Senin, 15 Mei 2017

TANJUNG ISSUY PESONA BUDAYA DAYAK DI SISI DANAU JEMPANG

NusanTaRa.Com

Kesempurnaan pesona Danau Jempang  yang terletak di Kab. Kutai Barat terletak pada keunikan kampong Tanjung Issuy,  sebuah kampung tradisional Dayak yang terletak ditanjung  sisi selatan Danau Jempang dihuni suku Dayak Benuaq, Dayak Tunjung,  Kutai/Melayu dan suku pendatang lainnya.   Kehidupan Masyarakat Tanjung Issuy yang sebagia besar  beragama Kristen  sehingga ketika memasuki Kampung ini kita akam melihat beberapa deret Gereja,   Mesjid akan kita temukan di sisi danau  yang banyak di huni warga Islam.   Meski  sebagai kampung tradisionil yang ditandai dengan masih berjalannya pola hidup tradisi,  berjalannya perayaan adat dan  masih adanya rumah adat Lamin dengan kegiatannya tapi kehidupan  di kampung ini sudah cukup baik ditandai bangunan rumah permanen,  ada pasar kampung dan banyaknya kendaraan pribadi milik warga.

Kampung yang terletak disisi danau ini memiliki banyak Jembatan atau jeramba tempat pemberangkatan atau sandaran perahu,  dibagian tengah terletaak dermaga utama dengan dua pilar penghiasnya terbuat dari ukiran khas  Dayak Benuaq yang bermotipkan satwa seperti Naga, Enggang, Babi dll yang sayang dilewati tanpa berpose disitu.   Di pesisir Kampung Issuy ini juga banyak ditemukan Rumah  Apung yaitu tempat tinggal yang  dibangun diatas batang atau rakit yang mengapung  serta disampingnya  terkait 2-4 Jaring Aping tempat budidaya ikan,  sehingga tak heran ketika kita melewati tempat  terlihat penjemuran ikan  asin.   Ikan asin ini banyak dijual ke Sendawar,  Melak, Tenggarong, Samarinda dan kampung disekitarnya dengan Harga Rp 30.000 per kg.

Dua Gambaran panorama diatas menurut saya merupakan  suatu sisi romantis Kampung Issuy, masih ada gambaran lain yang tak kalah Romantis yaitu terdapat dua jeramba panjang sekitar 400 meter dan 120 meter yang terletak di di sisi Barat dan Timur kampung yang melintas di atas Rawa menghubungkan Tanah berupa Tanjung di kedua  sisi tersebut,   disisi timur  jembatan 400 meter  disebut     Jembatan   Cinta  “ kata warga disitu kalau sepasang  kekasih berdiri diatas jembatan Ulin tersebut dengan niat baik maka mereka akan sejodoh abadi.    Jika anda berada di sana pada sore hari ada baiknya anda menccoba berspeedboad khas Kampung Issuy  yang  terbuat dari kayu dengan mesin ketinting  seingat saya mirip dengan model speedboad yang digunakan di sungai-sungai  Thailland,  sambil menikmati matahari tenggelam di barat cakrawala Danau. 

Sebagai Kampung Adat maka kegiatan produkip tradisional tak bisa tidak pasti ada dalam dinamika masyarakatnya berupa  perayaan adat, Rumah Adat/Lamin, Tarian Adat, Tenun adat ulap Doyo,  Ukiran dan  Upacara Kematian Kuangkay.   Menurut Driver yang mengantar saya Bung Anton bahwa  Issuy  sering mengadakan  pesta  adat tertentu atau pada saat kedatangan tamu yang di laksanakan dirumah adat atau di panggung  yang terletak di depan Kantor Desa.

   Kampung Issuy mulai  terasa dikunjungi turis sejak tahun 1994, terutama untuk menyaksikan Dua Rumah adat/lamin di sini, Danau Jempang dan mengikuti upacara adat  “,  Ujar SiDin Stefanus Yapan warga kampung.    Lamin disini ada dua terletak di Jalan Indonesia-Australia yang baru dibangun tahun 2014 sebuah bangunan dari kayu ulin terdiri dari 12 petak,  setiap petak untuk satu keluarga terdiri kamar tidur dan dapur serta satu ruangan besar untuk semua penghuni dibagian depan terdapat beranda Panjang,  memiliki tongga berukir disetiap tangga bangunan ini dipenuhi berbagai ukiran khas Benuaq yang  indah.



Lamin Etam yang lama telah difungsikan sebagai Penginapan    LOUU  TAMAN JAMRUD  “, laminpun dipenuhi dengan ukiran khas dayak dan patung-patung  suci dari berbagai model dalam pondok di depan Lamin.   Dibagia depan Lamin ini  berdiri  Tonggak  kayu berukir setinggi 2 meter biasanya  bagian atas terdapat ukiran  kepala Naga  (Bhs. Dayak BLONTANG) untuk mengikat  hewan yang disembelih saat perayaan adat “  KOANGKAY “.   Koangkay merupakan upacara adat kematian dengan menyembelih banyak hewan untuk menghormati  arwah orang yang telah mati dan berada di alam nirwana, keyakinan mereka bahwa tidak ada arwah yang masuk neraka sebab selama hidup di dunia dosa mereka telah  dibalas dengan berbagai penderitaan yang dilalui, sehingga roh tersebut masuk keberbagai  hewan untuk menuju alam nirwana tersebut. 

Di depan Lamin Louu Taman Jamrud terdapat  took yang menyajikan berbagai  barang souvenir sebagai cenderamatan barang ukiran, Ayaman, Barang-khas dayak dan tenunan,  jika kita punya waktu kita bisa memesannya disini sesuai yang kita inginkan tentunya dengan desain yang mereka sajikan sebagaimana Adat Dayak  Benuaq dan Adat Dayak Tunjung.   Menurut  Pak Anton  wisatawan yang datang dalam jumlah agak besar  dapat  memesan untuk sebuah persembahan tarian-tarian adat,  Anda dapat juga memesan ukiran Patung sebagaimana yang anda inginkan atau Ulap Doyok  yang merupakan kain khas tenunan Dayak di Tanjung Issuy dalam berbagai ukuran dan motip.


Ulap Doyo, Merupaka kain tenunan masyarakat  dayak yang  terbuat dari sejenis tumbuhan pandan (Curliglia  latifolia),  dalam masyarakat  Dayak Benuaq disebut  tanaman Doyo.   Proses pembuatannya Pertama daun doyo dikeringkan,   lalu daun ditempa halus untuk mendapatkan bentuk yang pipih,   Serat daun kemudian dikeluarkan satu persatu dari struktur daun untuk menghasilkan benang yang halus, bertekstur unik namun tetap kuat.     Benang-benang ini kemudian diberi warna dengan pewarna alami yang diekstrak dari bahan-bahan hasil hutan.    Serat-serat halus ini  ditenun  menggunakan mesin tenun tradisional menjadi sebuah kain atau Ulap Doyo dengan berbagai motip hiasan manusia, flora dan fauna khas Dayak. 

Denting bunyi dawai Sampe dan Gong alat musik khas dayak mengantarkan Gadis Dayak dengan lunglai meliukkan tubuhnya membuat tarian-tarian bak burung Enggang dan Elang yang sedang bergembira atau bermohon pada Dewata, dihiasi manik-manik khas dayak yang berwarna-warni serta bulu burung menambah pesona kecantikan Sang Samandak.   Manik-manik disini mempunyai pesona dan ciri khas tersendiri yang mereka buat disesuaikan dengan kebutuhan apa yang ingin ia gunakan yang terbuat dari berbagai batu alam yang terdapat di Issuy serta berbagai warna.  Akhirnya untk melengkapi perjalanan ini saya pulang dengan  Cinderamata Anjat, Ulap Doyo warna Pink, dan Manik-manik dari batu berwarna warni.
byKariTaLa  LA




Ulap Doyo menghiasi dara cantik.
Tanjung Issuy kampung pesona budaya Dayak.

1 komentar:

  1. Tentu sangat menarik untuk mengisi liburan bersama keluarga .........

    BalasHapus

KISAH JANDA PANGERAN CINA YANG BERUBAH MENJADI BATU. LEGENDS GUNUNG KINABALU DI SABAH

NusaNTaRa.Com     byGreaTBritteN,       J    u    m    a    t,     0    3      M    e    i       2    0    2    4   Gunung KINABALU gunung...