Senin, 17 Agustus 2015

MENGAYUH BASIKAL MERAYAKAN KEMERDEKAAN RI KE-70 DI PERBATASAN SEBATIK


NusanTaRa.Com

G Menangis Sebatik Barat.

Terobsesi untuk turut merayakan Hari Kemerdekaan RI ke – 70,  Goweiser muda Roll Rayen asal Balikpapan yang kebetulan lagi berlibur di Nunukan mengajakku Goweis Sepanjang  jalan RingRoad Pulau Sebatik Barat.   Jalan di RingRoad bagian barat P Sebatik  merupakan jalan yang sejajar dengan Garis perbatasan (Kawasan PerBatasan) antara Indonesia dengan Malaysia yang memiliki Patok Batas 18 (lima) buah.    Hal  menarik bahwa dijalur Gunung Menangis  gunung  tertinggi di  Sebatik memiliki ketinggian 700 m dpl,  sehingga dari puncaknya pengunjung akan dapat menyaksikan Kota Tawau  Malaysia di Utara dan Kota Nunukan Indonesia di Selatan.

Tandem Goweis perbatasan dengan Roll Rayen,  kami mulai Hari minggu 16 Agustus 2015 dari Pelabuhan Perry SeiJepun Nunukan dengan  perahu penyeberangan  menuju Dermaga Bina Lawan Kec. Sebatik Barat karena kapal very milik SDP pull dengan penumpang yang akan mengikuti Perayaan Kemerdekaan RI ke-70 Kab. Nunukan besok yang dipusatkan di Kec. Sebatik Utara.    Penyeberangan memakan waktu 25 menit  dengan harga Rp 60.000 untuk dua orang dan dua sepeda yang kebetulan kami peminat merek  “ BOXTER “  warna putih,  harga tersebut termasuk bongkar di kedua pelabuhan.    Dermaga Bina Lawan panjang 150 m dari kayu ulin,   Setelah memasang bendera MeraHPutiH pada sepeda kamipun mulai mengayuh, perjalan sepanjang jembatan terasa bunyi kayu bagai bunyi kulintang tak beraturan. 

 Di simpang empat depan dermaga perjalanan belok kekiri menempuh jalur RinGRoaD  jalur Pantai  yang melintasi  Bina Lawan,  Muara sungai, Liang Bunyu dan Tembaring.  Sepanjang jalan di pinggir pantai belum ada tanjakan yang berarti sehingga dapat berjalan dengan lancer kecuali di Liang Bunyu desa nelayan yang berada di kaki gunung yang menjulang dari pinggir pantai,  jalannya gunung ini agak panjang dan melingkar kami harus menggunakan Gear 4 biar lebih rilek dan dipuncak ahhh bergaya dulu dong  Kliiiiikk.  Sepanjang perjalanan  12 km karena masih segar  kami masih dapat menyaksikan rumah perkampungan nelayan yang berdiri diatas laut dari suku asli Tidung dan Bugis, areal bakau,  tambak dan aktipitas pembudidaya Rumput Laut dan keindahan pohon Rambutan, Durian, Langsat, Mangga yang lagi ranun.  Dijalur ini terdapat Kantor Kecamatan Sebatik Barat, Jembatan Very, Kapolsek, Kantor Desa, bangunan PNPM dan Sekolah.    
   
Di Kampung Simpang tiga berbelok ke kanan kawasan ini dipenuhi perkebunan Kelapa Sawit ditengahnya berdiri satu Crude Palm Oil (CPO=Pabrik minyak Kelapa Sawit),   alhamdulillah sepanjang perjalanan tadi 85 % aspal sehingga basikal melalui dengan speed  25 lumayan menikmati alam bukan Cuma cape-capean,   4 km dari simpang tiga yang dipenuhi kelapa belok kekiri mengikuti alur  RinGRoaD Dalam, kemudian menemukan penyedapnya Goweis yaitu  tanjakan dan pertama terseru selain cukup panjang juga terdiri dari tiga Trek (belokan) sehingga membuat muka agak meringis terlebih si Roll Rayen sementara dengkulku mulai sakit,  sesampai  diatas kami istirahat dirumah penduduk yang dipenuhi buah Rambutan.
     
Roll Rayen yang berada di depan membelok kekanan  tak lama kemudian berada di kaki Gunung Menangis.  Setelah berfoto kami memperhatikan tanjakan yang eksaitik tersebut yang terdiri dari beberapa tahapan (6 kali), membuat nyali sedikit ketir bahkan saya mengusulkan untuk batal tapi Roll Rayen bersikeras dan berkata :     Kita coba dulu seberapa tinggi bisa kita capai !! “.   Bagaimana tidak ketir ketinggian 700 m dpl dengan jarak  8 km serta sudut kemiringan jalan antara 30 – 45o dengan hampir  tidak ada trek (tahapan) yang datar kecuali dipuncak.  
  
Roll Rayen mengambil inisiatip pertama untuk star naik  ditrek pertama dari semenisasi seluas 6 m,  saya menyusul dengan membuat sedikit rilek agar lutut bisa kompromi.  Memasuki trek kedua  Roll Rayen melihat kebelakang berkata  " okekan " sambil memasuki trek kedua yang mirip pertama,  dipertengahan perih dengkulku  terasa meski akhirnya sukses juga memasuki trek ketiga, tapi  dibagian tengah  dengkul dan betis tidak bisa kompromi meski sudah berdiri akhirnya KO, Saya berteriak “ KO Roll “.   Berhenti sejenak kemudian mendorong ke trek 4 sesampai di atas Roll Rayen berbaring hanya bisa mentuntaskan trek 4.    Setelah istirahat bersama-sama mendorong hingga ke puncak,   wahh …. Luar biasa  tidak menyesal karena dapat menyaksikan dua arah mempesoan yaitu sebelah utara seberang selat terlihat  kota Tawau Malaysia,   Sebelah Selatan sebelah selat terdapat Kota Nunukan dan sekitar  50 meter disebelah jalan terdapat daratan Malaysia.
     
Perjalanan  berikutnya kembali,  kalau terus sejauh 14 km  Kota SeiNyamuk tempat pemusatan Perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-70 besok untuk Kabupaten Nunukan, kondisi yang setengah semaput membuat harus kembali.   Meluncurpun dimulai  dengan sangat hati-hati karena di trek 5 dan 6 masih tanah dan ada limbasan air ketengah sehingga agak licin, ditrek 5, 4 dan 3 ada pengerjaan jalanan sehingga setiap trek  terdapat sampai 3 alat berat menetap yang mengganggu perjalanan.    Di trek 4 Rem belakang terasa mulai tak makan sehingga rem tradisional kaki harus dimanfaatkan. 
     
Sampai di RinGRoaD Dalam, belok ke kanan ke Desa Bambangan sejauh 8 km yang memiliki Dermaga untuk kembali ke Nunukan,  desa ini berbatasan langsung dengan Malaysia Kampung Mentadak.   Sepanjang jalan banyak ditumbuhi Kelapa Sawit dan buah2an seperti Durian (Durian Aji Kuning=Durian Lokal) dan lainnya.    Jalan banyak tanjakan panjang yang  landai sehingga semuanya kami sapu  mudah.    Kebanyakan  penduduknya warga Tidung,  3 km berlalu terdapat  Pos Satgas Pamtas (Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan) dijaga dua TNI,  berpangkat dua merah Apriyanto mengatakan Posnya berada di Patok 15 mereka yang bertugas disitu 17 orang aplousan 8 bulan, 1 km dari sini terdapat  Pos Marinir didepannya terdapat Patung Bola Dunia dan Burung Garuda berdiri diatasnya.   Tadem Mengayuh Basikal kami akhirnya berakhir  setelah melalui kampung  kemudian Memasuki Dermaga Bambangan Jam 16.20 dengan perahu penyeberangan yang menanti giliran.  Roll Rayen menyalami sambil berkata Selamat dan sukses buat tandem kita,  kemudian kami berbaring sejenak di dermaga melepaskan letih.   “ Selamat Tinggal, Mengayuh Basikal Merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-70 di PerBataSan Sebatik  Sejauh 46 km “. 
byBakriSupian&RollRayen



Memandang Indonesia dan Malaysia di Bukit Menangis,
Menjaga Perdamaian dengan jiran berarti menghargai norma Tapal Batas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISAH JANDA PANGERAN CINA YANG BERUBAH MENJADI BATU. LEGENDS GUNUNG KINABALU DI SABAH

NusaNTaRa.Com     byGreaTBritteN,       J    u    m    a    t,     0    3      M    e    i       2    0    2    4   Gunung KINABALU gunung...