Jumat, 31 Maret 2017

MYANMAR MENOLAK RESOLUSI PBB UNTUK MENELITI TRAGEDI OKTOBER 2016

NusanTaRa.Com



Operasi militer Myanmar  oktober  2016 sehingga banyak warga rohingya yang mati, teraniaya dan mengungsi ke Perbatasan Bangladesh, berakibat   Badan PBB  di bidang HAM  akan menyelidiki  tuduhan bahwa  aparat  keamanan telah melakukan pembunuhan, penyiksaan, Pengusiran, pemerkosaan dan ketidak adilan lainnya.  Menanggapi keputusan Badan HAM yang berpusat di Jenewa pihak Myanmar  pada 25/3/2017 menyatakan penolakannya akan  keputusan tersebut dengan anggapan bahwa penyelidikan tersebut hanya akan “  mengobarkan konflik “.


Jumat,  Lembaga HAM PBB tersebut  " segera "   akan meluncurkan sebuah misi pencari fakta ke negara Asia Tenggara tersebut,  dengan tujuan mengungkap keterlibatan  polisi dan tentara dalam  penganiayaan  terhadap bangsa  Rohingya di negara bagian Rakhine dengan melakukan kekerasan dan pembunuhan.   Para anggota PBB yang mendengar kisah-kisah mengerikan dari para pengungsi, mulai dari petugas keamanan yang menikam para bayi hingga tewas, membakar orang hidup-hidup dan melakukan pemerkosaan bergerombol.  Akibat dari sikap militer Myanmar tersebut puluhan ribu warga etnis Rohingya terpaksa harus mengungsi dengan melintasi tapal batas Negara Banglades.


Laporan hasil penelitian berdampak  sangat tidak baik dan satu tekanan bagi  pemerintahan sipil   pimpinan Aung San Suu Kyi yang baru berusia satuu tahun,  peraih Nobel yang mendapat penghargaan global karena dinilai telah puluhan tahun memperjuangkan demokrasi di bekas junta militer itu.   Pemerintahan  kurang kuat dalam pengontrolan  angkatan bersenjata  tapi dengan tegas menolak seruan untuk penyelidikan Internasional terkait pertumpahan dara tragedi  Oktober di Rakhine.     Sabtu Kemenlu Myanmar  menyatakan “  Sudah memisahkan diri dari resolusi itu secara keseluruhan  “ yang bermakna mencabut semacam komitmen,  untuk menghalangi penyelidikan PBB.



Keputusan  pemerintah Myanmar  menolak resolusi yang akan diajukan Kelompok HAM PBB untuk menggelar penelitian atas ketidak manusian militer bagi etnis Rohingya Oktobr 2016 ternyata mendapat dukungan dari Pemerintah China dan Rusia dengan menghalang - halangi  resolusi yang akan dikeluarkan  Dewan Keamanan PBB sebanyak 15 negara.    "  Kami berusaha memajukan ... beberapa usulan namun kesepakatan tidak tercapai di dalam ruangan itu  ",  Ujar SiDin Matthew Rycroft,  Duta Besar Inggris untuk PBB, Matthew Rycroft  dan  menjadi presiden Dewan Keamanan bulan Maret, pada Krue NusanTaRa.Com.


Tindakan itu kemungkinan bisa mengarah pada kejahatan terhadap kemanusiaan dan genoside,  sehingga  atas permintaan Inggeris dan Uni Eropah mendesak PBB untuk menangani kasus dengan menurnkan Tim pencari pakta.   Rancangan pernyataan singkat yang sempat dibaca Reuters itu berbunyi  "  mencatat dengan keprihatinan munculnya bentrokan baru di beberapa wilayah negara itu dan menekankan pentingnya akses kemanusiaan ke wilayah-wilayah yang terkena dampak  ".   Sejumlah diplomat mengatakan negara tetangga Myanmar,  China  dengan didukung Rusia  menghadang  pengesahan pernyataan tersebut.  

"  Pembentukan misi pencari fakta internasional akan lebih mengobarkan konflik, ketimbang menyelesaikan masalahnya pada saat ini  ",  tambah kementerian Luar  Negeri.   Meski Pemerintah tidak mengesahkan penelitian lanjut dari Badan PBB tapi mereka melaksanakan semacam penyelidikan Domestik mengenai kemungkinan kejahatan di Rakhine.   Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan PBB menyebut lembaga yang dipimpin oleh bekas jenderal yang menjadi Wakil Presiden, Myint Swe, tidak bergigi dan tidak memadai untuk meneliti atau mengungkapkan kasus tersebut.

Tragedi oktober  yang  baru-baru terjadi   hanyalah bagian kecil dari konflik terkini yang menjadi penderitaan warga Rohingya  yang tidak bernegara, yang kewarganegaraannya ditolak dan menghadapi diskriminasi brutal di negara dengan mayoritas penduduk Buddha itu.   Sejak  tindakan kekerasan tahun 2012 menerpa warga Rohingya lebih dari 120.000 warganya terpaksa harus berada di Kamp-kamp pengungsian yang suram, Penampungan bobrok,  kotor dengan minimnya akses Pangan, Pendidikan dan Layanan Kesehatan.
byMcDonalDBiunG

Rohingya tragedi Kemanusian di Myanmar,
Myanmar Pengusutan Kasus Rohingya membuat Konflik Besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEJARAH MASJID AGUNG SANG CIPTO RASA DIBANGUN WALI SONGO PADA ZAMANNYA, MESJID TERTUA DAN PERNAH DIBANGUN SATU MALAM !

NusaNTaRa.Com  byBambanGBiunG,   S   a   b   t   u,    2   7    A   p   r   i   l     2   0   2   4 Masjid Agung Sang Cipto Rasa di Cirebo...