Senin, 07 September 2015

" SERAWAK RANGERS " LEGENDA PASUKAN BERANI ETNIS DAYAK IBAN


NusanTaRa.Com



SARAWAK RANGERS (1862 – 1963 ) SATU LEGENDA PASUKAN LOKAL NUSANTARA


Pemimpin British (Inggris) di Malaya Sir Gerald Templer pernah mengagungkan pasukan Sarawak Ranger sebagai Pasukan Terbaik dari  semua pasukan tentara yang pernah bertugas di wilayah persekutuan Tanah Melayu dan di dunia,  sehingga pasukan tersebut terkenal dengan sebutan “ The Sarawak Headhunter “.  Kehebatan Sarawak Ranger tersebut sempat mengagumkan Presiden Republik Indonesia  Soekarno dengan ucapan beliau  ” Tentara Iban itu datang  tidak diundang,  kedatangannya tidak terlihat dan tiba-tiba telah ada disekitar musuh, dan ketika pergi semua bala tentaraku hilang nyawanya dengan keadaan badan dan kepala yang terpisah,   mereka sungguh pantas dibanggakan  ”.   Sarawak Rangers pasukan tentara bayaran yang sangat  Gagah dan Melegenda  dengan kehandalan menjejaki musuh serta keberanian yang tiada  bandingnya dengan motto pasukan  “ Agik Idup Agik Ngelaban “,  sehingga Sarawak Rangers menjadi kebanggaan Bangsa Serawak dari dulu, kini dan selamanya

Sarawak Rangers (1862 – 1963) merupakan satu pasukan tentara bayaran yang dibentuk  Rajah Charles Brooke yaitu Rajah kedua Negara Sarawak pada Oktober 1862 dengan tugas mengawal kegiatan dan keamanan petugas Inggeris di Serawak dan Persekutuan Tanah Melayu.  Pada awal berdirinya pasukan tentara ini dianggotai anak-anak pribumi Sarawak dari Etnis Dayak Iban sebanyak 32 orang.   Mereka dipilih hasil dari kesepakatan  Rajah Charles Brooke dengan kepala suku setiap rumah etnik Dayak Iban yang mendukung  kepemimpinan keluarga Brooke di Negara Sarawak.   Pemilihan diambil berdasarkan perwakilan Jagoan dari setiap sub Enik Dayak Iban  dari kawasan masing-masing yang berani dan memiliki kemampuan berperang tinggi.     Jadi pasukan ini memiliki Jiwa perang yang tinggi ditambahkan dengan  pelatihan militer modern dari dunia Eropa maka kompliklah kemampuan pasukan ini.  

Saat itu pasukan Serawak Ranger oleh Rajah Charles Brooke telah dimanfaatkan untuk perang terhadap musuh dan penentang pemerintahannya dalam meluaskan Jajahannya dan kekuasaannya ditanah Serawak.   Sekitar tahun 1930an dunia menghadapi kemerosotan  ekonomi terparah  yang berdampak juga pada kemampuan financial bagi Kerajaan British/Ingeris di serawak dengan menurunnya kemampuan keuangan dalam mendukung semua kegiatan mereka, sehingga untuk mengurangi pembiayan pihak Inggeris pada 29 Februari 1932 membubarkan Serawak Rangers.    Pembubaran pasukan tersebut membuat beberapa anggotanya harus kembali kekampung halamannya dan banyak diantaranya di tarik mengabdi sebagai Polisi Negara Serawak untuk menjaga keamanan Serawak bumi Kenyalang tesebut.    

Ketika Perang dunia ke II meletus pihak Inggeris yang berkuasa dengan sendirinya akan mempersiapkan diri dalam pertempuran tersebut,  mengingat Inggeris tergabung dalam blok Sekutu bersama Amerika dalam menentang Infasi Jerman dan Sekutunya Jepang yang akan meluaskan kekuasaanya ke arah Asia Timur dan Asia tenggara termasuk Tanah Melayu dan Serawak.  Raja Charles Vyner Brooke dalam mengamankan kekuasaannya di Serawak membentuk kembali Serawak Rengers dengan memanggil kembali mantan pasukan terdahulu untuk membendung serangan Jepang yang akan masuk ke Serawak.   Keperkasaan Pasukan Serawak Rangers terlihat dalam pertempuran gigih mempertahankan  Kota Lutong, Miri dan Kuching pada Desember 1941,  Puncak pertempuran terjadi ketika harus mempertahankan pertahanan terakhir di Kuching,  kekuatan Jepang yang ternyata jauh lebih besar dan kuat membuat mereka harus berundur kekampung meninggalkan Kota Kuching direbut Jepang.


Sebagaimana Pepatah orang Melayu “  Biar putih tulang jangan putih mata “  biarpun mereka telah terpukul mundur oleh serangan Pasukan Jepang tapi  Serawak Rangers tak patah semangat untuk mempertahankan Bumi Serawak,  ketika sepasukan Tentara Komenwel yang dipimpin Mayor Tom Harisson dari Australia melaksanakan perang Gerilya di hutan-hutan serawak yang dikenal sebagai pasukan “ Z “ pasukan Serawak Rangers pun bergabung untuk mengusir pasukan Jepang disini tampak lagi keganasan dan heroisme mereka dalam menundukkan satu persatu tentara Jepang, hinggalah pasukan Jepang mengalah setelah Kota Hiroshima dan Nagasaki di Bom atom tahun 1945.

Ketika Tanah Semenanjung Malaysia menghadapi pemberontakan komunis tahun 1948 yang  dikenali sebagai zaman darurat komunis,  Jagoan-jagoan dari Etnis Dayak Iban ini menyumbangkan kepakaran tempur dalam membantu Kerajaan Malaysia melalui dukungan Kerajaan British Borneo Sarawak yang membiayai mereka.  Sebanyak 49 pasukan penjejak Etnis  Dayak Iban dihantar ke Semenanjung Malaysia membantu  pasukan komenwel memberantas pengganas komunis pada waktu itu.   Kepakaran dalam menjejaki musuh di dalam hutan yang tidak ada bandingnya membuat Serawak Rangers beranggotakan 49 orang yang seharusnya bertugas selama 3 bulan di Semenanjung Malaysia beberapa diantaranya rela melanjutkan tugasnya.    Dari 49 orang anggota 24 orang melanjutkan tugasnya yang kemudian bergabung bersama Gurkha dan Tentara Force 136, sejak saat itu Jagoan-jagoan Etnis Dayak Iban yang bertugas ke Semenanjung Malaysia silih berganti hingga tahun 1952 dengan jumlah pasukkan keseluruhannya mencapai 1.168 orang warga Etnis Dayak Iban. 

Mungkin sulit untuk dipercaya tapi ini adalah realita sejarah, bahwa selama Pasukan Penjejak Etnis Dayak Iban ini bertugas di Semenanjung Malaysia tersebut hanya seorang saja yang gugur,   Kejadian itu terjadi pada 12 maret 1951 yang menggugurkan Jaweng anak Jugah yang berasal dari Kapit Serawak.  Mendiang gugur terkena tembakan rekannya secara tidak sengaja karena ketika melakuan serangan hendap terhadap pengganas Komunis ia dikira  anggota pengganas komunis.  Reputasi pasukan Penjejak Etnis Dayak Iban lainnya dalam perang di Semenanjung Malaysia apabila Awang anak Rawing  budak Etnis Dayak  Iban dari kampong Skrang dianugerahkan Pingat " George Cross " sedangkan  Menggong anak Panggit menerima Pingat " George " dari  Kerajaan Great Britain (Inggeris)  atas keberanian mereka dalam menyelamatkan pasukannya di pertempuran melawan pengganas komunis  Semenanjung Malaysia. 

Meskipun  Jagoan-jagoan Etnis Dayak Iban Sarawak ini telah bertugas dalam tentara secara resmi cukup lama,  tapi penglibatan mereka sebagai pasukan tentara belum mendapatkan pengesahan secara penuh.    Untuk menjaga kebajikan mereka dari segi Hak dan statusnya maka pada 01 Januari 1953 diadakan kesepakatan antara Kerajaan British Borneo Serawak,  Ketua Suku Etnis Dayak Iban dan Kerajaan Koloni British,  mendirikan Serawak Ranger Unit Tanah Melayu dengan pimpinan utamanya yang pertama Letnan Kolonel C.J  Baird sehingga anggota Serawak Rangers resmi menjadi anggota tentara sepenuhnya.    Pembentukan Serawak Rangers berikutnyapun terbentuk,   01 April 1960  Sarawak Rangers Unit Sarawak dan Borneo diresmikan dengan  pemimpin utamanya Tomlow anak Isa yang merupakan seorang putra asli Etnis Dayak Iban seorang anak negeri Jajahan. 

Sarawak Rangers yang gagah berani dan pakar yang  banyak terlibat dalam penugasan perang seperti di Semenanjung Malaysia dan Brunai serta di Serawak sendiri ketika itu,  sebelum bergabung dengan Malaysia, penugasan militer tersebut selama itu telah menggugurkan banyak Putra Dayak Iban dan dimakamkan di sana, baru pada tahun 2011 sebanyak 21 jenazah Penjejak Etnis Dayak Iban yang telah gugur tersebut di pulangkan ke bumi Serawak untuk dikebumikan kembali.  Beberapa keterlibatan mereka dalam pertempuran  : 

          1.      Kempen mengamankan Sarawak era Rajah Brooke.(1862 – 1942)
          2.      Perang Gerilya melawan Jepang bersama ‘Reconnaissance Service Department’(RSD) di     Sarawak. (1942–1945)
          3.      Darurat Malaya. (1948 – 1960)
          4.      Darurat Sarawak (1952 – 1953)
          5.      Pemberontakan Brunei (1962)
          6.      Konfrontasi Indonesia -  Malaysia (1962 – 1963)

Dalam perjanjian kemerdekaan Malaysia pihak Inggeris akan membentuk  2 buah batalion Tentara Rangers Malaysia selanjutnya dibentuk batalion ketiga yang mendapatkan pengesahan dari  Parlemen British (House of Commons) oleh Secretary of State for Commonwealth Affairs 18  Julai 1963.   Beberapa hari sebelum Sarawak dimerdekakan sebagai bagian dari Kerajaan Malaysia 22 Julai 1963,  Akibatnya Sarawak Rangers dibubarkan dan kemudian 16 September 1963 anggota Sarawak Rangers dimasukka kedalam Batalion Pertama Askar Ranger Malaysia.  Batalion Kedua Askar Ranger Malaysia terdiri dari pada anak tempatan North Borneo (Sabah) dan Batalion Ketiga Askar Ranger Malaysia merupakan anak tempatan Tanah Melayu.

Kisah  Sarawak Rangers dari tahun 1862 – 1963 yang kemudian berubah menjadi Askar Ranger Malaysia pada akhirnya setelah terbentuknya Federasi Malaysia pada 16 September 1963 yang memasukkan Serawak dan Sabah.  Sarawak Rangers merupakan satu Legenda kebanggaan warga Serawak khusus Etnis Dayak Iban dalam kemiliteran dengan keahlian tempur yang tinggi dalam membela Bumi Malaysia dan Serawak sebagai tanah leluhur mereka. 

Agik Idup Agik Ngelaban.
Salute Sarawak Rangers (1862-1963)
ByAndrewModol(FB)




Keluar masuk Hutan mencari Payau,
Ngayau suatu budaya Etnis dayak sejak dahulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANDI RENDI RUSTANDI ANAK BURUH DAN PENJUAL GORENGAN SERING TERUSIR BEKERJA DI LEMBAGA RISET BESAR JEPANG

NusaNTaRa.Com byAsnISamandaK,             S    a    b    t    u,      3     0        M     a     r     e     t        2     0     2     4   ...