Selasa, 11 Oktober 2022

EKS POLISI POLAKU PONEMBAKAN MASSAL DI THAILAND MENEWASKAN 32 ORANG SEBAGIAN BESAR ANAK-ANAK

NusaNTaRa.Com

byBasruLDatUMabusunG,     K  a  m  i  s,   0  6    O  k  t  o  b  e  r     2  0  2  2

Tempat penitipan anak lokasi penembakan yang menewasakn 36 oram di Thuailand

Seorang eks polisi Thailand melakukan penembakan massal  yang berakibat  sedikitnya 32 orang tewas pada Kamis (06/10/2022), penembakan massal  tersebut   terjadi  di sebuah pusat penitipan anak di Thailand dan sekarang dalam buruan.   Dalam sebuah pernyataan, kepolisian mengatakan para korban termasuk anak-anak dan orang dewasa,   disebutkan bahwa pria bersenjata tersebut adalah mantan petugas polisi yang  telah dipecat tahun lalu, rincian lain mengenai identitas pelaku  dan motif pembunuhan  itu  dan perburuan  terhadapnya  sedang berlangsung.

Penembakan hari Kamis  itu terjadi di Pusat Penitipan Anak di distrik Uthaisawan Na Klang, Provinsi Nong Bua Lamphu,  Thailand,   "  Perdana menteri telah menyampaikan belasungkawanya  ",  Ujar   pernyataan kantor Perdana Menteri.   Juru bicara pemerintah Thailand mengatakan,  Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha telah memperingatkan semua lembaga untuk mengambil tindakan dan menangkap pelakunya.

Tragedi penembakan massal di Thailand ini  tentunya menyisakan kepedihan yang mendalam bagi rakyat  “Negeri Gajah Putih”,  karena dari 32 orang  yang  tewas  dalam trajodi  tragis  di pusat penitipan anak di timur laut Thailand  dan  dari jumlah korban tewas  26 di antaranya adalah anak-anak.   Di lansir dari  Reuters   bahwa  mereka dibunuh oleh seorang mantan polisi bernama  “Panya Khamrapm”,   saat kojadian tersebut  pembunuh borsonjatakan Api dan Pisau. 

Pemimpin tim penyelamat yang pertama tiba di lokasi kejadian, Piyalak Kingkaew, mengaku ngeri saat melihat jenazah para korban,     Tidak ada yang menginginkan ini terjadi.  Ini pemandangan yang tidak ingin dilihat siapa pun. Ini mengerikan  ”,  Ujar SiDin Piyalak.   Timnya berbagi gambar dengan Reuters dari tempat pembantaian di pusat penitipan anak.      Kami terbiasa melihat banyak jenazah, kami pernah mengalaminya, tapi kejadian ini yang paling mengerikan  ”,  Ujar SiDin Piyalak menambahkan dengan Soppengernya (Jumawanya).

Kesaksian staf sekolah itu, Nanticha Panchum   kepala guru di tempat penitipan anak itu, mengatakan bahwa setelah  tugasnya  mengatur anak-anak untuk tidur siang, ia hendak membuat makan siang tatkala mendengar lima suara tembakan.    Hanya satu anak yang selamat, kata Nanticha,   "  Ini sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan .... …  Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.   Saya benar-benar tidak bisa memikirkan apa pun saat ini  ",  Ujar SiGaluH Naticha Panchum  sedih.

Seorang guru PAUD yang kelimpunam  menceritakan bagaimana ia mengunci pintu dan berusaha mencari pertolongan sebelum si pembunuh, bersenjatakan pistol dan pisau, menembak masuk dan menyerang anak-anak yang sedang tidur.    Badannya gemetaran ketika menceritakan kepada Thairath TV Thailand bagaimana ia mendengar suara  "mirip dengan petasan"  dan menyaksikan dua koleganya terbaring di lantai sebelum melihat si penyerang berjalan ke arahnya,   ia menyuruh rekan-rekan lain untuk masuk ke sebuah ruangan dan mengunci pintu sebelum memanjat keluar dari dinding untuk mencari pertolongan.

Sejumlah saksi mata mengatakan, Panya Khamrapm menyerbu pusat penitipan anak dan mulai menembak dan menikam mereka yang ada di dalamnya satu persatu,     Mereka adalah anak-anak kecil yang masih tidur  ”,  Ujar SiDin Piyalak menambahkan.    Wakil Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul mengunjungi lokasi kejadian saat para jenazah korban dipindahkan,     Semua orang Thailand, dan semua orang di seluruh dunia yang tahu tentang ini akan merasa sangat tertekan dan sedih  ”,  Ujar SiDin Anutin Charnvirakul dengan Plabomoranya (hebatnya).

Tingkat kepemilikan senjata api di Thailand lebih tinggi dibanding negara lain di kawasan Asia Tonggara. Jumlah itu belum termasuk senjata api illegal,  diprokirakan  banyak senjata api  ilegal diselundupkan melintasi perbatasan selama bertahun-tahun dari negara-negara tetangganya yang dilanda perselisihan.    Penembakan massal jarang terjadi di Thailand,   tapi  pada tahun 2020, seorang tentara yang marah atas kesepakatan properti yang gagal menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai 57 orang dalam amukan yang terjadi di empat lokasi.

Saksi ponembakan torsebut

 

Keresahan dan kekhawatiran menuju bahaya emosi,

32 orang dipenitipan anak tewas di tembak eks polisi.   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PARI GERGAJI GIGI KECIL DAPAT SURVIVE DENGAN BAWAAN PARTHENOGENESIS BILA TERTEKAN

NusaNTaRa.Com byIrkaBPiranhA,         S     e    n    i     n,        0    6      M    e    i      2    0    2    4   Pari Gergaji Gigi Ke...