Selasa, 08 Juli 2014

TAMI GRENDE, PETENIS TANAH AIR SETELAH ANGELIQUE WIDJAJA YANG JUARA DI WIMBLEDON.







Awal tahun 2001 Indonesia pernah memiliki seorang srikandi tenis yang membanggakan di event Internasional dengan pukulannya yang menyengat dan back hand  dua tangannya yang mematikan ia pernah mengalahkan petenis dunia disaat itu seperti Dinara Safina, Anna Kournikova, Patty Schnyder,  Tamarin Tamasugarm dan sejak usia 14 tahun sudah menjadi pelanggan pembela tim Tenis Indonesia,   Angelique Widjaja.  

Angelique Widjaja petenis kelahiran Bandung 12 desember 1984, bungsu dari empat bersaudara dari orang tua Rico Widjaja-Hanita Erwin berhasil meraih prestasi tahun 2001 Juara tunggal putri Wimbledon Junior, Juara Wismilak International di Bali Sep. 2001.  Dinomor ganda berpasangan dengan Gisela Dulko berhasil meraih Juara Pertama Ganda junior di Australia Open dan Perancis Open tahun 2002.  Prestasi lain mencapai Ranking ertinggi untuk ganda Nomor 15 pada 2 Februari 2004,  untuk Perseorangan Nomor 55 pada 31 Maret 2003 dan mengakhiri kariernya di dunia profesional sejak 2008 karena cedera yang cukup berat.


Tahun 2014 Indonesia patut berbangga lagi dengan lahirnya Petenis muda berbakat Tami Grende petenis keturunan Italia ini berhasil meraih juara pertama di Ganda Junior Wimbledon pada 06 Juli 2014 berpasangan dengan petenis China Qiu Yu Ye setelah mengalahkan pasangan Marie Bouzkova/Dalma Galfi di final dengan skore 7-6 dan 7-5.

Tami Grende, petenis kelahiran Denpasar Bali pada 22 Juni 1997 merupakan anak sulung dari tiga bersaudara.   Sejak kecil telah menampakkan bakatnya dilapangan tenis demikian kata pelatihnya Olivier Grande dan untuk memapankan permainannya Tami sering Latihan Try out ke Bangkok Thailand dengan pelatih Paul (Belt) terutama saat akan melakoni pertandingan besar untuk memperoleh bimbingan tehnis dan Tami juga  mendapat pelatihanan dari Nunung.

"Ini merupakan kabar gembira. Karena kita punya putri bangsa yang bisa berprestasi di luar negeri sekelas Wembledon," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti), Donald Wailan Walalangi, di Jakarta Pusat, Senin (7/7/2014).   Ia pun menyarankan agar prestasi Tami tidak berhenti hanya di Wimbledon saja. Sebabnya ia perlu mengumpulkan poin untuk meningkatkan rangkingnya.


"Saran saya setelah ini Tami bisa ikut turnamen lagi. Seperti mengikuti Future 10000, 15000, dan 25000. Karena ia perlu mengumpulkan poin untuk meningkatkan posisinya. Nanti setelah itu dia bisa ikut turnamen yang lebih bagus lagi. Misalnya di Hong Kong, Tiongkok, lalu ke Asia dan Eropa," tambahnya.

Setelah menjuarai Ganda Junior Wimbledon Tami Grende saat ini berada diperingkat 72 kategorie pemain putri Junior  Federasi Tenis International (ITF) dan  Mei 2014, Tami Grende meraih kemenangan di Malaysia dalam kejuaraan Chief Ministers Cup ITF Malaysian International setelah mengalahkan petenis asal Cina, Shilin Xu.   Semua itu membuat Tami Grande   terpilih menjadi satu dari beberapa banyak petenis yang diundang oleh ITF untuk mengikuti rangkaian tur ITF selama enam minggu ke Eropa. Diantaranya, Prancis Terbuka dan Wimbledon.

Tami Grende merupakan satu aset bangsa dalam ajang olah raga yang perlu dikembangkan dengan memberikan berbagai dukungan untuk meningkatkan kemampuan bermain tenisnya sehingga ia mampu mengukir nama Indonesia sebagai mana prestasi yang pernah ditorehkan oleh Angelique Widjaja yang lebih dulu di dunia olah raga tersebut.









by RyanSyahputra



Tami Grende memukul bola dengan reket,
Untuk meraih prestasi dibutuhkan kedisiplinan Atlit.  






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PARI GERGAJI GIGI KECIL DAPAT SURVIVE DENGAN BAWAAN PARTHENOGENESIS BILA TERTEKAN

NusaNTaRa.Com byIrkaBPiranhA,         S     e    n    i     n,        0    6      M    e    i      2    0    2    4   Pari Gergaji Gigi Ke...