Kamis, 18 Agustus 2016

TOLERANSI SATU PEREKAT TERHEBAT DALAM FALSAPAH BHINNEKA TUNGGAL IKA DI NUSANTARA.

NusanTaRa.Com

Gereja " Ismail " di Kamp. Ilawe Kab. Alor NTT
         Keragaman dalam suatu  masyarakat merupakan suatu keindahan dan kekuatan karena  perbedaan yang ada dapat menjadi  komplesitas yang saling mendukung,  sejalan dengan makna dalam dasar Negara Indonesia  Pancasila  “ Bhiineka Tunggal Ika     yang bermakna berbeda - beda  tapi  tetap satu.   Palsafah Negara ini tentunya telah menjadi  jati diri bangsa Indonesia sejak dahulu kala yang dihuni dari berbagai ragam suku, agama dan budaya namun kita  Alhamdulillah sampai hari masih tetap bersatu.    Salah satu kekuatan dari keberagaman bangsa di tanah air adalah adanya sifat Toleransi yang tinggi dari setiap masyarakat terhadap  keberagaman yang ada dalam sosialnya seperti  dalam aktipitas keagamaan ditanah air.

         Hampir setiap wilayah di tanah air memiliki keberagaman baik suku, Agama ataupun Budaya namun dengan sikap toleransi yang baik semua kehidupan dapat berjalan dengan baik seperti di Desa Honi Hama Kec. Witihama Kab. Flores Timur  NTT.    Daerah ini mayoritas dihuni masyarakat yang beragama Kristen Katolik dan sebagian kecil beragama Islam,  Semua masyarakat memiliki  Toleransi  beragama  yang baik terhadap penganut yang lain sehingga kegiatan agama di daerah tersebut dapat berjalan dan saling mendukung.    Stanis Lampaha warga disana mengatakan, ketika ummat Kristen melaksanakan  PASKAH warga muslim datang berbondong-bondong memberikan ucapan selamat dengan berjabat tangan, demikian juga ketika Idul fitri kami (Kristen) yang datang berbondong dengan memberikan ucapan dan salaman  “ demikian ucapannya saat perbincangannya di RRI Jukarta.

         Semangat  Toleransi ummat beragama di Nusantara juga terlihat di Kampung Islam Kepaon  Denpasar  Bali, ketika merayakan Hari Raya Idhul Fitrie 1437 H yang jatuh Rabu, 6 Juli 2016.  Malam sebelumnya Selasa 5 Juli 2016 dilaksanakan Takbir keliling kampong Islam kepaon yang dilepas dari mesjid Al-Muhajirin  oleh ummat islam di kampong tersebut serta diikuti warga non Muslim yang ada dikampung tersebut, pemberangkatan takbir tersebut turut disaksikan Raja Puri Pemecutan Bali, Anak Agung Ngurah Manik Parasara yang bergelar  “ Ida Cokorda Pemecutan XI “.

         Ida Cokorda Pemecutan XI berujar,  “ Hubungan persaudaraan Kami (Puri Pemecutan dan  Ummat Islam di Kepaon) merupakan sejarah sejak berabad-abad lalu.  Mudah-mudahan Tuhan yang Maahaesa selalu memberikan jalan terbaik untuk persaudaraan ini  “.     Sejak dahulu orang-orang Muslim di Kepaon ikut serta dalam menegakkan Kerajaan Badung “, Ujar sidin Ida Cokorda Pemecutan XI,    Kenyataan sejarah dan hubungan darah sudah melekat diantara kami sehingga tidak ada perbedaan lagi, mudah-mudahan dalam Pancasila Kami tetap bersatu “, tambah sidin Ida Cokorda.

         Keharmonisan masyarakat Bhinneka Tunggal  Ika di Bumi Nusantara juga diperlihatkan warga Kampung Ilawe Desa Alila Timur Kabupaten Alor NTT,  Dalam membangun Gereja Ismail tempat beribadah Warga Kristen yang hanya 4 KK yang justru pembangunannya banyak dilaksankan warga Islam  termasuk Ismail kakak Dahlan Lobang Imam Mesjid Darul Falaq tahun 1949 yang kemudian jadi nama Gereja ujar Pendeta  Mesak Lobanbil.  Dulunya warga di Desa ini hanyalah satu keluarga ketika agama masuk ke Alor sebagian besar masuk Islam dan sebagian masuk Kristen dan menetap di Pegunungan.

         Selain di Kampung  Ilawe keindahan toleransi Beragama warga Muslim dan Kristen juga terlihat di Desa Dulolong Barat, Kec. Alor Barat Laut dalam pembangunan Mesjid Sabili Salam.    Kita bangun bersama setiap pembangunan mesjid maupun gereja antara wara Islam daan Kristen  “, Ujar sidin Sumirat.     Untuk gotong Royong itu sudah budaya di sini, orang luar tak akan mengenali mana Kristen mana Islam karena kami sudah seperti keluarga, saling membantu , jika ada kegiatan mesjid yang  kami turut demikian juga  sebaliknya “, jelas Martinus.   Tak heran, jika hari raya Idhul Fitrie dan Natal merupakan perayaan bersama bagi semua kalangan bersama, Jelas Kepalaa Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Alor, Muhammad Marhaban.       

         Kapolsek Distrik Ilaga Kabupaten Puncak Papua, Ipda Sayori mengatakan bahwa “  Ada sekitar 150  orang pemuda Nasrani turut menjaga keamanan saat Ummat Islam melaakukan takbir dan Salat Id “.     Usai Salad id, ummat Islam mendapat kejutan dari  ummat non Islam Kab. Puncak papua, mereka memberikan lambing persaudran berupaa bunga dan ucapan  Hari Raya Idhul Fitrie sebagai rasa toleransi kerukunan ummt beragama yang selam ini terjalin dengan baik di Kabupaten Puncak “, Tambah Sayori.    "  Seperti kita ketahui, Kabupaten Puncak dulunya salah satu daerah yang rawan konflik, namun beberapa tahun belakangan ini Kabupaten Puncak berangsur-angsur sudah membaik dan kondusif. Jadi masyarakat di sini kebersamaannya sangat kuat  ",   sambung Sayori.
byFarhaDTukirmaN
 

Ummat Islam di Distrik Illaga Kab. Puncak Papua, mendapat ucapan selamat setelah sholat Idul Fitrie dr ummat lainnya
Keberagaman itu Indah,
Toleransi menjadi perekat perbedaan yang ampuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PULAU BUNGIN SUMBAWA DI TENGAH LAUTAN JADI PULAU TERPADAT DI DUNIA

NusaNTaRa.Com byLaDollaHBantA,         R    a    b    u,       2    0         A    p    r    i    l        2    0    2    4 Pulau Bungin d...