Selasa, 26 April 2016

ENREKANG MEMILIKI DESA BEBAS ASAP ROKOK PERTAMA DI DUNIA


NusanTaRa.Com



Muhammad Idris, merupakan salah satu pelopor anti rokok di Desa Bonoe-Bone yang telah memiliki sertifikat atas usahanya menjadikan Desa  Bone-Bone, Sulawesi Selatan sebagai desa  bebas asap rokok bahkan Desa bebas asap rokok pertama di dunia.  Dengan membuat aturan lisan bersama masyarakat desa,  bagi  yang melanggar aturan larangan merokok, akan diberikan sanksi kerja sosial,   aturan sederhana  dan kesadaran masyarakat tentang apa itu merokok ?  membuat  rencana desa bebas rokok menjadi lebih sukses diraih. 

 Desa Bone – Bone Kabupaten Enrekang  Sulawesi  Selatan merupakan  satu kebanggaan masyarakat Nusantara atas prestasinya sebagai Desa Bebas Asap Rokok pertama di Dunia yang telah diperolehnya sejak tahun 2001,  semua ini tentunya tidak lepas dari kesadaran para pemimpin desa dan segenap masyarakat Desa yang menyadari apa itu merokok bagi kesehatan dan ekonomi sehingga sejak awal penerapan  “ Desa Bone  Bpne Besas Asap Rokok “ mendapat dukungan yang baik dan sukses.   Berkah lain yang diperoleh desa Bone bone dengan  pencapaian tersebut menurut Kepala Desa yang diwawancara di metro TV dalam acara MataNajwa bahwa " Prestasi  belajar anak-anak desa semakin meningkat,  produksi pertanian desa meningkat,  Indek kesehatan masyarakat membaik dan Kebersihan semakin terjamin ".




Terletak dilereng Gunung Latimojong yaitu gunung tertinggi di Sulawesi Selatan,  Desa  Bone Bone terbilang  area yang cukup jauh dari kota besar seperti Kota Makassar  yaitu sekitar 350 km sebelah utara yang dihuni masyarakat kurang lebih 600 jiwa dengan  95 kepala keluarga.   Desa  Bone Bone masuk dalam  Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan,  dari Kecamatan Baraka untuk menuju kesana dapat dengan kendaraan Roda dua atau Roda empat sejauh  50 km (Dari jalan poros Provinsi) .    Mata pencaharian Masyarakat sebagian besar sebagai petani yaitu bersawah, sayur-sayuran  dan Kopi dengan kehidupan sederhana yang menempati rumah adat  berupa rumah panggung yang berjejer disepanjang jalan dilereng- lereng bukit kecil menjadikan desa yang berhawa sejuk dan sering tertutup kabut  ini menjadi lebih indah. 

 Awalnya tahun 2000 Desa  Bone Bone menerapkan  “ PERDUS “  ( Peraturan Dusun ) Anti-Rokok , tapi bukan merupakan aturan tertulis melainkan satu aturan Lisan yang disampaikan secara lisan dari masyarakat ke masyarakat  serta dukungan kuat daari para tokoh desa yang menguatkan pentingnya gagasan ini bagi masyarakat  untuk sehat, pintar, kuat dan sejahtera.    Sehingga tak heran sejak  tahun 2001 menjadi Desa pertama di dunia bebas asap Rokok,  kalau kita simak sekarang  terutama di perkotaan  mungkin kita akan menyamakannya dengan Program “ K T R “ ( Kawasan Tanpa Rokok ), yaitu suatu kawasan dilarang merokok yang biasanya ditempeli stiker atau tulisan KTR seperti di ruang umum, kantor, di Kendaraan umum dsbgnya. 

 Nuansa antirokok sangat terasa saat memasuki desa Bone Bone yang berada di ketinggian 2500 meter dpl.  Baliho besar tepat di gerbang masuk Desa Bone Bone  bertuliskan  tanda larangan merokok bagi siapa saja yang akan mengunjungi Desa  ini termasuk bagi warga pengunjung dan turis,   selain itu  sejumlah imbauan untuk menjaga kesehatan dan papan berisi larangan merokok juga menghiasi sudut-sudut desa di kaki gunung terlebih ditempat yang bersipat umum seperti mesjid, pasar, sekolah dsbgnya.     Apabila ada  warga yang kedapatan melanggar aturan  akan  diberikan sanksi kerja sosial antara lain membersihkan rumah ibadah (masjid), sekolah, membersihkan lingkungan desa seperti irigasi, lapangan dan lainnya.  Inovasi bebas asap rokok ini tentunya  menjadi sebuah contoh yang baik bagi  desa-desa lain, bahkan kota-kota besar di Indonesia untuk mewujutkan “ Hidup lebih Sehat tanpa Rokok “.


Muhammad Idris, KepDes menerima penghargaan
Prestasi ini juga yang mendorong 9 orang Junior Expert Japan International Cooperation Agency (JICA) melaksanakan study banding kesini sejak 10-13 April 2013.   Mereka akan melihat dan belajar  dari pengalamn dan success story dari masyarakat  Bone Bone yang mampu menjadikan Desa mereka sebagai Desa Bebas Asap Rokok Pertma di Dunia.   Dalam kesempatan ini Wakil Bupati Enrekang Bapak Haji Nurhasan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Jica menjadikan salah satu desanya sebagai daerah study banding yang juga menjadi bukti mendunianya desa Bone Bone atas prestasinya.     Pada kesempatan itu Pak H Nurhasan juga menyampaikan tentang berbagai keunikan Dusun tersebut  :  “   Seperti  kewajiban bagi setiap warga yang akan menikah untuk menanam sepuluh pohon sebagai bukti untuk menjaga Lingkungan sehat ,  Desa ini juga tidak memperkenankan  buatan jajanan yang menggunakan zat pewarna dan pengawet yang tidak diperkenankan dll  “ dan aturan lisan yang lainnya.  

 Usaha keras para pemuka Desa Bone Bone dalam mengajak masyaarakat untuk hidup Bebas dari Rokok dengan memberikan pandangan akan berbagai keburukan yang akan ditimbulkan rokok seperti penyakit serta berbagai keunggulan hidup dengn Bebas rokok disetiaap pertemun dengan warganya,  membuat desa ini mempu mewujudkan Hidup Bebas dari Asap Rokok,   serta kesadaran beberapa masyarakat yang lebih awal mengenal akan rokok membuat program yang banyak dikembangkan secara lisan ini berhasil.     Pada hal sebagaimana masyarakat Petani lainnya di Indonesia yang sangat dekat dengan kebiasaan rokok maka bukanlah muda bagi mereka meninggalkan kebiasaan yang telah ada sejak leluhur mereka, tapi kata pepatah “ Dimana ada kemauan di situ ada Jalan “  serta kemauan kuat akan hidup lebih baik maka semua terasa lebih mudah diraih.  
byMuhammaDBakkaranG

Hidup tanpa rokok menghindarkan diri dari ponyakit,
Tanpa merokok kehidupan akan lebih ekonomis dan sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEJARAH MASJID AGUNG SANG CIPTO RASA DIBANGUN WALI SONGO PADA ZAMANNYA, MESJID TERTUA DAN PERNAH DIBANGUN SATU MALAM !

NusaNTaRa.Com  byBambanGBiunG,   S   a   b   t   u,    2   7    A   p   r   i   l     2   0   2   4 Masjid Agung Sang Cipto Rasa di Cirebo...