Minggu, 12 Juli 2015

" CHERAX PULCHER " LOBSTER AIR TAWAR PAPUA, LOBSTER TERCANTIK


NusanTaRa.Com

Lobster Cherax pulcher jantan dewasa yang dipotret di Aquarium Dietzenbach
Jenis lobster air tawar atau crayfish dari Indonesia dinyatakan sebagai spesies baru sekaligus salah satu yang tercantik di dunia.

Cherax pulcher,  Lobster air tawar yang banyak dijadikan hiasan aquarium, meski baru menjadi perhatiam masyarakat dunia dengan adanya hasil penemuan penelitian namun sebenarnya komoditas ini sejak 10 tahun yang lalu telah lama menjadi komoditas perdagangan.   Ilmuwan baru mengetahui bahwa lobster itu merupakan jenis baru ketika melakukan riset taksonomi beberapa waktu lalu,   Christian Lukhaup dari Hinterweidenthal  Jerman yang pertama kali menyadari keunikan lobster asal Indonesia itu saat melihat hasil foto temannya yang kemudian merisetnya untuk mendapatkan kejelasan.

Dalam mengejar Sicantik ini bagi C Lukhaup bukan hal yang mudah karena begitu ketatnya para pedagang ikan hias merahasiakan keberadaannya, sebagai mana ungkapnya di New Scientist pada Selasa (19/5/2015) :  "Melakukan penelitian ini seperti melakukan investigasi kasus kriminal,".   Lukhaup lalu melakukan analisis awal terhadap jenis lobster itu. Dia mengetahui bahwa makhluk cantik itu merupakan anggota dari genus Cherax. Bertanya kepada para pemasok, dia akhirnya mendapatkan informasi bahwa lobster dalam foto tersebut berasal dari Papua.

Spesies baru udang air tawar biru yang indah, Cherax (Astaconephrops) pulcher yang misterius dari Sungai di Hoa desa Teminabuan di kepala burung Pulau Papua memiliki karakteristik warna tubuh umumnya putih, biru, violet, hijau dan abu-abu, ukuran Jantan 8,3-9,6 Cm dan betina 8,3-8,8 Cm, Air tawarr pH 6,6, berarus kencang, lingkungan berbatu besar dan berpasir

Sebagai titik awal perburuan risetnya ada beberapa petunjuk yang menjadi pegangan Udang Air Tawar Biru yang tampak seperti anggota Cherax, genus besar di New Guinea dan Australia serta beberapa pedagang mengaku bahwa spesies tersebut berasal dari bagian barat New Guinea di Indonesia.   Lukhaup menuju provinsi Papua Barat mencari kepastian keberadaannya dengan meminta bantuan orang-orang lokal jika mereka pernah melihatnya, akhirnya ia menemukan spesimen tersebut di sebuah sungai.

Di wilayah Hoa, Teminabuan  Kepala Burung Papua  dia berhasil mengoleksi lobster targetnya,  dengan membandingkannya dengan sejumlah spesies Cherax lainnya  termasuk Cherax boesemani, yang secara morfologi sangat mirip dengan lobster jenis baru ini serta  mengamati perbandingan  berdasarkan  akan ukuran, pola warna dan karakteristik capitnya, lobster air tawar dikategorikan  sebagai  jenis baru.

Berdasarkan publikasi di jurnal Zootaxa pada 4 Mei 2015, lobster air tawar itu berbeda dengan Cherax boesemani karena punya ukuran lebih kecil (sekitar 12 cm) dan warna tubuh serta capit yang dominan biru.   Lukhaup menamai lobster itu Cherax pulcher. "Pulcher" adalah bahasa latin yang berarti cantik. "Saya pikir ini salah satu lobster paling cantik," kata Lukhaup.

Sebelum Christian Lukhaup menemukan kejelasan tentang keberadaan Cherax pulcher, ia telah mencemaskan keberadaanya kalau-kalau telah punah karena tidak adanya perhatian akan populasi spesies ini sehingga ia khawatir belum ada langkah-langkah khusus untuk melindunginya.   Realitanya bahwa Polusi diperairan Cherax pulcher, Perdagangan Cherax pulcher sebagai udang hias,  Pertumbuhan populasi manusia yang cukup tinggi disekitar habitat tersebut dan Konsumsi penduduk sekitar sungai tersebut yang cukup tinggi merupakan tekanan yang tinggi bagi habitatnya dan mengancam keberadaannya, sehingga kelompok  Udang Air Tawar  ini merupakan satwa yang paling terancam di muka bumi.

"Ketika orang mendeskripsi spesies terancam punah, mereka menunjuk panda, harimau dan paus, tapi sangat sedikit orang benar-benar menyadari bahwa 50 persen udang karang dunia sedang dalam kepunahan," kata Loughman.


Cherax pulcher dari sungai Hoa Creek Papua Barat
Namun sicantik yang terbilang langka ini keberadaannya terus terancam dengan besarnya aktivitas perdagangannya sebagai hewan hias, serta seiring pertumbuhan populasi manusia di Papua meningkat yang mempengaruhi habitatnya serta semakin meningkatnya polusi dan pencemaran di perairannya semakin mengancam kelangsungan lobster cantik tersebut.

Zachary Loughman dari Liberty University di West Virginia mengatakan bahwa sejauh ini jenis Cherax pulcher hanya ditemukan di satu tempat di muka bumi yaitu di sungai di Hoa Creek Papua barat dari 19 jenis Jenis Cherax yang ditemukan di Indonesia .   "Mungkin jenis itu punya rentang habitat yang luas atau mungkin hanya terdapat di satu aliran perairan. Jika ada apa-apa dengan perairan itu, makhluk ini akan musnah," ujarnya.

Lobster merupakan salah satu spesies paling terancam di dunia, Meski banyak orang memperhatikan keterancaman harimau, orangutan, dan badak, tetapi tidak begitu banyak yang peduli dengan keberadaan  lobster mungkin karena kurangnya data secara yang dapat menggambarkan keberadaannya bagi masyarakat.
byBakriSupian
      



 Udang berwarna berenang diantara bebatuan,
 Uang dapat dicari satwa punah tak akan kembali  bermain-main.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PARI GERGAJI GIGI KECIL DAPAT SURVIVE DENGAN BAWAAN PARTHENOGENESIS BILA TERTEKAN

NusaNTaRa.Com byIrkaBPiranhA,         S     e    n    i     n,        0    6      M    e    i      2    0    2    4   Pari Gergaji Gigi Ke...