Kamis, 22 September 2022

REVITALISASI KOTA TUA JAKARTA SEBELUMNYA DENGAN SEDERET NAMA, DI IKUTI PEMBERIAN NAMA “BATAVIA” OLEH ANIES BASWEDAN

NusaNTaRa.Com  

byMuhammaDBakkaranG,    S  e  n  i  n,   1  9    S  e  p  t  e  m  b  e  r    2  0  2  2    

Potret Batavia tempo doeloe.
Bung AniesBaswedan Gubernur DKI Jukarta  menyebut pihaknya merancang ulang kawasan Kota Tua  Jakarta menjadi kota masa depan   dam  nama  “Batavia”  menjadi namanya,  disebut dipilih karena mencerminkan masa lalu, tapi dirancang dan dikemas sebagai kota modern masa depan.   "  Kota ini kawasan ini disebut Kota Tua, tapi kita rancang ulang sehingga Kota Tua ini menjadi kota masa depan, namanya Batavia mencerminkan masa lalu, tapi konsepnya mencerminkan kota modern masa depan. Itu yang sedang dibangun di tempat ini  ",  Ujar SiDin Anies Baswedan dengan Plabomoranya (hebatnya) dalam sambutannya di acara pembukaan kawasan Kota Tua dan Groundbreaking CP202 MRT, di Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (10/10/2022).

Batavia sendiri diketahui merupakan nama asli dari kawasan Kota Tua Jakarta. Anies mengatakan saat ini kawasan tersebut telah kembali dibuka.   "   Jadi ini adalah pembukaan kembali kawasan Kota Tua Jakarta. Kawasan Kota Tua ini kita namai kawasan Batavia sebagaimana nama aslinya dulu. Ini adalah Batavia  ",  Ujar SiDim Anies Baswedan  Laji.   "  Hampir 400 tahun keberadaan tempat ini, bangunan-bangunannya berusia cukup panjang, jadi perjalanan ke sini adalah sebuah perjalanan merasakan masa lalu tetapi konsepnya konsep yang modern  ",  Ujar SiDin Laji.

Lebih lanjut, Anies menyebut kawasan Kota Tua yang telah direvitalisasi menjadi jalur pedestrian akan memberikan banyak ruang bagi pejalan kaki. Dia berharap masyarakat dapat merasakan perjalanan lintas waktu saat berkunjung ke Kota Tua.  "  Di sisi lain kita juga menyaksikan dengan dibangun sebagai kawasan pejalan kaki yang luas sekali dan dengan jalur sepeda nantinya kita berharap warga datang ke sini bisa menikmati perjalanan kota ini lintas waktu  ",  Ujar SiDim Anies Baswedan dengan Plabomoranya (Hebatnya).

Anies Baswedan  Gubernur DKI Jakarta  dalam program  merevitalisasi Kota Tua Jakarta  akan  menjadikan  khusus jalur pedestrian kawasan rendah emisi atau low emission zone (LEZ),  Anies pun mengubah nama kawasan Kota Tua menjadi  “Batavia”.   Proyek  revitalisasi kawasan kota tua di  khususkan pengembangan pedestrian untuk pejalan kaki dan sepeda  di   Jl Ketumbar dan  Jl Lada  yang dulunya aspal, kini diubah menjadi jalur pedestrian sehingga akan menunjang keberadaan Kota Tua sebagai  kawasan Wisata Jukarta.

Revitalisasi Kawasan Kota Tua menelan biaya Rp 102 miliar. Anggaran revitalisasi bukan berasal dari APBD DKI, melainkan melalui skema Surat Persetujuan Penunjukan Penggunaan Lokasi atau Lahan (SP3L) dari tiga perusahaan.   "  Jadi dilakukan konversi dari jalan yang semula untuk roda diubah menjadi jalan yang untuk kaki dan sepeda. Kawasan zona emisi rendah sudah diterapkan sejak Februari tahun lalu. Jadi sudah berjalan 1,5 tahun Kota Tua sebagai kawasan rendah emisi. Ini yang akan kita pertahankan terus   ",  Ujar SiDin Anies Baswedan dengan Plabomoranya (hebatnya)  dalam sambutannya di acara pembukaan kembali kawasan Kota Tua dan Groundbreaking CP202 MRT, di Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu  (10/10/2022).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengubah nama kawasan wisata Kota Tua kembali menjadi Batavia,  Batavia sendiri  merupakan nama yang diambil dari suku di Belanda.   Batavia atau Batauia adalah nama yang diberikan oleh orang Belanda kepada koloni dagang yang sekarang tumbuh menjadi Jakarta.   Batavia didirikan di pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan Kesultanan Banten,  sebelum   Banten   bandar ini dikenal sebagai Kalapa atau Sunda Kalapa dan merupakan salah satu titik perdagangan Kerajaan Sunda.

Sejarah  ke Bataviaan ini bermula  dari kota pelabuhan inilah VOC mengendalikan perdagangan dan kekuasaan militer dan politiknya di wilayah Nusantara.   Nama Batavia dipakai sejak sekitar 1621 sampai 1942, ketika Hindia-Belanda jatuh ke tangan Jepang.  Batavia  diambil  dari nama sebuah suku Germanik yang bermukim di tepi sungai Rhein pada zaman Kekaisaran Romawi  sehingga  bangsa Belanda dan sebagian bangsa Jerman adalah keturunan dari suku ini.

Batavia juga merupakan nama sebuah kapal layar tiang tinggi yang cukup besar buatan Belanda  pada 29 Oktober 1628, dinakhodai oleh Kapten Adriaan Jakobsz.  Tidak jelas sejarahnya, entah nama kapal tersebut yang merupakan awal dari nama Batavia atau bahkan sebaliknya, pihak VOC yang menggunakan nama Batavia untuk menamai kapalnya.   Kapal tersebut akhirnya kandas di pesisir Beacon Island, Australia Barat,  seluruh awaknya  berjumlah 268 orang kemudian  berlayar dengan perahu sekoci darurat menuju kota Batavia ini.

Salah satu bangun tua di "Kota Tua" Jakarta

Pieter Both, yang menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama, lebih memilih Jayakarta sebagai basis administrasi dan perdagangan VOC daripada pelabuhan Banten, karena pada waktu itu di Banten telah banyak kantor pusat perdagangan orang-orang Eropa lain seperti Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, sedangkan Jayakarta masih merupakan pelabuhan kecil.   Tahun 1611,  VOC membangun satu rumah kayu dengan fondasi beton di Jayakarta  sebagai kantor dagang. Kemudian mereka menyewa lahan sekitar 1,5 hektare di dekat muara di tepi bagian timur Sungai Ciliwung, yang menjadi kompleks perkantoran, gudang dan tempat tinggal orang Belanda, serta bangunan utamanya dinamakan Nassau Huis.

Ketika Jan Pieterszoon Coen menjadi Gubernur Jenderal (1618-1623), ia mendirikan lagi bangunan serupa Nassau Huis yang dinamakan Mauritius Huis, dan membangun tembok batu yang tinggi, di mana ditempatkan beberapa meriam. Tak lama kemudian, ia membangun lagi tembok setinggi 7 meter yang mengelilingi area yang mereka sewa, sehingga kini benar-benar merupakan satu benteng yang kokoh dan mulai mempersiapkan untuk menguasai Jayakarta.   30 Mei 1619 Belanda menyerang Jayakarta   dan membumihanguskan keraton serta hampir seluruh pemukiman penduduk dan menguasai seluruh kota, semula Coen ingin menamakan kota ini  Nieuwe Hollandia, tapi De Heeren Seventien di Belanda menamakannya  Batavia untuk mengenang bangsa Batavieren.   Pemerintahan Indonesia kemudian mengganti namanya menjadi Jakarta, yang merupakan kependekan dari Jayakarta. Pada 1950.

Bung AniesBaswedan Gubernur DKI Jukarta  menyebut pihaknya merancang ulang kawasan Kota Tua di Jakarta menjadi kota masa depan   dam  nama  “Batavia”  menjadi namanya,  disebut dipilih karena mencerminkan masa lalu, tapi dirancang dan dikemas sebagai kota modern masa depan.   "  Kota ini kawasan ini disebut Kota Tua, tapi kita rancang ulang sehingga Kota Tua ini menjadi kota masa depan, namanya Batavia mencerminkan masa lalu, tapi konsepnya mencerminkan kota modern masa depan. Itu yang sedang dibangun di tempat ini  ",  Ujar SiDin Anies Baswedan dengan Plabomoranya (hebatnya) dalam sambutannya di acara pembukaan kawasan Kota Tua dan Groundbreaking CP202 MRT, di Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (10/10/2022).

Kantor Gubernur Batavia dimasa Belanda

 

 

 

Berawal dari nama Sunda Kelapa sekarang Jakarta,

A Baswedan mencolek kembali Batavia jadi nama Kota tua Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PARI GERGAJI GIGI KECIL DAPAT SURVIVE DENGAN BAWAAN PARTHENOGENESIS BILA TERTEKAN

NusaNTaRa.Com byIrkaBPiranhA,         S     e    n    i     n,        0    6      M    e    i      2    0    2    4   Pari Gergaji Gigi Ke...