut Aceh, kalau saja tidak ada ledakan ketiga  dieprkirakan kapal akan mendarat di pusat kota Aceh.  ". 

Demikian gambaran sekilas kejadian Tsunami Aceh 26 Desember 2004 pada Kapal PLTD Apung Aceh di Pantai Ulee Lheuee yang  terpantau oleh Kamera Satelit  Palapa yang saat itu mengorbit disekitar angkasa aceh  yang dapat kita  saksikaan di Museum PLTD Apung Aceh.   Sebagaimana di ketahui bahwa saat itu terjadi bencana Gelombang Tsunami nasional di aceh  yang beraasal dari lautan di barat kota Aceh dan menyapu semua wilayah pantai aceh  dan menerpa hingga ke 24 negara di sekitar Samudera Indonesia.   Bencana kemanusia tesebut mengorbankan 240,000 jiwa warga Aceh dan kerugian materil yang tak terkira,  diluar korban yang timbul dinegara lain.
 


PLTD Apung Aceh  yang hadir di pantai Ulee Lheuuee tahun 2003 dari Batam untuk mendukung operasionil Listrik PLN Aceh yang kala itu banyak mengalami gangguan pelayanan, baik karena kerusakan jaringan dan tiang listrik yang dilakukan para ekstrimis yang pada saat mengganggu keamanan di Aceh.   Pasca Tsunami mesin pada kapal tersebut telah dibuka dengan rencananya  akan dikmbaalikan ke pangkalan semula, namun sebagian kalangan menganggap sebaiknya di jadikan Museum untuk memperingati “  Bencana Kemanusia Gelombang Tsunami 2004  “ dan Tempat Wisata,    terlebih adanya kesulitan dalam mengembalikan kapal tersebut ketempat semula yang berjarak 7 km.  

Mengunjungi Museum PLTD Apung Aceh di Gampong Punge Blang Cut yang menempati areal seluas 2 Ha, sebelum masuk gapura yang diatasnya bertuliskan “  Selamat Datang Museum PLTD APUNG ACEH “  dijaga pemeriksa tiket yang dibeli seharga Rp 40.000/orang.   Di halaman tersebut terdapat kantin, Penjual Souvenir dan penjual buku dan tempat parkir kendaraan, pada kesempatan ini saya membeli dua buku yang berkisah tentang sejarah Tsunami 2004 yaitu Misteri dan Keajaiban Kapal di atas Rumah Lampulo Banda Aceh dan Dahsyatnya Tsunami Aceh, Sejarah, Fakta, Faktor dan Testimoni, keseluruhan seharga Rp 120.000. 

Melewati Gapura terdapat monument Tsunami berupa tiang segi empat di atasnya terdapat replika Perahu kayu agak rusak dari beton memuat bundaran Jam yang diselimuti Ombak besar, ketinggian keseleuruhan sekitar 4 meter.   Ditengah area Museum berdiri  Kapal PLTD Apung Aceh yang dulunya berbobot  2.600 ton, di kelilingi Jeramba dari kayu tempat para pengunjung menyaksikan dari luar sambil Klikkk,  sebuah menara setinggi kapal tersebut  dan dibeberapa titik terdapat taman dengan lantai semen serupa ombak-ombak dengan tanaman kelapa. 
 

Memasuki Museum PLTD Apung terlebih dahulu melewati tangga besi ke lantai dasar kapal kemudian memasuki kapal yang terdiri tiga lantai tapi hanya berupa Beranda di dinding kapal.  Dilantai dasar kita dapat menyaksikan berbagai kisah PLTD Apung Aceh dan kejadian Tsunami berupa Gambar, Penjelasan, Videorama dan benda-benda terkait seperti Gambaran Kejadian PLTD Apung sampai dilokasinya, Gambaran Kapal PLTD Apung semulanya, Gambaran Kejadian Tsunami, Gambaran Tsunami dan PLTD Apung berdasarkan kesaksian orang, Gambaran Relawan Tsunami dalam misi Kemanusiaan tersebut, Penyajian live via Videotron, Kronologis gambaran kejadian Tsunami dan sebagainya.  

Untuk Lantai selanjutnay kurang lebih seperti itu tapi dengan alat peragaan yang berbeda serta kita mendapat penjelasan dari petugas yang ada setiap saat disitu dengan cukup jelas.  Dilantai dua ini saya mendapatkaan Foto yang diambil Satelit yang lagi bereda di angkasa Aceh saat itu berupa Kapal PLTD Apung di atas badai ombak yang sangat besar.   Gambaran lain tentunya seputar sejarah bumi aceh purba dan sekarang,  serta gambar petugas Relawan kemansian  dari Negara sahabat dan dari berbagai Provinsi  dalam  bertugas membantu mengurangi beban para korban dan membenahi infrastruktur yang rusak.  Naik keatas Dek kapal teratas juga banyak dilakoni para pengunjung  untuk  Berfoto dan mengamati keadaan sekitar terlihat Pantai Ulee Lheuee sambil berdiskusi. 

Kapal PLTD Apung dibuat di Pulau Batam 15 oktober 1996 di galangan kapal PT. Batamas Jala Nusantara yang digunakan untuk memberikan bantuan dukungan penyedian Listrik di Nusanatara yang membutuhkan.   Operasi Kapal PLTD Apung pertaama tahun 1997 di Pontianak karena enjin listrik disana lagi mengalami perbaikan besar-besaran,  tahun 1999 PLTD Apung bertugas di Bali untuk mengatasi krisis  listrik akibat gangguan kabel bawah laut Jawa dan Bali,  PLTD Apung bertugas di Pulau Madura,  PLTD Apung kembali bertugas ke  Pontianak dan PLTD  Apung bertugas di Banda Aceh tahun 2003 akibat kerusakan jaringan listrik oleh gangguan Gerombolan yang sering mengganggu keamanan kala itu. 

Mengunjungi Museum PLTD Apung Aceh benar-benar akan mengingatkan kita akan sejarah Bencana Kemanusia Nasional Tsunami 2004 sebagai bencana terbesar di abad tersebut dan kedua terbesar yang pernah terjadi di muka bumi.  Sebuah bencana yang disebabkan Gelombang Laut seismik berupa rangkaian gelombang besar setinggi 30 meter dan kecepatan arus mencapaai 350 km per jam disebabkan oleh Pergeseran lapasin tanah dasar laut oleh gempa bumi berkekuatan 9,1 – 9,7 skala richter yang terjadi di Samudera Indonesia 60 km sebelah barat kota Aceh.  Presiden Susilo Bambang Yudoyono 2005 menetapkan hari tersebut sebagai Hari Bencana Kemanusia Tsunami Nasional dan menerima bantuan Negara sahabat dalam membangun kembali Aceh.  
Gelombang Tsunami memilukan hati,
PLTD Apung Aceh museum sejarah Tsunami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PARI GERGAJI GIGI KECIL DAPAT SURVIVE DENGAN BAWAAN PARTHENOGENESIS BILA TERTEKAN

NusaNTaRa.Com byIrkaBPiranhA,         S     e    n    i     n,        0    6      M    e    i      2    0    2    4   Pari Gergaji Gigi Ke...