Jumat, 24 Juni 2016

ROY MARTEN MEMBINTANGI TIGA PILIHAN HIDUP SEBAGAI PECANDU NARKOBA

NusanTaRa.Com

Pepatah orang melayu,  "  Manis jangan cepat di telan Pahit jangan cepat di muntahkan  ",  mungkin pepatah ini ada benarnya bagi perjalanan hidup Roy Marten,  seorang aktor film Indonesia tahun 1970an dan 1980an yang telah membintangi puluhan Film Indonesia dan Sinetron.   Roy Marten juga salah satu aktor Indonesia yang telah dua kali kesandung kasus Narkoba tahun 2006 dan 2007 sehingga dari kasus ini ia banyak mengenal hitam putihnya dann beratnya hidup sebagai pecandu Narkoba.   Tak lama lagi kita dapat menyaksikan peran beliau di Film  "  TIGA PILIHAN HIDUP  " berkisah tentang betapa besarnya bahaya yang akan diakibatkan zat haram tersebut bagi kehidupan manusia.


Didaulat menjadi salah satu pemeran karakter pecandu narkoba dalam film garapan sutradara  Irawan Tanu dan Lukman Hakim, Roy Marten mengaku tidak menemukan kendala yang berarti saat mendalami peran dalam film garapan sutradar.     " Saya nggak menemukan kesulitan yang berat dalam memerani tokoh di film tersebut. Soalnya, peran saya disini tak terlampau banyak, paling ada tiga atau empat scene. Saya juga kan mantan pemakai narkoba sekitar sepuluh tahun yang lalu. Jadi saya sudah paham betul seperti kehidupan orang seperti itu dan tahu bagaimana gerak geriknya saat memakai dan memesan barang haram tersebut," ujar sidin Roy Marten di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu 26 Juni 2016.

Roy Marten salah satu aktor film Indonesia di tahun 1970an – 1980an yang cukup populer dengan  telah membintangi puluhan film,   1977 tahun terbanyak bagi Roy membintangi film dan termasuk dalam kelompok   The Big Five  yang terdiri dari Yati Octavia, Robby Sugara, Dores Callebaute, Yenny Rachman dan Roy Marten karena mereka mendapat honor untuk sekali main paling Rendah Rp 5.000.000.  Setelah dunia perfilman lesu Roy banyak berkiprah di layar kaca dalam berbagai acara dan Sinetron seperti Bella Vista, Kupu-kupu Kertas, Hanya Kamu dan lainnya.

Berawal sebagai Peragawan di kota kelahirannya (01 Maret 1952)  Salatiga,   anak dari Abdul Salam dan Johanna Nora Van Daatselaar pernah memenangkan   King Boutique   Jawa Tengah kemudian ia merambah karier Ke Jakarta dengan debut pertamany tahun 1974 lewat Bobby.  Adik dari Rudy Salam yang juga aktor ini sangat populer lewat perannya di film Rahasia Gadis dan Cintaku di Kampus Biru (1975), Badai Pasti Berlalu dan Kembang-Kembang Plastik (1977), Roda-Roda Gila (1978), Kabut Sutra Ungu (1979) dan Tapak-tapak Kaki Wolter Monginsidi (1983) dan lainnya, lewat Tapak-tapak Kaki Wolter menginsidi  1983 Roy menjadi nominasi FFI dan  1977 menerima Pilaa Djamaludin Malik FFI 1977 sebagai Pemain Muda Penuh Harapan.
Kasus Narkoba I mulai menimpa Roy Marten pada 02 Februari 2006, karena tertangkap membawa Sabu-sabu seberat 3 gram di Jaksel.  Setelah melalui sidang yang rada pelik dengan dugaan ia dijebak, akhir pengadilan menjatuhkan vonis 9 tahun penjara dengan mendapat remisi Roy Marten keluar penjara 1 oktober 2006.    Pengalaman selama dibuih sebagai Narkoba, agar tidak  terulang lagi dan agar orang lain tidak merasakan penderitaan seperti itu maka ia mengaktipkan diri dalam penyuluhan Narkoba bersama BNN.    Ternyata kisah Narkoba dalam kehidupan Roy Marten belum berakhir malah berlanjut ke jilid II,   13 Nopember 2007 ia  tertangkap di Hotel Novotel Surabaya bersama ketiga temannya sedang mengkonsumsi Shabu dengan barang bukti shabu-shabu dan alat isap, sehingga ia harus mendekam lagi di buih selama tiga tahun dan denda Rp 10 juta meski ia menolak tuduhan tersebut. 

Saya Pikir Cukup sudah pengalaman dan cerita Roy Marten  hidup bersama narkoba.   Saat ini, Ayah  Gading Martin  pun telah  hidupnya secara normal dan siap kembali beraksi di film baru besutan Plus Picture Production, "  TIGA PILIHAN HIDUP  ".  Kebetulan ia diajak bermain dalam film tentang Narkoba  dan bicara soal narkoba Roy  menganjurkan agar film    TIGA PILIHAN HIDUP   dapat ditonton semua masyarakat,  karena  semacam penjelasan kepada masyarakat agar tahu seperti apa bahaya narkoba,  banyak pelajaran yang didapat di film ini.  Pesan moral film “  TIGA PILIHAN HIDUP    hindari dan jangan mencoba (narkoba)," ujar  Sidin Roy Marten.


Pecandu dan bandar  yang terus ketangkep maka mereka itu memiliki 3 pilihan yaitu dipenjara, mati atau direhabilitasi.   Roy  sudah 10 tahun yang lalu menjalani peristiwa itu dan  sudah ia melupakan semuanya, dalam melakoni peran ini ia mengakui tidak mengalami trauma dalam kesehariannya,  malah ia berhasil lepas dari narkoba dan menjalani hidup yang jauh lebih baik.   Roy Marten pun menambahkan  kalau narkoba bisa menjalar bukan cuma di kalangan artis, tapi bahkan kalangan pejabat.


Kini Roy Marten sudah kembali sebagai mana watak film-filmnya  dahulu yang Periang, Berani,  positip dan bebas serta jauh dari kehidupan Narkoba yang menyesatkan.   Saya teringat kala masih Kuliah di Makassar  tahun 1983 ketika pembuatan Film Tapak Tapak Kaki Wolter Monginsidi pada Scane ia akan diadili, berlokasi di Kantor pengadilan Karabosi Sulsel Jalan Kartini,  Roy Berbaju Kaos Oblong Cap Kodok Putih serta celana Pendek tangan terikat dikepala, ditendang pasukan Belanda terjatuh dari mobil dan merangkak ke kantor pengadilan.  Ketika itu kami sebagai  piguran yang di pagari pasukan Belanda ramai-ramai berteriak bebaskan Wolter  merdeka merdeka !!. 


Roy mengatakan, "  Film ini tidak ada kaitannya dengan masa lalu saya yang terjadi sepuluh tahun yang lalu. Hal itu hanya sebuah peran saja di film tersebut. Jadi nggak ada maksud lain. Ya, kalau trauma yang teringat kembali sih jujur nggak ada. Karena itu udah kejadian lama sekali dan hingga sepuluh tahun saya nggak nyentuh barang haram tersebut  ".    Kakek Gempita Nora Marten berharap agar semua kalangan masyarakat menyempatkan diri untuk menyaksikan film 3 Pilihan Hidup.  Pasalnya, film ini mempunyai pesan moral yang baik untuk masyarakat.    " Jujur film ini banyak pembelajaran buat kita semua. Ia akan menunjukkan betapa mengerikannya narkoba. Dan kita diberikan nasehat agar jangan coba-coba menggunakan barang haram itu.  Kalau tidak kita akan berakhir dalam tiga pilihan (penjara, rehabilitasi, dan kematian) yang disajikan film tersebut. Jadi intinya hindari, jangan mendekati dan mencoba," tutup Roy Marten.

byBakriSupian


















Roy Marten dalam Cintaku di Kampus Biru,

Film akan terasa hidup bila dilakoni Aktor yang bermutu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HALIS MUHAMMAD NUR KERJA KERAS SUKSES SULAP PANTAI MASIRETE JADI TEMPAT USAHA WISATA

NusaNTaRa.Com     byLaCappotttA.         S   a   b   t   u,    2   7      A    p    r    i    l      2   0   2   4      Pantai Masirete yang...