Jumat, 17 Oktober 2014

INDONESIA MENANGI KOMPETISI PANGAN DI AMERIKA

 

 

"  Prestasi membanggakan, mahasiswa Indonesia berhasil menjuarai kompetisi iptek internasional. Kali ini kompetisi mengenai teknologi pangan.  "

 

 

Mahasiswa kembali  membanggakan bangsa Indonesia setelah berhasil mempersembahkan juara 1 dan juara 3 di bidang kompetisi iptek teknologi pangan yang diselenggarakan di New Orleans, Amerika Serikat.  Masing-masing tim mahasiswa program sarjana Teknologi Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), Institut Pertanian Bogor.  Kedua tim yang berhasil menjadi pemenang kompetisi tersebut adalah tim “ Floya ”  yang beranggotakan Stella Alinneshia, Afifah Zahra Agista, dan Nesya Nova Febriane (sebagai pemenang ke-1), dan tim “Soymuch” yang beranggotakan Gunawan Sanjaya, Amelia Septiany, dan Dyah Sekar Alamanda (sebagai pemenang ke-3)

Kompetisi bernama Developing Solutions for Developing Countries (DSDC) itu diadakan oleh Institute of Food Technologist Student Association (IFTSA)  yang merupakan salah satu chapter di bawah Institute of Food Technologists(IFT). Kompetisi ini diselenggarakan dalam rangka kegiatan IFT Annual Meeting+Food Expo di New Orleans, Amerika Serikat pada tanggal 21-24 Juni 2014.   Setiap tahunnya panitia DSDC-IFTSA menetapkan tema tertentu. Tema kompetisi untuk tahun ini yaitu “Develop products using low value vegetable oil industry by-products that could be commercialized for human consumption in Africa”, yaitu konsep pengembangan produk pangan yang memanfaatkan produk samping industri minyak nabati di Afrika sebagai produk pangan bagi masyarakat yang dapat dikomersialisasikan.

"Meski masih mahasiswa S-1, kami cukup bangga meraih prestasi ini. Lawan kami merupakan mahasiswa S-2 dan S-3 dari sejumlah negara," kata Stella Alinneshia, mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB),  Seperti Finalis  juara ke-2 yaitu tim “Sunnysoy” yang merupakan mahasiswa pascasarjana (magister dan doktor) Universiti Putra Malaysia (UPM).   Prestasi membanggakan ini kembali terukir setelah sebelumnya tim IPB menjadi pemenang ke-2 dan ke-3 pada kompetisi DSDC tahun 2013 di Chicago, Amerika Serikat.

Penghargaan itu diberikan pada 24 Juni 2014 di AS. Dalam kompetisi tersebut, Stella,  Afifah Zahra Agista dan Nesya Nova Febriane sebagai tim Floya dengan karya mereka, membuat bubur fragmentasi berbahan baku minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari.  Tim Soymuch yang beranggotakan Gunawan Sanjaya, Amelia Septiany, dan Dyah Sekar Alamanda dengan Karya Produk pangan berbentuk cookies yang terbuat dari soybeam meal difermentasi Kapang, Sunflawer meal dan tepun singkong.  Sedang Tim SunnySoy dari UPM Malaysia.

Kompetisi Developing Solutions for Developing Countries (DSDC) adalah kompetisi yang diselenggarakan IFTSA setiap tahunnya yang masuk dalam salah satu rangkaian acara IFT Annual Meeting+Food Expo. Kompetisi tahun ini adalah kompetisi yang keenam kalinya dilaksanakan. Kompetisi DSDC adalah kompetisi terbuka bagi mahasiswa dari berbagai jenjang pendidikan (sarjana, magister, dan doktor) baik dari domestik (universitas di Amerika Serikat) maupun internasional, yang bertujuan untuk menggali konsep dan pemikiran dari mahasiswa terhadap permasalahan pangan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang. 

Pada tahap seleksi awal, sebanyak 49 pre-proposal dari seluruh dunia dinilai dan ditetapkan 6 tim yang diundang ke kompetisi DSDC-IFTSA di New Orleans, Amerika Serikat, yaitu 3 tim dari internasional dan 3 tim dari wilayah domestik (Amerika Serikat). Tim Floya dan Soymuch dari IPB merupakan 2 tim internasional yang lolos dalam proses seleksi tersebut, kemudian tim Sunnysoy dari UPM (Malaysia). Untuk selanjutnya, tim mahasiswa harus mempersiapkan final proposal dan melakukan penelitian selama 3 bulan untuk pengembangan produk pangan, sebagaimana yang telah diusulkan dalam pre-proposal.

Tim mahasiswa mempresentasikan hasil karyanya di hadapan tim juri dan peserta konferensi IFT pada 23 Juni 2014 di Ernest N. Morial Convention Center, New Orleans. Tim juri  adalah ilmuwan dari universitas di Amerika Serikat dan praktisi dari industri pangan,  (1) Rolando Flores, Ph.D (University of Nebraska Lincoln), (2) Carol J. Lowry (food scientist Cargill, Inc), (3) Nicolas Meneses, Ph.D (Technologies Buhler AG), (4) Tom Nack, Ph.D (Scientist General Mills, Inc), (5) Erika Smith, Ph.D (Scientist General Mills, Inc), (6) Hugh Welsh, J.D. (President DSM North America)
  
Produk Floya dan Soymuch merupakan  produk pangan yang dikembangkan untuk memanfaatkan produk samping industri minyak nabati di Afrika berupa ampas biji kedelai (soybean meal) dan biji bunga matahari (sunflower meal) yang berpotensi memberi dampak positif baik dari segi kesehatan maupun ekonomi masyarakat Afrika.   Floya merupakan produk bubur instan yang terbuat dari soybean meal,sunflower meal, dan sorghum yang difermentasi bakteri asam laktat serta ditambah ingredien buah mangga kering.   Sasaran produk ini yaitu untuk penderita Protein-Energy Malnutrition (PEM) terutama usia balita karena produk ini memiliki kandungan protein yang tinggi.
Soymuch mengembangkan produk pangan dalam bentuk cookies yang terbuat dari soybean meal yang difermentasi kapang, sunflower meal, tepung singkong serta ingredien lainnya. Produk ini mengandung protein, karbohidrat, dan serat pangan serta dapat dikonsumsi masyarakat Afrika di atas umur tiga tahun.

Produk yang dihasilkan dalam kompetisi ini adalah yang  berpotensi untuk dapat diaplikasikan di wilayah sasaran dengan memperhatikan kondisi sosio-ekonomi, budaya, ketersediaan bahan baku di lokasi sasaran, serta potensinya untuk dikembangkan menjadi industri pangan untuk dapat menggerakkan roda perekonomian di wilayah sasaran sehingga hal itu sangat mudah untuk dikembangkan didaerah sasaran.

Institute of Food Technologists (IFT) sebagai penggagas even ini sebanyak 6 kali,  merupakan organisasi internasional non-profit yang bergerak untuk kemajuan ilmu dan teknologi pangan. Merupakan organisasi ilmu pangan terbesar  dengan 18.000 member di seluruh dunia pada tahun 2012.    IFT berdiri pada tahun 1939 dan kantornya berpusat di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Keanggotaan IFT  merupakan ilmuwan/profesional dari berbagai disiplin terkait ilmu dan teknologi pangan yang berasal lebih dari 100 negara.
 
Pemenang 2013

Beberapa prestasi mahasiswa Indonesia dalam mengikuti kompetisi Teknologi Pangan Dunia yang d selenggarakan IFT diantaranya, 1. Tahun 2013, Juara 2 Tim " MASOCA-BALL "beranggotakan  Ardiyamsyah Mallega, Stella Denissa dan Alviane Leonita dari IPB, karyanya Biskuit berbahan Dasar Wortel sebagai suplemen penderita HIV dinegara berkembang sebagai Contoh kasus Nigeria.  dan  Juara 3  Tim " SWEEPO " beranggotakan Veni Issani, Cynthya dan Jian Septhian dari IPB, karyanya Biskuit berbahan dasar Ubi Jalar dan Kacang-kacangan (Red Kidney Bean), untuk mengatasi kekurangan gizi dan kondisi kosehatan yang lemah penderita HIV di Papua.   2.  Tahun 2012, Juara 2 Tim beranggotakan  Berlian Purnama Sari, Akhmad Fahmi Hikmatiyar, Brian Naranathan,  Ery Nartirti dan Dias Pramesti dari IPB,  Karyanya SNACKBAR berbahan dasarMangga Kenya dan Kacang tanah sebagai Cemilan sehat solusi Maltrusi di Kenya.  3. Tahun 2011, Juara 1  Tim beranggotakan Risky Setiawan, Meidina Herfitriani dan Masa Mukti dari Univ. Brawijaya, karyanya  Mie dari Tepung Ubi Jalar, Tepung Tempe, Tepung Singkong dan Belut kaya akan Zat Besi Untuk mengatasi Maltrusi dengan bahan yang mudah didapat di negara Berkombang.   4.  Tahun 2010,  Juara 3  Tim beranggotakan Anugerah Dany, Fathy F Bahanan dan Daniel Fatchur dari Univ. Brawijaya, karyanya Membuat Beras Turuan dari Singkong, Kacang Tunggak dan Garut sebagai alternatip solusi mengatasi Maltrusi di Indonesia Papua dan NTT.    5.  Tahun 2009,  Juara 3 Tim beranggotakan Galih Nugroho, Ari Try Purbayanto, Riza Aris Asriadhy, Kamalida Pertiwi dan Catherine Haryasya dari IPB,  karyanya Mie Jagung siap saji dengan fertifikasi berbagai zat gizi mikro terutama bagi kaum Ibu Hamil di Kawasan Asia tenggara. 

IFT bertujuan memfasilitasi pertukaran ide diantara anggotanya dengan menyelenggarakan forum diskusi, seminar dan pameran, serta mendorong penelitian di bidang teknologi pangan termasuk dalam produksi dan distribusi pangan.  IFT juga melakukan proses assesmen dan pengakuan (appoval/akreditasi) terhadap suatu program studi teknologi pangan yang dapat memenuhi “IFT Education Standard”. Program Studi Teknologi Pangan IPB merupakan salah satu program studi dari 45 program studi di seluruh dunia yang telah menerima status “approved undergraduate program” dari IFT pada tahun 2010, dan pertama di luar North America yang memperoleh pengakuan tersebut.
by BakriSupian





Ilmu yang baik banyak manfaatnya bagi manusia,
Berkompetisi cara untuk mendapatkan yang paling berguna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISAH JANDA PANGERAN CINA YANG BERUBAH MENJADI BATU. LEGENDS GUNUNG KINABALU DI SABAH

NusaNTaRa.Com     byGreaTBritteN,       J    u    m    a    t,     0    3      M    e    i       2    0    2    4   Gunung KINABALU gunung...