Kamis, 14 Juli 2016

F.C PALAUNSOEKA PENDIRI PARTAI PERSATUAN DAYAK

NusanTaRa.Com


Adil ka'talino, bacuramin ka'saruga, basengat ka'Jubata... Aruus !!!, Pepatah Bhs Dayak

  
Mengenang kembali sosok Pejuang dan Panutan bangsa Dayak, Alm. Fransiskus Conradus Palaunsoeka  -  Pendiri Partai Persatuan Dayak.

" Fransiskus Conradus Palaunsoeka " merupakan Putra Dayak yang lahir pada 19 Mei 1923 di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat  dan meninggal dunia pada  12 Agustus 1993 di Pontianak. Beliau seorang pejuang masyarakat Dayak di awal kemerdekaan  dan turut mengisi awal-awal kemerdekaan dengan berbagai perjuanagn politiknya di Jakarta di tahun 1945.

Pada awalnya Palaunsoeka berkarir sebagai guru di salah satu sekolah Katolik di Kalimantan Barat.    Karena desakan berkali-kali Pastor Adikarjana SJ yang merupakan seorang biarawan pribumi yang lolos dari sekapan tentara Jepang saat itu, Palaunsoeka pun mendirikan Dayak in Action (DIA) pada tanggal 30 Nopember 1945 dan  yang kemudian berubah menjadi Partai Persatuan Dayak (PPD) tahun 1946.

Berkat Partai PPD yang ia dirikan inilah, Palaunsoeka berhasil menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk pertama kalinya hingga ia berhasil bertahan sebagai wakil rakyat selama 37 tahun  yaitu periode 22 Desember1948 – 26 Maret 1988 ketika ia di-recall Soerjadi dan Nicolaus Darjanto, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia (DPP PDI).

Selanjutnya sejarah PPD resmi dibubarkan tahun 1963, karena tidak mencapai ketentuan Partai Politik yang dapat berpartisipasi dalam Petsa Demokrasi Tanah Air saat itu yaitu minimal partai berada pada 5 provinsi, kemudian Palaunsoeka bergabung dengan Partai Katolik yang  menghantarkannya mengenal banyak tokoh – tokoh nasional hingga membuat kredibilitasnya sebagai tokoh politik semakin dikenal.    Selain menjadi anggota DPR, Palaunsoeka bersama Frans Seda, Jacob Oetama, dan lain-lain mendirikan Harian Pagi Kompas pada tanggal 28 Juni 1965, pendirian ini tak lepas dari  Anjuran Menteri/Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani dan disetujui Presiden Soekarno.
 
Pendirian Harian Pagi Kompas bertujuan mengimbangi agitasi Partai Komunis Indonesia (PKI) melalui Harian Rakjat.   Saat pertama kali terbit  jabatan Palaunsoeka di Harian Kompas sebagai Penulis I sedangkan Jacob Utama sebagai Penulis II yang sekarang setara dengan Pemimpin Redaksi.    Palaunsoeka terpaksa meninggalkan Harian Kompas karena kesibukan politiknya di awal kemerdekaan tersebut banyak menyita waktu bersama Frans Seda pada Tahun 1970. 

Kesibukan beliau dalam politik lima tahun kemudian membuatnya dipercaya menjadi Staf Ahli Badan Intelijen Negara (BIN) periode 1975 hingga 1982, dengan jabatan khusus sebagai Tenaga Analisis Pergerakan Komunis di Eropah Timur.  Kiprah Politik Palaunsoeka di tanah Air selama itu dapat jadi Panutan bagi Generasi penerus bangsa karena ia dekat dengan masyarakat dan tidak tamak akan kekuasaan sipat ini jualah yang membuat Presiden Soeharto mempercayainya untuk membantu proses Integrasi Timor Timur menjadi Provinsi ke-27 Indonesia tahun 1975.

Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat  DR Clarry Sada mengatakan, dari buku biografi Palaunsoeka berjudul " F.C  Palaunsoeka pendiri Partai Persatuan Dayak dan Harian Kompas ", banyak hal-hal yang selama ini belum diketahui masyarakat luas karena kurang informasi dan penggalian sejarah perjuangan beliau akan tertuang dalam buku tersebut.  Buku Biografi Palaunsoeka tersebut ditulis Waratawan Kalimantan Barat Dimas Ajung dan diterbitkan PT. Kanisius Yogyakarta setebal 233 halaman, buku ini telah dirilis pada 19 Mei 2016 di Ballroom Hotel Santika Pontianal, Ujar sidin YE Ranggau Barani (anak Palaunsoeka).

Di antaranya, Palaunsoeka pernah mengirim surat kepada Gubernur Kalimantan Tengah Tjilik Riwut pada tanggal 18 Nopember 1959,  yang pada dasarnya menyarankan agar Pak Gubernur memberikan dukungan pada  Johanes Chrisostomus Oevaang Oeray untuk dapat diangkat kembali menjadi Gubernur Kalimantan Barat.   Kemudian J.C. Oevaang Oeray kembali dipercaya menjabat Gubernur Kalimantan Barat selama enam tahun 1960 – 1966.       Tahun 1976, ketika masih menjadi anggota DPR dan merangkap menjadi staf ahli BIN, Palaunsoeka pernah menolak tawaran Presiden Soeharto menjadi Duta Besar Indonesia di Meksiko, sehingga pilihan kemudian jatuh kepada Benedictus Mang Reng Say  ” ujar Clarry Sada.
byIanArdyan (FB, 20 Juni 2016).


Sungai Kapuas mengalir ke Laut Jawa,
Palaunsoeka Pejuang putra Dayak yang Sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEDDY SUJADI DRUMMER GODBLESS DENGAN KARYANYA TUA-TUA KELADI DI POPULERKAN ANGGUN C SASMI

NusaNTaRa.Com   byAsnISamandaK,          S   a   b   t   u,    0   6      A   p   r   i   l      2   0   2   4 Ian Antono dan Teddy Sujadi...