Senin, 12 Agustus 2013

ERAU 2013, PESTA BUDAYA KUTAI KARTANEGARA.




Erau Pesta Budaya  tahunan masyarakat Kutai Kartanegara yang menampilkan Budaya Kerajaan Kutai, Masyarakat Kutai, Budaya Nusantara dan Budaya International, dilaksanakan di Tenggarong mulai 30 Juni - 07 Juli 2013 dengan Thema “ ERAU INTERNATIONAL FOLKERS AND ART FESTIVAL (EIFAF) 2013 “.  Pesta Erau dibuka oleh Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari di Stadion Rondong Demang serta pagelaran Upacara “ Mendirikan Tiang Ayu “ di halaman museum Mulawarman, yaitu mendirikan tiang sebagai simbol menegakkan kebenaran yang tersirat memiliki kekuatan magis dan memancarkan kekuatan spiritual yang dalam bahasa kutai disebut “ SANGKOH  PINTU “.

Selama dua hari mengikuti  Erau  04-05 Juli 2013 hanya beberapa  acara saja yang diadakan hari itu,  mengitari Kota  Tenggarong yang  hampir  semuanya berada di sisi sungai Mahakam, menikmati suasana tentram dan Bangunan  Istana Kerajaan Kutai yang masih ada.   Di tepi sungai Mahakam terlihat 6 perahu tradisional Naga yang melaju dari Ulu ke Hilir sejauh kurang lebih 1km dikayuh 20 pendayung, satu Juru Mudi, 1 penabuh Genderang dan seorang pemimpin yang berteriak memberikan arahan dan semangat, lomba ini di ikuti oleh sekolah SMU dan pemenangnya akan masuk ke babak Pinal dan di Lokasi  ini juga di dilaksanakan perlombaan Perahu speed kecil dari kayu yang bermesin Ketinting di Ikuti warga Kutai dan daerah sekitarnya.

Di tengah sungai Mahakam terlihat Pulau  Kumala  dengan berbagai pasilitas hiburan dan di ujung pulau terlihat Patung Lembuswanan yang besar dan Sky Tower yang tinggi,  dari tepian  tempat ini dapat ditempuh dengan perahu bermesin ketinting yang banyak tersedia di dermaga.  Dengan Ojek yang tersedia di tepian bertarip Rp 10.000 menuju persimpangan empat dekat jembatan,  di seberang jembatan ramai umbul-umbul dan Baliho perayaan Erau menghiasi sepanjang jalan dan monument tangan yang menopang Piagam Adipura dan patung Lembuswana  disebelahnya  terletak  Pasar Seni Tepian yang dipenuhi pengunjung menyajikan berbagai cinderamata dan karya seni warga Masyarakat Kutai.  Tak jauh dari sini ditepian sungai terlihat ramai kapal Pengangkut mobil dari seberang sungai dan wilayah lain yang tak dapat di lalui jalan darat,  kapal terbuat dari kayu dan setiap kapal mengangkut 5 mobil, silih berganti tanpa ada kekosongan kapal di dermaga tersebut, menurut warga disitu ini sebagai akibat robohnya Jembatan Kutai Kartanegara pada Nopember 2011 dulu sementara kapal  SDP hanya dua buah belum mencukupi.

Museum Mulawarman memamerkan berbagai peninggalan Kerajaan Kutai Kartanegara,  merupakan bangunan dua unit yang memanjang kebelakang,  di taman depan  terdapat Patung Lembuswana  merupakan binatang  perpaduan Gajah dan Lembu berwarna Keemasan,  Naga dan Perahu naga.   Di beranda samping museum terdapat dua buah Naga dari kain sepanjang 30 meter  sedang di asapi dupa mantra dan akan dilarung ke sungai Mahakam pada saat penutupan.   Disamping museum sekitar  30 meter terdapat  Kumpulan makam keluarga Raja Kutai seperti  Aji M Sulaiman Chalifatul Mu’minin, Aji M Parkesit dan Raja Kundungga.  Pada jam 16oo sore di depan museum diadakan pagelaran upacara adat setiap suku di Kutai, saat itu upaca ritual adat  suku Dayak kenyah, Dayak Benuaq (adat belian penyembuhan penyakit mistis) dan Beluluh tujuannya agar sultan bersih dari unsur-unsur jahat yang dilakukan Dewa dan Belian (Shaman Istana).

Dibelakang Museum terdapat  Mesjid Jami ‘  Hasanuddin merupakan mesjid tertua Kerajaan Kutai dibangun tahun 1874 saat Raja Aji  M Sulaiman memerintah, terbuat dari kayu   bergaya rumah adat Kutai dan terlihat masih terawat, tidak jauh dari Mesjid terdapat bangunan penting lainnya seperti Pendopoh Bupati “ ODAH  ETAM “,   Kedaton Koetai Kertanegara yang megah berlantai dua berwarna  putih kediaman Raja Kutai dan keluarganya,  di depan Monumen Pancasila bergambar burung Garuda dan Mesjid Agung  Sultan Sulaiman yang terbesar di Tenggarong  berwarna hijau bangunan berbentuk simetris dengan dua menara satu ruang utama yang besar tempat sholat dan dua ruang di setiap sayap  kiri dan kanan satu buat sholat satu untuk berwudu masing-masing untuk pria dan wanita.

Malam harinya menyaksikan Pagelaran Pentas seni yang disajikan di Panggung seni  di Tepian Sungai  Mahakam yang ramai dengan penonton,  acara ini  menyajikan Lagu, Tari dan musik daerah dari setiap daerah di Kabupaten Kutai seperti tari Rudat, Japin dan tarian lainnya ada juga penampilan budaya dari Nusantara (Sulawesi selatan, Jogyakarta dan Riau) dan Internasional yang berpartisipasi dapa kegiatan Erau 2013 ini seperti Taiwan, Thailand, Togo, Greece, Belgia, Canada, Egypt, Korea Selatan, Francis, Chech dan Rusia.


Pagi harinya saya menyempatkan diri mengunjungi Pasar Rakyat Tangga Arung Tenggarong  di Jalan Danau Aji sangat ramai,  mungkin luasannya sekitar 2 ha terdiri dari berbagai los seperti Pakaian, elektronik, parfum, Tempat Permainan anak-anak, Kuliner, Cinderamata, Buah-buahan, Sayuran dan Ikan (banyak dijual ikan hidup seperti Nila, Patin dan Haruan) di seputar Pasar berdiri banyak ruko besar.  Dengan mobil Rental Jam 11oo saya tinggalkan Hotel Kandilo Jln Danau Aji (Karena Hotel di Pinggiran Sungai Mahakam pull) dengan menyusuri jalan sepanjang tepian yang disibuki pengunjung dan ramainya umbul-umbul yang menghiasi jalan menuju Balikpapan.
by Bakri Supian


















Orang Melak berhanyut Sampan ke Tenggarong,
Erau di Rayakan Masyarakat Kutai agar Budaya  tidak terkebelakang.

1 komentar:

SEJARAH MASJID AGUNG SANG CIPTO RASA DIBANGUN WALI SONGO PADA ZAMANNYA, MESJID TERTUA DAN PERNAH DIBANGUN SATU MALAM !

NusaNTaRa.Com  byBambanGBiunG,   S   a   b   t   u,    2   7    A   p   r   i   l     2   0   2   4 Masjid Agung Sang Cipto Rasa di Cirebo...