Minggu, 02 Oktober 2016

NARA MASISTA RAKHMATIA DIPLOMAT MUDA DAN CANTIK YANG MEMBUNGKAM LAWAN

NusanTaRa.Com


Mungkin Nara Masista Rakhmatia bisa dikatakan satu diplomat ulung dan termuda yang dimiliki Indonesia saat ini, kecemerlangannya terlihat bagaimana ia dengan cerdik dan tegas menanggapi dan membungkam pidato enam kepala Negara di kawasan pasipik selatan dan barat yang menghendaki agar  memasukkan Kasus Pelanggaran HAM, Penentuan nasib sendiri bagi Papua dan Papua Barat dalam satu agenda kerja PBB,  Pernyataan ini disampaikan keenam kepala Negara tersebut yaitu Presiden Nauru dan Kepulauan Marshall serta empat perdana menteri PM Vanuatu, Kep. Solomon, Tuvalu dan Tonga dalam acara KTT PBB 13 – 26 September 2016.

Sejak berita itu ditayangkan Nama Nara Masista menjadi viral diberbagai medsos dengan berbagai tanggapan positip dan dukungan atas semua pernyataan yang beliau keluarkan dalam menanggapi persoalan di Papua oleh negara-negara di Kawasan Pasipik.   Semua pernyataannya menanggapi secara tepat setiap persoalan yang dikemukakan pihak lawan serta dengan sopan dan jitu ia memberikan keyakinan bagaimana situasi Indonesia yang sebenarnya tidak seperti yang mereka ungkapkan yang terkesan dibuat-buat untuk konsumsi politik semata.  Bagaimana ia yang duduk dimeja utusan sendiri mampu meyakinkan dengan penuh percaya diri memberikan jawaban yang sewajarnya bak srikandi  tanpa ada kesan keraguan. 


Nara Masista yang cantik dan cerdik tersebut diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan atas pidato keenam kepala Negara di Pasipik tersebut sebagai berikut  :   Indonesia terkejut mendengar di sidang yang penting ini, di mana para pemimpin bertemu di sini untuk membahas implementasi awal SDGs (The Sustainable Development Goals).   Transformasi dari tindakan kolektif kita, dan tantangan global lainnya seperti perubahan iklim, di mana negara Pasifik yang akan paling terdampak.  Dimana poin diatas menjadi Agenda kerja yang akan dibahas saat itu, namun pemimpin tersebut malah membahas diluar persoalan tersebut dengan mengintervensi kedaulatan Negara lain dan melanggar integritas territorial.


Selanjutnya ia mengatakan, Kami menolak mentah-mentah sindiran terus menerus dalam pernyataan mereka,  karena  itu jelas mencerminkan ketidak pahaman mereka terhadap sejarah situasi saat ini dan perkembangan progresif di indonesia, termasuk di Provinsi Papua dan Papua Barat, serta manuver politik yang tidak bersahabat dan retoris.    Pernyataan bernuansa politik mereka itu dirancang untuk mendukung kelompok-kelompok separatis di provinsi-provinsi tersebut, yang begitu bersemangat mengganggu ketertiban umum dan melakukan serangan teroris bersenjata terhadap masyarakat sipil dan aparat keamanan.    Pernyataan negara-negara itu benar-benar melanggar tujuan dari piagam HAM PBB dan melanggar prinsip hukum internasional tentang relasi persahabatan antar negara serta kedaulatan dan integritas teritori suatu negara.


Pada kesempatan tersebut Nara Masista  juga menganggap bahwa Negara-negara ini sudah menggunakan Majelis Umum PBB untuk mengajukan agenda domestik mereka,  menggunakan informasi yang salah dan mengada-ada, dan membahayakan kredibilitas forum ini.     Komitmen Indonesia terhadap HAM tak perlu dipertanyakan lagi sebagai pendiri Dewan HAM PBB.

Indonesia adalah penggagas komisi HAM antar pemerintah ASEAN dan Indonesia sudah meratifikasi delapan dari sembilan instrumen utama HAM, semuanya terintegrasi dalam sistem hukum nasional kami dibanding hanya empat oleh negara Kepulauan Solomon, dan lima oleh negara Vanuatu.


Kemudian ia memberikan penjelasan terkait aksi HAM di Indonesia sebagai jawaban bahwa adanya pelanggaran HAM, Indonesia ada di antaranya segelintir negara yang memiliki Rencana Aksi Nasional HAM dan  Indonesia memiliki Komnas HAM yang aktif dan kuat sejak tahun 1993, masyarakat sipil yang aktif dan bebas.    Dengan cerdik Nara memberikan pembelaan terhadap mekanisme dan pelaksaan HAM di Indonesia bahwa sebagai Negara demokrasi yang dewasa dalam pelaksaaan,  fungsinya, komitmen sangat tinggi disemua level  sehingga  mustahil  ada pelanggaran HAM tanpa diketahui dan diperiksa.   Bapak Presiden, kami tegaskan kembali ada mekanisme domestik di tingkat nasional di Indonesia, pada pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Kepiawaian Nara Masista Rakhmatia dalam melakukan pembelaan terhadap pidata Negara Pasifik tersebut,  menjadi viral diberbagai medsos bagaimana tidak seorang Wanita muda dan Cantik dengan pantas memberikan jawaban yang menggunakan logika mematikan serta ucapan dan ungkapan yang pantas.     Dalam medsos Alina memuji strategi diplomasi pemerintah Indonesia, dengan mengirim seorang diplomat junior untuk menjawab kritik dari enam kepala pemerintahan.   Alin pun menyebut penampilan Nara bak angin segar, yang menunjukkan kaderisasi diplomat di Kemlu berjalan baik, status inipun menjadi Viral dengan mendapat 1.500 Like.   Meski demikian ada beberapa yang menanggapi jawaban sebagai sombong dan tidak menghargai kepala Negara tersebut, namun ini tidak banyak.
 


Nara Masista Rakhmatia, diplomat muda dan cantik ini kelahiran Jakarta dan  akan genap berusia 34 tahun bulan Desember 2016.  Tammatan SMA 70 Jakarta, Lulusan FISIP UI  Jurusan HI Lulus tahun 2002.    Sempat menjadi peneliti di CERIC (Center for Research on Inter-group Relations and Conflict Resolution) dan juga Center for East Asia Cooperation Studies. Dua lembaga itu berada di bawah naungan FISIP UI.   Ketika  menjadi PNS di Kementerian Luar Negeri, Nara Masista ditempatkan di Direktorat Kerjasama Antar Kawasan pada Direktorat Jenderal Urusan Asia Pasifik dan Afrika. Di Kemlu, spesialisasi Nara nampaknya adalah Organisasi Kerjasama Ekonomi Asia Pasific APEC dan kemudian dikirim ke New York sebagai jurubicara Indonesia di PBB.


Pidato balasan Nara Masista Rakhmatia di PBB tersebut di tutup dengan manis dengan mengatakan,  Ada pepatah di kawasan Negara kami  yang mengatakan, “ Ketika seseorang menunjukkan jari terlunjuknya pada orang lain, jari jempolnya otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri.  Terima Kasih  ”.
byBakuiNunukan




Darah mendidih ketika negeri terhina,
Nara Masista membela negeri dengan  diplomasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PETUALANGAN PERAHU BOROBUDUR 2003 HINGGA CAPE TOWN, DALAM EKSPEDISI JAKARTA – GHANA AFRIKA

NusaNTaRa.Com byLaDollaHBantA,            S   a   b   t   u,    2    7         A    p    r    i    l        2    0    2    4           P...