Senin, 15 Juli 2013

BOROBUDUR KARYA LELUHUR YANG MENGAGUMKAN













    Entah yang keberapa kalinya saya mengunjungi   Candi Borobudur sebuah prasasti  tempat persembahyangan ummat Buddha peninggalan dinasti syailendra yang dibangun   tahun 750  di kabupaten Magelang Jawa tengah,  Kesannya  sangat mengagumkan   akan bangunan yang merupakan  susunan batu besar dan kecil menjadi sebuah candi besar,   serta tehnik  menyusun batu yang sangat  tinggi sehingga tak menggunakan paku dan semen   meski  saat ini ada beberapa bagian telah menggunakannya yaitu bagian yang mengalami  rehab karena kerusakan dan dilakukan para tehnisi  sekarang.



    Ke Borobudur  saya bersama rombongan  12 orang setelah melakukan  Agrowisata selama 3 hari di Kabupaten Sleman,   dari Jokyakarta  tempat  bermalam  kami meluncur menuju  Borobudur dengan Bus Carteran, mengenakan baju seragam  warna Kuning.   Perjalanan  ditempuh selama   1 jam 10 menit melewati  beberapa desa pertanian yang berhiaskan pertanian dan sesekali terlihat  puncak bukit merapi.    Setelah melewati Candi mendut yang berbentuk segi  empat  tak lama kemudian kamipun memasuki  area  parkir  Taman Wisata Borobudur, dari area parkir melewati beberapa stand jualan menuju  pintu masuk  dengan  tiket  yang sebelumnya  dibeli  di loket  seharga Rp 30.000 per kepala.



    Melewati  jalan bersemen seluas  2 m  rombongan menuju bangunan candi ,  sepanjang jalan   banyak ditemukan penjaja  cenderamata seperti  replika Candi  Borobudur, baju, topi, tas, manik-manik  dll yang umumnya bermotipkan candi Borobudur denga harga cukup murah,  dan mainan  kereta api  yang mengitari  taman Candi.  Taklama kemudian melewati  jalan yang lurus dua jalur sepanjang  300 m menuju gerbang  Timur  masuk Candi dari sini Landscap candi Borobudur berbentuk pyramid  terlihat secara utuh  dan cukup baik buat berfoto,  kesempatan ini kami gunakan buat  berpoto berombongan dengan tukang  foto yang banyak  berkeliaran dijalur  tersebut dengan harga Rp 30.000 per klik.



    Gerbang  masuk dengan tangga seluas 3 meter,  dari sini terlihat kebesaran  dan keagungan Candi  Borobudur  berbentuk  piramit   enam susun yang berhiaskan  504  buah arca dan 2.672 panel reliep yang sakral  dan tersusun dari batuan  andesit  yang disusun  hingga berbentuk  bangunan kokoh,   Star  dari tangga dasar di sebelah  timur candi yang berhiaskan singa dan tangga ini tersusun lurus menanjak hingga kelantai  enam dengan  melewati  beberapa  gapura pada setiap lantai yang di atasnya berhiaskan Dewa Dwaraphala manusia  bertaring, mata besar dan memegang gadah.    Di tangga pengunjung saling berdesakan diantaranya rombongan sekolah SMA di Jakarta.   Setiap mencapai lantai tertentu  kami mengitari lantai tersebut meski hanya seperempatnya saja dari yang panjangnya   500 meter,  untuk menikmati ukiran dan gambar yang menghiasi dinding,  arca  dan stupa berjumlah 72 buah (keseluruhan di candi Borobudur)  berbentuk  kubah yang berlobang-lobang,  serta menikmati pemandangan  alam disekitar candi disetiap lantai juga ditemukan tempat persembahyangan berupa ruang seluas 1 x  2,5 meter didalamnya terdapat dewa seperti  dewa  siwa dan beberapa diantaranya terdapat taburan bunga dan bau dupa.



    Menaiki  lantai demi lantai sambil memperhatikan ukiran yang memperlihatkan berbagai gambaran baik  kegiatan masyarakat, peribadatan, budaya  maupun satwa  yang ada  dimasa pembuatannya cukup melelahkan, di lantai ketiga terlihat sederet kerangka besi berdiri disudut  Timur  laut  ternyata disini ada pekerjaan perbaikan candi yang runtuh akibat gempa bumi tahun  lalu.    Dua lantai di atas tidak berbentuk segi empat sebagaimana didasar melainkan bundar dengan stupa di sepanjang lingkaran,  di Puncak candi terdapat stupa besar berupa  bulatan yang berlobang-lobang  di dalamnya terdapat patung  Buddha  yang duduk bersila dengan tangan rapat di dada, beberapa pengunjung mengatakan bahwa jika kita beruntung dapat menyentuh patung tersebut maka apa yang kita mohonkan saat itu mudah terkabul. 



    Setelah istirahat  di puncak candi Borobudur sambil menikmati panorama gunung merapi  yang terlihat dari kejauhan  berlatarkan pedesaan dengan sawah  yang indah menghijau di kaki bukit,  Kami tak melewatkan   momen  berharga ini dengan  mengabadikannya dalam bentuk foto baik persendirian maupun bersama,  lalu turun melalui pintu Barat,  sebenarnya  ada ada empat pintu keluar tapi  pintu  Utara di tutup untuk perbaikan,   sekitar 25 menit barulah kami tiba di dasar candi,  jadi kami berada dicandi sekitar 3 jam woow cukup puas. 
 
    Ternyata Candi  Borobudur dibangun dipuncak  dua  buah  bukit  yang dirangkai jadi satu dan diperkirakan  dulu kaki bukit merupakan sebuah Danau tapi telah menjadi lahan pertanian penduduk,  setelah melewati gapura  sebelum sampai dipintu gerbang keluar  pengunjung  dapat menikmati Perpustakaan, Cafe, Ruangan Videorama dan stand  pusat  Cinderamata yang berada dalam satu jalur keluar.  Selamat tinggal Candi Borobudur jumpa di lain kesempatan.




Menyusun Batu membentuk budaya hidup,
Menata kehidupan dengan keserasian tempat menetap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HALIS MUHAMMAD NUR KERJA KERAS SUKSES SULAP PANTAI MASIRETE JADI TEMPAT USAHA WISATA

NusaNTaRa.Com     byLaCappotttA.         S   a   b   t   u,    2   7      A    p    r    i    l      2   0   2   4      Pantai Masirete yang...