Jumat, 12 Oktober 2012

YAKI KERA SULAWESI UTARA







Yaki (Macaca  nigra), Bolai atau Monyet berjambul sulawesi merupakan jenis monyet endemik Sulawesi Utara.   Populasinya menyebar mulai dari ujung timur laut Sulawesi utara hingga ke dekat Kotamobagu pada dataran rendah hingga daerah ketinggian 2.000 m dpl, Monyet ini telah diintroduksi ke Pulau Bacan Maluku dan berkembang dengan baik sehingga populasinya dapat mencapai ratusan ribu ekor, lebih banyak dibandingkan dengan populasi aslinya.  

Tubuhnya berwarna hitam  kecuali pada bagian pantat yang disebut inchial callosities yang berwarna kemerahan. Panjang kepala dan badan binatang dewasa berkisar antara 45 hingga 57 cm, beratnya bervariasi antara 5  hingga 15 kg. Yaki hidup berkelompok  antara 5 sampai 10 ekor. Kelompok yang besar dapat mencapai 15 – 35 ekor terdiri atas beberapa pejantan tetapi umumnya jenis Yaki betina dewasa lebih banyak. dengan perbandingan satu pejantan untuk kira-kira 3 ekor betina.   Masa kehamilan monyet hitam ini berkisar antara 170-190 hari, jarak kelahiran sekitar 24 bulan dan dapat bertahan hidup hingga 26 tahun.  Yaki dominan hidup di pohon (arboreal) untuk menjelajah ke mana-mana tapi sebagian hidupnya juga hidup di tanah (terestrial) dengan luas daerah jelajah hidupnya sekitar 114 – 329 ha, untuk seharian mencapai luas 5 km2.   Aktipitas hidupnya disiang hari (diurnal) dan malam hari memilih tempat tidur di Cabang pohon yang tinggi dan rimbun secara berkelompot.

Disemenanjung Sulawesi utara kita mengenal tiga jenis Yaki yaitu Macaca nigra di semenanjung bagian utara,  Macaca nigrescens  sebarannya di daerah Kabupaten Bolang Mongondow dan  Macac  hecki.   Macaca nigra adalah spesies Yaki yang banyak mendiami Cagar alam Tangkoko Duasudara dan merupakan yang paling terancam diantara ketiga jenis tersebut sehingga jumlahnya hingga sekarang  terus mengalami penurunan,   kalau pada tahun 1980 masih ditemukan 300 ekor/km2 maka tahun 1995 menurun menjadi 58 ekor/km2 yang berarti mengalami penurunan 75 %, demikian juga keberadaannya di Suaka Marga Satwa Manembo-nembo juga mengalami penurunan.
Suara : Suara Macaca nigra berbeda dengan monyet Sulawesi lainnya. Suara terdengar seperti :  Kokokoko Seperti pada primata umumnya, suara berfungsi sebagai tanda bahaya atau penunjuk kekuatan kepada anggota kelompok lainnya.

Permasalahan utama dalam pelestarianYaki  adalah perburuan yang masih berlangsung, untuk mendapatkan dagingnya karna dpat dijual dengan harga mahal di pasar-pasar di Sulut yang mempunyai penggemar  dagingnya sangat banyak disana jo,  selain itu perburuan dilakukan petani untuk menjaga ladangnya dari gangguan Yaki dan Perburuan hidup-hidup yaki untuk dijadikan binatang piaraan.
Makanan utama Yaki adalah dari buah-buahan dan  beberapa jenis serangga.   Lebih dari setengah menu hariannya terdiri dari buah-buah dan buah yang paling digemarinya adalah dari jenis-jenis buah beringin (Ficus benjamina, Ficus caulocarpa, Ficus  drupacea), Rao (Dracontomeolon dao), dan Kananga (Cananga odorata).  Di bagian hutan yang lebih bersemak mereka dapat memakan banyak buah Sirih (Piper aduncum) dan serangga (seperti jangkrik dan kumbang).  Yaki juga dikenal sebagai penjarah tanaman pertanian yang suka memakan jagung, pepaya, mangga, dan kelapa.

by.  Bakri Supian





 

Gunung Saputan menjulang tinggi di jazirah utara,
Di kaki gunung habitat monyet Yaki hidup dalam bahaya.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PETUALANGAN PERAHU BOROBUDUR 2003 HINGGA CAPE TOWN, DALAM EKSPEDISI JAKARTA – GHANA AFRIKA

NusaNTaRa.Com byLaDollaHBantA,            S   a   b   t   u,    2    7         A    p    r    i    l        2    0    2    4           P...