Jumat, 06 Desember 2013

PEMBERDAYAAN PETANI RUMPUT LAUT DI PERBATASAN




       Meskipun  pengembangan budidaya Rumput laut di Kabupaten Nunukan relatip baru sekitar  tahun 2008  yang awalnya dibudidayakan nelayan di Desa Setabu Kecamatan Sebatik kemudian menyebar ke Pesisir Pulau Nunukan,  namun saat ini telah mencapai kemajuan yang  sangat signipikan dengan jumlah pembudidaya yang sangat besar dan areal yang meliputi wilayah pesisir Kabupaten seluas 700 Ha dari luas areal yang potensial untuk budidaya rumput laut 20.000 Ha , hingga tercatat sebagai Kabupaten Penghasil Rumput Laut terbesar di Indonesia dengan total produksi mencapai  750 ton per bulan.

       Sejarah perjalanan budidaya rumput laut yang banyak di kembangkan  di pesisir pantai hingga 1 km dari bibir pantai Nunukan sejak awal hingga kini  tidak selamanya berjalan menanjak, tapi  juga mengalami masa naik turunnya kurpa kesuksesan produksi dan harga Rumput laut tersebut.   Kesuksesan awal dicapai Petani Rumput Laut ketika harga dan produksi mereka mencecar pada nilai Rp 9.000 pada tahun 2009, kemudian  seiring peningkatan Jumlah produksi tidak diiringi  teknologi  dalam penangan pasca panen  yang baik membuat tahun – tahun berikut menjadi masa sulit bagi petani  meski produksi meningkat tapi kwalitas produksi yang menurun,  Pemasaran yang sulit dan Harga anjlok   hingga mencapai Rp 4.000 /kg.  Hingga saat itu banyak petani  yang berniat mencari lapangan usaha  lain seperti beralih menjadi nelayan tangkap kembali ketimbang harus bertahan dengan harga yang tidak dapat menutupi ongkos produksi dan tak jarang rusak karena tak ada pembeli.

       Keberuntungan kembali berpihak bagi petani rumput laut Nunukan manakala pihak Bank Indonesia  yang mempunyai komitmen untuk mendukung pengembangan Usaha mikro Kecil dan Menengah  di Indonesia khususnya membantu mendukung pertumbuhan usaha yang berbasis pada sektor Ketahanan Pangan, datang melirik problem petani Rumput laut tersebut dan tergerak turun tangan untuk mendapatkan solusi  problem tersebut.   Sehingga pada tahun 2011 Bank Indonesia menandatangan  Memorandum of Understanding (MOU) dengan pihak Pemerintah Kabupaten Nunukan selama 3 tahun untuk Program “ PENGEMBANGAN KLASTER RUMPUT LAUT DI WILAYAH PERBATASAN NUNUKAN “, Program ini sekaligus melaksanakan program pemerintah untuk mendukung percepatan pembangunan di kawasan Perbatasan sebagai beranda terdepan NKRI.

       Pada akhir tahun 2013 tahun ketiga sebagai Phasing out tahap transisi Pemberdayaan Klaster Rumput laut di Kabupaten Nunukan atau tahap menuju kemandirian, program ini telah mengantarkan rumput laut sebagai komoditas unggulan di kawasan perbatasan Nunukan.  Terbentuknya  kelompok perikanan sebagai basis kekuatan usaha budidaya, Semakin  terbukanya akses pasar  seperti ke Surabaya, Makasar, Tarakan dan Samarinda, semakin membaiknya harga rumput laut  mencapai Rp 12.000 / kg dan berhasil mengantarkan  Kabupaten Nunukan sebagai Kabupaten penghasil rumput laut terbesar di Indonesia dengan produksi 750 ton/bulan,  demikian sambutan Kepala Perwakilan  Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Timur Bapak Ameriza M Moesa pada acara “ Phasing Out Pengembangan Klaster Rumput Laut Kabupaten Nunukan oleh Bank Indonesia “, Kamis, 05 Desember 2013 di Desa Mamolo Nunukan.


       “ Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara meski masih baru dengan anggaran terbatas untuk tahun 2014 melalui Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan akan mendukung pengembangan Rumput Laut di perbatasan   melalui kegiatan  peningkatan  Sumber Daya Manusia dan Peningkatan sarana prasarana pendukung  serta akan mengusahakan agar produk rumput Laut dapat eksport langsung dari Nunukan  “, demikain katan Bapak Irianto Lambrie Pj. Gubernur Kalimatan  Utara pada kesempatan tersebut.  Acara ini juga dihadiri Bupati Nunukan Bapak Basri, Kepala BPD Kalimantan Timur Zainudin,  Kodim Nunukan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kalimantan Timur, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Prov. Kalimantan Utara,  Kepala SKPD Kab. Nunukan, Pengusaha, LSM dan  Petani Rumput Laut Nunukan.

       Acara yang diselenggarakan di depan Gudang Rumput Laut terbesar di Kalimantan ini meliputi  Panen Raya Rumput Laut,  Penandatanganan Naskah Phasing out oleh BI dan Pemkab Nunukan,  Peluncuran Buku “ Membangun Daerah Perbatasan  dengan Rumput Laut dan Temu wicara dengan Petani Rumput laut.    
       Ruslan Petani Rumput laut Desa Mamolo mengatakan usaha  budidaya Rumput laut di pantai  menggunakan bentangan tali nilon sepanjang 35 meter tempat mengikat bibit Rumput laut yang dibudidayakan,  dengan panjang tersebut ia membutuhkan bibit   4 kg dan menghasilkan 10-12 kg/bentangan, dengan  300 bentangan miliknya  selama 50 hari ia dapat panen 3,5 ton rumput laut jenis Euchema   cottoni   Setelah ada bantuan BI dan pendampingan Penyuluh Perikanan Lapangan  Pak Ruslan  merasa usaha Rumput Laut semakin menjanjikan,  dimana pembentukan Kelompok Nelayan turut mempasilitasi usaha mereka secara bersama, Pelatihan kesemaptaan untuk disiplin, Pelatihan SDM untuk pengembangan tehnologi budidaya, Akses pasar yang diciptakan dengan mendatangkan dan mempertemukan para buyer dan Bantuan modal usaha. 

       Petani Rumput laut dari Semengkadu mengharapkan agar pemerintah dapat  mempasilitasi pengembangan  produk olahan  lanjutan rumput laut baik pengetahuan maupun sarana tehnologinya sehingga penghasilan para petani akan dapat lebih meningkat terutama petani  kecil yang hanya  memiliki 30 – 70 bentangan.

by BakriSupian




Enak juga dimakan mentah si Rumput Laut,

Petani Berkelompok akan membuat posisi usaha lebih Kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HALIS MUHAMMAD NUR KERJA KERAS SUKSES SULAP PANTAI MASIRETE JADI TEMPAT USAHA WISATA

NusaNTaRa.Com     byLaCappotttA.         S   a   b   t   u,    2   7      A    p    r    i    l      2   0   2   4      Pantai Masirete yang...