Minggu, 12 Agustus 2012

BEKUDUNG BETIUNG, ACARA ADAT SUKU DAYAK GAAI



         Sebagai syarat untuk mendapatkan pengakuan bahwa seorang pemuda telah dewasa dan berhak mendapat izin untuk menikahi seorang wanita maka sipemuda di zaman dahulu harus melalui  acara adat Bekudung Betiung karena apabila seorang pemuda kedapatan telah menikah sedang ia belum melalui Prosesi adat tersebut ia dipastikan akan mendapatkan hukuman adat oleh pemangku adat,  demikianlah  sebuah budaya hidup suku Dayak GAAI suku yang bermukim di Kampung Tumbit Dayak Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur.

         Datu Indra Ketua Lembaga Adat Dayak Berau mengatakan bahwa dahulu kala bila seorang pemuda akan melaksanakan ritual Bekudung Betiung maka ia harus mempersiapkan dirinya dengan berlatih perang, bila telah tiba saatnya maka ketua adat memerintahkan untuk meninggalkan kampong dalam waktu yang cukup lama sesuai yang ditentukan oleh kepala Suku.   Kepergian pemuda tersebut adalah mencari kepala manusia yang di dapat dengan cara peperangan atau pertarungan dengan suku atau kampung lainnya,  sebelum peperangan dimulai terlebih dahulu kepala suku mengirim pesan ke kepala suku lainnya  bahwa akan terjadi peperangan.   Setelah pesan disampaikan barulah sipemuda  yang menjalani proses Bekudung Betiung menuju medan peperangan dengan menyusuri sungai dan hutan sampai menemukan lawan, Pemuda tersebut tidak boleh pulang ke kampong kalau ia tidak membawa kepala manusia, merupakan suatu ujian yang cukup berat bagi seorang pemuda yang akan beranjak dewasa.

         Kerelaan berkorban hingga nyawa  syarat yang mutlak untuk mendapat pengakuan sebagai pemuda dewasa dan pemberani serta untuk mendapatkan izin menikah merupakan asas pelaksanaan upacara adat Bekudung Betiung.   Jika telah berhasil  mendapatkan Kepala Manusia  maka sipemuda  kembali ke Kampungnya  untuk menyerahkan temuannya tersebut  kepada  Kepala Suku dan sipemuda layak mendapatkan penghormatan sebagai orang Dewasa dan mendapatkan izin untuk berkahwin, sehingga bagi suku Dayak GAAI untuk mendapatkan derajat  sebagai orang dewasa sangat berat, karenanya Acara adat tersebut menurut Ketua adat  Datu Indra masih dipertahankan hingga kini namun saat sekarang pemenggalan Kepala sudah tidak dijalankan lagi  melainkan diganti dengan ritual memotong ayam..  Sebagaimana pada  28   bulan Juni 2012 yang lalu  Kampung Sambaliung Kabupaten Berau telah melaksankan  upacara adat Bekudung Betiung yang dilaksanakan secara turun temurun dengan beberapa kegiatan lainnya seperti Betato, Pemakaian BAju adat, Panjat Madu, Pemancangan Rumah Adat, Tarian Jiak  dll.

         Bila ditemukan seorang pemuda telah menikah  sebelum melalui proses adat Bekudung Betiung maka oleh kepala suku akan diberikan sangsi yang sangat tegas,  menurut penuturan Warga Kampung Tumbit Dayak, hukuman yang diberikan pada pemuda tersebut biasanya  disuruh berenang di sungai  dengan melawan arus cukup deras untuk mencapai suatu tongkat yang ditancapkan di sungai,  sementara berenang si pemuda  dilempari tombak  atau disumpit  oleh orang kampong dari pinggir  sungai dan bila ia terlepas atau terselamat maka ia mendapat pengampunan.

         Datu Indra, terusnya digelar  tradisi Bekudung Betiung ini  karena mempunyai  pesan buat generasi masa kini bahwa  untuk mendapatkan pengakuan sebagai orang dewasa  dan agar bisa diizinkan untuk menikah membutuhkan perjuangan  dan kesiapan mempertaruhkan  nyawa.  “Sama saja kalau disuruh Sekolah, jangan pulang kalau belum berhasil”, ujarnya.

by Bakri Supian
Refren, RadarTarakan2/7/2012.


Burung Enggang tampak Gagah di Angkasa,
Budaya Hidup suatu yang khas membedakan Kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANDI RENDI RUSTANDI ANAK BURUH DAN PENJUAL GORENGAN SERING TERUSIR BEKERJA DI LEMBAGA RISET BESAR JEPANG

NusaNTaRa.Com byAsnISamandaK,             S    a    b    t    u,      3     0        M     a     r     e     t        2     0     2     4   ...