Selasa, 11 Maret 2014

BANTIMURUNG PESONA ALAM DISELA TEBING BEBATUAN DENGAN AIR TERJUNNYA.



     Terletak diluar Kota Maros dalam  deretan gunung batu  berdiri di penghujung  hamparan sawah disebelah kiri jalan, di salah satu gunung  terpahat  hurup  besar bertuliskan “ TAMANAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG “ di dalamnya termasuk kawasan Konsevasi Air Terjun Bantimurung, Monyet dan Kupu-kupu,  untuk memasuki  Air Terjun Bantimurung sebelumnya melewati Gapura di atasnya terdapat replika Kupu-Kupu yang besar dan melewati  patung Monyet  besar meski terlihat agak lusuh.


     Di depan Taman wisata Air Terjun Bantimurung  terlihat banyak mobil parkir hampir tak beraturan, banyak Los penjaja barang cinderamata terutama Kupu-kupu yang diawetkan dalam  bingkai kaca dengan  harga  Rp 50.000 –  Rp 1.500.000,  Patung monyet,  berbagai manik-manik, baju-baju dan  penganan khas  Bantimurung  dan  pondok istirahat yang dipenuhi  pengunjung  yang   berlindung dari hujan yang sedang turun.  



     Menggunakan Payung  sewa  Rp 20.000 kami melewati  pintu masuk  dengan  tiket  Rp 20.000 dari loket,  pada jam 14.20 Rabu,  01 Januari 2014 tahun baru masih terasa terlihat dengan banyaknya  pengunjung yang datang sambil berlibur,   jalan yang  dilewati  bersemen sebelah kanan terlihat pengerjaan sebuah  bangunan,   tak jauh dari situ terlihat kolam permandian  yang dipenuhi anak-anak dan  orang dewasa.      Jembatan Gantung besi  disebelah kanan  melintasi sungai menuju tebing gunung  (tahun 1986 an ketika kuliah di UNHAS jembatan ini sudah ada) karena kawasan air terjung ini merupahkan celah  yang  sempit  diapit tebing gunung yang tinggi.   Di tengah  area ini  terdapat empat tugu yang dihinggapi kupu-kupu    dan di bawahnya terulis “ Bantimurung, The Kingdom of Butterflies “  tempat inipun ramai dengan  pengunjung yang  sedang  berphoto.



      Deru air yang jatuh dari ketinggian 30 m ke bebatuan serta kabus airnya sudah terasa  meski masih jauh dari lokasi ditambah saat itu hujan membuat lebih dingin menambah suasana lebih mengigilkan,  terlihat banyak pengunjung mandi di sungai  yang ada di sepanjang sisi kanan dan berpapasan dengan pengunjung yang masih basah setelah mandi.   Didepan Air Terjun Bantimurung terdapat  Jembatan beton  sangat baik buat berpose untuk mengabadikan kenang-kenangan di depan air terjun atau berdiri  lebih dekat ke tempat jatuhnya air terjun yang juga tempat pengunjung berdiri menikmati  hempasan air yang jatuh mengenai  tubuh.  Di jalan sebelah kiri seluas 3 m dari tebing  kami  berjalan menaiki  tangga selebar  1,5 m disisi air terjun, sesampai di  puncak air terjun terasa mengerikan karena ketinggian dan deru air yang terhempas namun tetap mengasikkan.
 
     Di puncak tangga terlihat air terhempas dengan indah dan kawasan yang dikelilingi tebing yang menghijau oleh pohon dan tumbuhan efipit,   selanjutnya kami meneruskan   perjalanan melalui jeramba beton seluas  1,5 m yang menempel di tebing diatas sungai sejauh 120 m, dilanjutkan melalui jalan semenisasi diatas tanah berpasir ditengah rimbunnya semak belukar berupa pohon perdu, Aren, Sagu,  Rotan dan ada penangkaran bibit  Aren serta  sesekali kami  melewati jembatan kecil dan menemui Gardu istirahat dengan dagangannya.  Menurut La Maddong seorang pengunjung bahwa kalau kita memanjat ditebing kita bisa menemukan bermacam bunga yang cantik diantaranya ada Anggrek.

 
     Berdiri diatas undukan pasir sebagai endapan sungai kami berada pas di depan dua air terjun meski tidak terlalu tinggi 4 m yang cukup deras dan dipenuhi hutan disisi kiri kanannya,  dari sini kami teruskan perjalanan disisi kiri tebing untuk memasuki  ruang Goa batu yang gelap, sehingga kami harus menyewa Penyenter Rp 15.000 untuk menemani masuk.   Di dalam terlihat batu stalaktit dan marmer yang mengkilat ketika diterpa cahaya senter  dan sesekali  kami menemukan kumpulan batu berbentuk tombak dilapisi stalaktit dari atas langit gua setinggi  5 meter,  serta jangan heran bila  tiba-tiba tertabrak  burung   karna di dalam gua ini banyak burung  yang menjadikannya sebagai   tempat  tidur.  Akhirnya kami tiba di akhir destinasi  Air Terjun Bantimurung   dikumpulan bebatuan besar di atas dua air terjun tadi,  perasaan seolah berada di goa batu besar yang dipenuhi hutan, menurut beberapa pengunjung kita dapat melanjutkan perjalanan terus keatas tapi memerlukan kemampuan adventur khusus.

     Tepat Jam 16.42 kami telah berada di dekat pintu keluar  tadi, namun sebelumnya kami membelok ke kiri memasuki Taman Conservasi  Kupu-kupu Bantimurung berupa Museum yang mengoleksi berbagai kupu-kupu yang di awetkan dalam pajangan lemari kaca, taman yang ditumbuhi bunga-bunga kesukaan kupu-kupu dan 4 sangkar penangkaran.    Dalam sangkar pengunjung  dipandu guit taman  yang  menjelaskan seputar kupu-kupu termasuk  proses kehidupan kupu-kupu mulai dari telur, kepompong  dan ulat yang terlihat menempel di daun menjadi kupu-kupu muda hingga dewasa yang berterbangan dalam sangkar.    Satu yang saya rasakan kurang dalam kunjungan dibanding saat tahun 1984 an dulu ialah kami tidak melihat monyet yang biasanya ramah di beranda Air Terjun, petugas mengatakan  saat  hujan begini banyak masuk hutan.


By KariTaLa LA










Bantimurung  pesona derunya air Jatuh di sela bebatuan,
Suasan sejuk dan Asri alami dapat menyehatkan semangat dan badan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEDDY SUJADI DRUMMER GODBLESS DENGAN KARYANYA TUA-TUA KELADI DI POPULERKAN ANGGUN C SASMI

NusaNTaRa.Com   byAsnISamandaK,          S   a   b   t   u,    0   6      A   p   r   i   l      2   0   2   4 Ian Antono dan Teddy Sujadi...