Senin, 10 Mei 2021

SUKU KOYAK PEMBURU KEPALA MANUSIA DARI PORBATASAN INDIA DAN MYANMAR.


NusanTaRa,Com
byPakeLEE,                                                                                  05  Mei  2021


Suku Koyak salah satu suku yang memiliki tradisi  berburu kepala manusia selain itu,  para pria  suku ini memiliki tanda tato di wajahnya, sebagai identitas bahwa mereka merupakan prajurit perang yang pernah memenggal kepala musuh.  Mereka berada di  Desa Negeri Nagaland negara bagian India yang selal diselimuti Kabut,  lokasinya terjepit  antara lembah-lembah sungai besar di India Timur Laut dan hutan di Myanmar Barat. 

Suku yang suku berburu kepla manusia musuhnya  salah satunya adalah Suku Koyak, sebuah kelompok dengan anggota sekitar 230 ribu orang.   Kepala hasil penggalan tersebut  akan dibawa pulang dan dipajang layaknya piala,  mereka yang  berhasil membawa kepala musuh  bisa mendapatkan tato penghargaan yang sangat berharga di kalangan Koyak dan memperoleh kasta tertinggi dikalangan mereka.

Tato tersebut dibuat sebagai tanda pengakuan atas kehebatannya, sekaligus dapat meningkatkan status sosial atau siklus hidup si pemburu.   Tato tradisional itu dibuat menggunakan batang rotan yang tajam dan getah pohon, kemudian digores pada wajah, dada, dan tubuh si pemenang dengan berbagai  motip tentunya dengan berbagai makna yang sesuai.

Jika mereka sedang berperang, Suku Koyak terkenal dengan ganasnya,  tanpa ragu mereka akan memotong dan mengambil kepala musuhnya sebagai bukti kemenangan.    Kepala-kepala musuh disimpan dan dipajang di dalam rumah,   bagi mereka, kepala musuh dipercaya bisa memberikan kesuburan dan digunakan sebagai ritual anak laki-laki mereka.

Tidak ada yang tahu kapan pastinya penduduk di Nagaland mulai melakukan praktik ini.    Saat Inggris tiba di timur laut India pada abad ke 19, perburuan ini sudah  ada dan telah berakar dalam keyakinan agama animisme yang mereka anut,  mereka juga percaya  bila seorang pria tidak bisa menikahi wanita bila tidak mengambil satu kepala.

  Bahkan sebuah desa di Nagaland tidak bisa damai selama ada kepercayaan, bahwa penangkapan kepala manusia sangat penting untuk menjaga kesuburan tanaman dan kesejahteraan masyarakat  ”,  Ujar SiDin  Fürer-Haimendorf, seorang antropolog Jerman, yang tinggal di Nagaland hampir seabad, seperti dikutip dari The Sun.     Semakin banyak tengkorak yang kami kumpulkan, semakin baik panen dan ternak menjadi lebih sehat  ”,  Ujar SiDin Wangchah, salah satu pemburu kepala di desa Nagaland.

Selain Suku Koyak, ternyata juga ada Suku  Lundayeh yang menetap di perbukitan di Sabah, Malaysia yang memiliki tradisi sama.   Mereka berburu kepala sebagai syarat untuk menikah.   Kepala yang diburu pun adalah kepala pria. Mereka tidak pernah dan tidak boleh memenggal kepala wanita dan anak-anak. Pedang yang digunakannya namanya mandau seperti Suku Dayak di Kalimantan. Setelah kepala didapatkan, nantinya pria tersebut akan menyerahkan kepala kepada orang tua wanita.

Namun, setelah menjadi sebuah tradisi secara turun-temurun, praktik ini akhirnya dilarang oleh Pemerintah India pada tahun 1953. Suku yang ada di Nagaland kini sudah menganut  Kristen dan menjalani kehidupan yang damai sebagai petani padi sehingga semua kepala koleksi hasil buruan mereka telah ditanam di dalam tanah.


Kesatria seorang berjiwa tak Gentar,
Suku Koyak Pemburu kepala di perbatasan India-Myanmar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...