Selasa, 03 Desember 2013

IKAN GABUS POTENSI BAHEULA YANG BELUM DIBUDIDAYAKAN






        Ikan Gabus yang banyak ditemukan diperairan umum seperti Sungai, danau, rawa yang berkembang dengan sendirinya, masih jarang dibudidayakan mungkin karena salah satu sifatnya yang Kanibal dan predator aktip sangat suka memakan ikan lain terutama berukura lebih kecil.   Di daerah Kalimantan Selatan yang merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan tingkat konsumsi Ikan Gabus sangat tinggi telah melaksanakan budidaya ikan secara tradisionil sangat sederhana karena menggunakan Beje.

        Bagi masyarakat Banjar ikan gabus yang mereka sebut dengan IKAN HARUAN atau bahasa latinya Channa striata merupakan ikan nomor satu bagi mereka, sehingga tak heran di sana harga ikan haruan mencapai Rp 70.000/kg bandingkan dengan air tawar lainnya seperti Lele, Emas dan Nila yang hanya berkisar Rp 19.000 - Rp 22.000/kg, sehingga sebagian masyarakat Banjar beranggapan bahwa makan ikan Gabus bagian dari status sosial.

        Ikan yang sejatinya banyak ditemukan di alam ini mengandung banyak Zat Albumin yang dapat membantu proses penyembuhan beberapa penyakit seperti Penyembuhan Luka Khitanan, Luka Melahirkan, Penyakit Lupus dan Kanker Hati.   Bagi masyarakat Banjar penggunaan Ikan Haruan ini sebagai pangan medis sudah berlangsung sejak dulu kala bahkan telah menjadi bagian dari tradisi  terutama saat melahirkan.  Pasca melahirkan selama 5 hari ibu-ibu tersebut diwajibkan dihidangkan Ikan haruan agar luka dalam persalinan dapat sembuh dan energi yang terkuras dapat kembali lagi.   Tak heran saat ini banyak obat herbal yang mengadopsi kandungan ikan ini sebagai kandungan obat mereka.

       
Masih jarang ikan Gabus di budidayakan di Indonesia sehingga penangkapan alam masih merupakan sumber produksi tertinggi sekitar 90 % dari total produksi, selain dari perairan umum tersebut bagi masyarakat Banjar Ikan Gabus banyak dipelihara secara alami dengan membuat Beje yaitu sebuah tepian rawa atau alur sungai digali lebih dalam, sehingga saat musim hujan air sungai tinggi Ikan bertelur dan saat Kemarau Ikan telah besar dan tertampung pada bagian kolam-kolam Beje yang menampung air, dari sinilah ikan banyak di panen masyarakat. Seorang pakar perikanan mensyaratkan sebaiknya benih2 ikan disiapkan oleh pemerintah kemudian pembesaran dilakukan oleh masyarakat sehingga kepastian bibit dapat terjamin mengingat Ikan Gabus sering memakan anaknya sendiri.

       Penangkapan ikan Gabus diperairan umum  banyak dilakukan masyarakat dengan menggunakan Pancing, Jaring, Jaring Kantong yang menutupi sungai, serok dan Bubu.  Pembudidayaan dapat dilakukan di kolam, bak beton, Keramba, Jaring Apung yang  padasarnya hanyalah proses pembesaran sedang bibitnya diperoleh dari balai benih atau tempat pembenihan, jika ingin mebenihkan sebaiknya dilaksanakan di kolam  beton dengan air mengalir agar perawatan benih saat menetas akan lebih mudah terutama dari predator dan induknya sendiri, induk ikan Gabus dapat menhasilkan 10.000 telur hingga 12.000 telur, sebaiknya induk beratnya 1 kg.  Sebaiknya telur-telur tersebut dipisahkan dari Induknya dengan perawatan tersendiri di kolam lain setelah 24 jam telur akan menetas dan selama 2 hari tak perlu pakan karena makanan Cadanannya masih ada.

       Di daerah sulawesi Selatan Ikan yang mirip kepala ular dengan tubuh bagian atas berwarna hitam dan bawah berwarna putih, kepala lebar dan ceper  dan mulut lebar dengan gigi yang tajam biasa disebut  “ Bale Bolong ” sering ditangkap masyarakat di sungai atau sawah-sawah.  Ikan Nomor satu ini oleh sebagian masyarakat  Biasa ditangkap pada bulan Ramadhan  masyarakat  dengan menggunakan Obor  atau lampu strongkeng sehingga bila ikan Gabus sedang tidur kena lampu tidak dapat bergoyong langsung di parangi atau ditombak, pas saat sahur ikanpun telah selesai dimasak untuk dimakan sahur.

       Tenggarong merupakan gambaran dari masyarakat Kab. Kutai Karta Negara yang memiliki animo akan ikan Haruan cukup tinggi, memngingat sepanjang kota ini mengair Sungai Mahakam dan beberapa danau yang kaya akan produksi Ikan Haruan serta beberapa pemudidaya yang menagkarnya dalam keramba,  sehingga jika anda sempat ke Pasar Tangga Arung Tenggarong di Los Pasar Ikan akan ditemukan ikan Haruan yang dijual dalam keadaan masih Hidup karena diatas meja jualan terdapat kolam dari plastik sedalam 20 Cm atau Baskom Plastik tempat ikan Haruan dipajang.

       Pada dasarnya pemeliharan ikan gabus sangat mudah karena tidak terlalu sensitip dengan perubahan kadar air bahkan ia masih dapat bertahan pada air berlumpur dan ia dapat membenamkan diri di dalam lumpur saat menghindari kejaran musuh, dimusim kemarau or predator lain karena ia mempunyai alat napas bantu berupa Labirinth yang mengikat oksigen dari udara bebas serta ikan ini dapat merayap/jalan diatas jauh diatas lumpur saat mencari Genangan air lain, demikian juga dengan pakannya terbilang mudah meskipun ia pemakan daging (Carnipora)seperti cacing, serangga, katak dll namun ia dapat memakan tumbuhan tertentu sehingga pemakan segala sehingga sisa-sisa makan rumah tanggapun dapat menjadi pakannya seperti nasi, roti dll.

       Pernah Mancing Mania di Swamp SeiSembilang Nunukan Kaltara hanya dengan berumpan Cacing, Kodok dan Roti saya berhasil membawa ikan Gabus 6 Ekor dan Ikan Lele 2 ekor, dengan memasang pancing pada sungai-sungai kecil disemak dan genangan air serupa kolam dan ikan ini bila terkena Pancing sangat kentara karena ia kuat meronta.
 by Bakri Supian



Ikan Haruan di santap si Galuh di siang Hari,
Kebiasan dulu kaya dengan pengetahuan yang tak ternilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HALIS MUHAMMAD NUR KERJA KERAS SUKSES SULAP PANTAI MASIRETE JADI TEMPAT USAHA WISATA

NusaNTaRa.Com     byLaCappotttA.         S   a   b   t   u,    2   7      A    p    r    i    l      2   0   2   4      Pantai Masirete yang...