Kamis, 11 Mei 2017

DIPERKIRAKAN CUMI-CUMI RAKSASA MATI DIPANTAI MALUKU, NAMUN KEMUNGKINAN PAUS

NusanTaRa.Com



Seorang warga Pesisir Pantai Dusun Hulung Kabupaten Seram Barat Maluku menemuukan seekor bangkai hewan besar terdampar di pantai pada Selasa 9/5/2017  21.00 WIT, sebagaimana di ungkapkan Dandim 1502/Masohi Letkol Inf Achmad Fikri Dalimunthe.  Adalah Saudara Asrul penduduk setempat yang pertama kali menemukan makhluk raksasa menyerupai cumi-cumi,  ia melihat di pesisir Pantai Hulung dalam keadaan gelap, dan mengira ada perahu yang bersandar,  (10/5/2017).

Asrul Tuanakota (37) yang menemukan Bangkai tersebut kemudian memberitahukan kepada warga lain dan  Babinsa di wilayahnya.  Warga setempat kemudian banyak datang menyaksikan bangkai tersebut dipantai menduganya sebagai Cumi- Cumi raksasa yang telah mati diperkirakan sudah tiga hari dengan tubuh yang membengkak.  "  Belum diketahui pasti penyebab cumi raksasa terdampar di pesisir pantai  ",  Ujar SiDin  Dalimunthe.

Mahluk raksasa itu diperkirakan masyarakat Cumi-cumi  berukuran 15 meter dengan berat sekitar 35 ton.   Salah satu pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kabupaten Seram Bagian Barat, Nasrun, mengidentifikasi bangkai hewan raksasa itu sebagai paus.  "  Saya identifikasi dari foto itu paus, jenis sperm whale karena tidak melihat ventral grooves atau lipatan pada rahang bawah seperti pada baleen whale. Informasi nelayan ngotot itu cumi-cumi  ",  Ujar SiDin Nasrun, Rabu (10/5/2017) malam.

"  Belum bisa dipastikan untuk jenisnya karena bentuk dari binatang tersebut sudah hancur. Dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mengambil example untuk diteliti lebih lanjut  ", Ujar SiDin Dalimunthe Dikutip NusanTaRa.Com, Kamis (11/5).   Ada pun yang diambil contoh untuk diteliti adalah bagian kulit, sayap kanan, bagian daging, dan rahang. Example itu sore ini dibawa ke Balai Riset Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta untuk diteksi DNA nya.

Pemeriksaan awal, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bangkai hewan raksasa itu memiliki panjang 22 meter dan lebar 8 meter. Hewan ini memiliki dua taring dengan panjang 5,5 m dan diameter 13 m. Hewan tersebut memiliki 4 tangan/sirip, 2 di bagian belakang dan 2 di depan. Panjang masing-masing tangan/sirip adalah 2,50 m.   "  Memiliki ekor mirip ekor buaya dengan panjang 5,50 m. Makhluk tersebut diperkirakan mengeluarkan racun yang mengakibatkan ikan-ikan kecil dan taripang yang ada di sekitarnya mati. Kondisi bangkai mamalia laut tersebut sudah mengeluarkan bau tidak sedap sampai radius 500 meter  ",  Ujar SiDin Dalimunthe.

Tim riset dari KKP rencananya besok, Jumat (12/5), akan kembali ke lokasi untuk melanjutkan penelitian terhadap bangkai hewan raksasa ini. Seharusnya tim riset dari LIPI hari ini juga akan meninjau bangkai hewan itu namun terkendala masalah akomodasi.  Sebagian masyarakat dan tokoh beranggapan sebaiknya Pemerintah Kab SBB dan Pemerintah Provinsi Maluku harus cepat mengambil langkah untuk pemindahan bangkai mamalia tersebut dikarenakan akan menimbulkan pencemaran lingkungan serta bau yang tak sedap. 

Perairan Maluku terletak antara Samudera Fasipik dan Samudera Indonesia yang menjadi jalur migrasi bagi berbagai jenis ikan seperti Ikan Terbang dan Ikan Paus dalam mengikuti alur ruaya alami hidup ikan tersebut.  Laut Maluku sejak dahulu menjadi alur migrasi bagi ikan paus sehingga pada musim tertentu kita bisa melihat ikan paus bergerombol merenangi laut Maluku menuju utara dengan semburan air yang tinggi bahkan ada yang mencapai 10 meter. 

byBambanGBiunG


Paus dikira Cumi-Cumi kok bisa,
Menjaga jalur Migrasi ikan menjamin kelestariannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISAH JANDA PANGERAN CINA YANG BERUBAH MENJADI BATU. LEGENDS GUNUNG KINABALU DI SABAH

NusaNTaRa.Com     byGreaTBritteN,       J    u    m    a    t,     0    3      M    e    i       2    0    2    4   Gunung KINABALU gunung...