Minggu, 18 Maret 2018

KOTA BANDA ACEH TERKENAL DENGAN RASA KOPINYA SEJAK ZAMAN DAHULU KALA

NusanTaRa.Com
byRyaNSyaHPutrA, 18,2/2018



Mengunjungi Banda Aceh tanpa  menikmati seduhan Kopi khas racikan Kedai Kopi disana rasanya kurang apdol,  karena  minum Kopi bagi masyarakat   dan budaya  Aceh   sudah sangat kental melekat dalam kehidupan sehari-hari warga  disana .  Keunggulan Seduhan Kopi Aceh bukan saja karena merupakan penghasil kopi berkwalitas unggul seperti  Arabica dan Robusta yang bercita rasa tinggi,  Racikan kopi tersendiri tersebut memberikan Aroma, rasa lebih dan cara penyajian kopi yang terkadang memberikan satu ciri khas atau hiburan tersendiri,  tentunya akan menambah kesan yang lebih baik.  
               
Kopi bagi masyarakat Aceh  adalah sesuatu  yang tidak dapat dipisahkan bagai sebuah budaya hidup sejak dahulu,  sehingga tak heran bila ke Banda Aceh  maka kedai kopi  akan banyak kita temui di berbagai pelosok negeri berjuluk Serambi Mekkah yang  dipenuhi berbagai kalangan yang berbaur jadi satu,   baik siang maupun malam.  Dan Hebatnya lagi kedai Kopi tersebut selalu dipenuhi  para pelanggannya baik kedai kopi di Pusat Perbelanjaan, Dekat Perantoran, Mall,  Pasar Rakyat dan dipersimpangan jalan untuk bersantai atau mengobrol dengan para koleganya   sebagaimana  Kedai Kopi Taufik yang saya kunjungi di jalan  Syiah Kuala Gampong Bandar Baru Banda Aceh  ketika itu.

Tidak terbatas dari yang muda hingga yang tua, pria maupun wanita, miskin maupun kaya, semua berbaur tanpa sekat-sekat pembatas menikmati Kopi,  tradisi minum kopi ini telah berkembang turun temurun seiring perkembangan Aceh sebagai salah satu daerah produsen kopi kelas dunia. Sejak era kolonial Belanda hingga sekarang, setidaknya ada dua daerah sentra produksi kopi di Aceh, yaitu Ulee Kareng dan Gayo. Kopi Ulee Kareng yang termasuk jenis kopi Robusta dihasilkan dari Kecamatan Ulee Kareng  dan   Kopi Gayo yang termasuk jenis Kopi Arabika.

Kedai Kopi  Menawarkan  berbagai kopi mulai dari kopi hitam, kopi susu hingga kopi sanger yakni kopi campur susu, meski demikian anda juga dapat menemukan seperti espresso, kopi luwak, kopi sanger, kopi telur.  Ada menu yang ditawarkan sesuai jenis biji kopi dan pemrosesannya seperti gayo, peaberry (kopi jantan), honey, natural dan sebagainya.    Uniknya,  kebanyakan kedai kopi  menyuguhkan kopi  dengan proses seduhan  manual,  bukan memakai mesin kopi seperti halnya di waralaba kedai kopi internasional,  Barista di kedai kopi itu menyeduh dengan teknik V60, siphon atau french press.   Harganya sangat bersahabat di kantong   sekitar  Rp 5.000 sampai Rp 30.000. 
                                                  
Kopi Ulee Kareng, menjadi Kopi khusus di Banda Aceh  sehingga tidak heran bila hampir semua kedai Kopi disana menyajikan kopi  poduksi daerah ini.   Proses pengolahan bubuk kopi  Ulee-Kareng di kedai-kedai kopi  menyimpan keunikan tersendiri,    bubuk kopi tidak sekedar diseduh dengan air panas tetapi dimasak  sehingga aroma dan citarasa kopi yang keluar benar-benar kuat,   kopi yang telah dimasak ini kemudian mengalami beberapa kali proses penyaringan menggunakan saringan berbentuk kerucut terbuat dari kain saringan khusus.

Warkop (Warung Kopi) JASA AYAH, yang beralamat di Jalan Tengku Iskandar  Nomor 13 -14 Banda Aceh, merupakan salah satu kedai kopi yang cukkup familiar dikalangan masyarakat Aceh dan sering menjadi tempat nangkring para wisatawan yang datang kesana.  Warkop yang telah berdiri sejak 1974 ini  menyajikan kopi yang diproses  sendiri sehingga menghasilkan cita rasa Kopi tersendiri yang menyenangkan.   Selain Kopi produksi tersebut disajikan untuk para pengunjung di Warkop Jasa Ayah,  juga menyajikan Kopi  dalam bentuk kemasan yang cukup menarik dengan lebel    Coffee  Solong  “ , ada empat bentu kemasan  yang  sangat menarik untuk dijadikan oleh-oleh.  

Kedai Kopi  Menawarkan  berbagai kopi mulai dari kopi hitam, kopi susu hingga kopi sanger yakni kopi campur susu, meski demikian anda juga dapat menemukan seperti espresso, kopi luwak, kopi sanger, kopi telur.  Ada menu yang ditawarkan sesuai jenis biji kopi dan pemrosesannya seperti gayo, peaberry (kopi jantan), honey, natural dan sebagainya.    Uniknya,  kebanyakan kedai kopi  menyuguhkan kopi  dengan proses seduhan  manual,  bukan memakai mesin kopi seperti halnya di waralaba kedai kopi internasional,  Barista di kedai kopi itu menyeduh dengan teknik V60, siphon atau french press.   Harganya sangat bersahabat di kantong   sekitar  Rp 5.000 sampai Rp 30.000.

Budaya minum kopi  di tengah masyarakat Aceh hingga kini masih  tetap terjaga meski  zaman  telah  silih berganti,  Suatu tradisi  yang turun temenurun hingga ke generasi muda mereka saat ini.    Perbedaannya mungkin hanya sekedar pasilitas untuk menikmati  sajian tersebut, kalau dulu  cukup dengan sebuah  kedai Kopi biasa  namun sekarang kenikmatan tersebut bertambah dengan  adanya tambahan kenyamanan fasilitas  yang ditawarkan pengelola ikut menentukan ramai tidaknya suatu kedai kopi di Banda Aceh.    Tata ruang yang nyaman, tambahan sajian kuliner lainnya dan fasilitas internet hotspot (wifi) gratis umumnya menarik lebih banyak kalangan muda untuk betah berlama-lama di kedai kopi.    Namun bagi mereka yang benar-benar penikmat kopi tulen, warung yang sederhana namun menyajikan salah satu racikan kopi terbaik di Aceh seperti  Kedai  Solong di Ulee Kareng,  tetap menjadi tujuan nomor satu untuk menikmati  kelezatan racikan KOPI ACEH.

Junaidi pemilik warung Coffe Aceh di Simpang Lima Aceh mengatakan, ia mulai membuka kedai kopinya pukul 09.00  - 24.00 dan sehari bisa sampai 150 orang nangkring disini.    "  Orang sini suka nongkrong di kedai kopi, dari dulunya begitu, membahas politik, ekonomi, Silaturrahminya disitu orang Aceh.  Ada tamu ya kita tawarkan kopi  ", Ujar SiDin Junaidi (54 tahun). 

Peracik Kopi
Bunga Putih Bunga Buah Kopi.
Belum ke  Aceh bila belum menyedu Kopi.

1 komentar:

TEDDY SUJADI DRUMMER GODBLESS DENGAN KARYANYA TUA-TUA KELADI DI POPULERKAN ANGGUN C SASMI

NusaNTaRa.Com   byAsnISamandaK,          S   a   b   t   u,    0   6      A   p   r   i   l      2   0   2   4 Ian Antono dan Teddy Sujadi...