Sabtu, 23 November 2013

PANGDAM VI MULAWARMAN MELUKAI PERASAAN WARGA ASLI KALIMANTAN





         
           Suku bermakna Sekumpulan manusia yang anggotanya mengidentipikasikan diri kedalam satu golongan, biasanya secara biologis terbentuk  karena faktor garis keturunan yang sama, memiliki nilai hidup tersendiri dan mempunyai kawasan tertentu, sedangkan  pengertian Masyarakat adat  menurut AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) pada Kongres I tahun 1999 dan masih dipakai sampai saat ini adalah:  " Komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan asal-usul leluhur secara turun-temurun di atas suatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh Hukum adat dan Lembaga adat yang mengelolah keberlangsungan kehidupan masyarakatnya”.



          Nilai-nilai seperti inilah  yang mendasari terjadinya suatu gejolak  sosial yang kurang baik di Kalimantan khususnya masyarakat adat Dayak Kalimantan dan Masyarakat Asli Kalimantan karena ketersinggungan  atas  ucapan Pangdam VI Mulawarman Mayjen Dicky Wainal Usman yang kurang bijak,  saat temu ramah Pangdam dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, tokoh Muspida Kab. Tanah Tidung dan pimpinan seluruh SKPD Kab. Tanah Tidung Kalimantan Utara di Aula Pendopo Bupati pada Nopember 2013 yang bermakna   "  Sebenarnya semua suku di Pulau Kalimantan itu sama  tidak ada yang beda antara penduduk pendatang dan penduduk asli sama saja sebagai warga Kalimantan jadi tidak ada yang namanya warga atau suku asli, karena warga asli hanyalah lebih duluan datang kemudian warga pendatang datang kemudian,  jadi hanyalah masalah waktu datang saja, artinya sama-sama semuanya pendatang dan tidak ada yang namanya penduduk warga asli Kalimantan ",  sehingga  terjadi demonstrasi  atau tuntutan masyarakat  dibeberapa kota Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.



          Seharusnya Hari Jumat 22 Nopember 2013 akan digelar demonstrasi oleh masyarakat adat Dayak Kalimantan di Kantor Gubernur Kalimantan  Timur Samarinda namun terpaksa dibatalkan karena  seluruh tokoh-tokoh adat di Kalimantan telah berkumpul dan menggelar rapat untuk menanggapi pernyataan tersebut.  Ada dua poin permintaan masyarakat adat Kalimantan yakni  permintaan maaf dari Pangdam VI Mulawarman dan meningggalkan bumi Kalimantan.



          Yulianus Hanoch yang mengatas namakan masyarakat adat Dayak Kaltim mengungkapkan,  Pangdam VI Mulawarman tidak selayaknya mengungkapkan kata-kata  demikian yang melukai perasaan hati masyarakat Asli Kalimantan dan Masysrakat adat Dayak,  seolah-olah mereka tidak menghargai keberadaan masyarakat Asli Kalimantan dan Masyarakat Adat Dayak yang telah mendiami bumi Kalimantan sejak Nenek moyang mereka ribuan tahun lalu. Untuk itu mereka menuntut pertanggung  jawaban  Pangdam Mulawarman tersebut.      “Karena rasa keprihatinan, kesedihan, luka hati yang mendalam, akibat pernyataan saudara Jenderal Pangdam VI Mulawarman yang menyatakan Kalimantan tidak punya putra daerah, semua adalah pendatang, kami mohon maaf, kami tidak panggil Bapak Pangdam lagi, Saudara Dicky, bahwa Bapak Dicky harus tinggalkan Kalimantan Timur,” kata Yulianus Henock.



          Demonstrasi  sudah  terjadi di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah setelah masyarakat di sana mengetahui  berita tersebut yang di ikuti ribuan warga Asli Kalimantan dan Masyarakat Adat Dayak Kalimantan tengah di depan Kantor Gubernur, dengan tuntutan menyampaikan permintaan pertanggunb jawaban Pangdam Mayjen Dick atas pernyataan  tersebut yang melukai perasaan masyarakat.



          Yusuf Ronny Tamanggung selaku pimpinan masyarakat Asli Kalimantan tengah mensyaratkan agar Pangdam dapat mengklarifikasikan pernyataannya dengan mengungkapkan pernyataan minta maaf kepada  masyarakat asli bumi Kalimantan dan angkat kaki dari Kalimantan.  Point tersebut menjadi persyaratan tuntutan mutlak masyarakat asli Kalimantan dan masyarakat adat dayak Kalimantan, dan pernyataan tersebut  telah disampaikan ke Kepala stap TNI Angkatan Darat RI  Jenderal Budiman dan akan disampaikan ke Menko polhukum RI Joko Suryanto dan Ketua Persatuan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara,  agar ditindak lanjuti lebih arip sehingga masyarakat Kalimantan bisa merasa dihargai dan terhindar dari hal-hal yang  kurang baik. 



          Sekjen Aliansi  Masyarakat Adat Nusantara Abdon  Nababan mengatakan, pernyataan tersebut seakan menyamakan penduduk asli dengan warga pendatang di Kalimantan. Menurut dia, Pangdam VI Mulawarman yang memiliki tugas utama memberikan rasa aman dan damai kepada masyarakat dan bukan menimbulkan keresahan harus segera menjelaskan maksud dari pernyataannya yang dapat menyulut amarah masyarakat dan permintaan maaf, agar tidak memicu kemarahan penduduk asli di Kalimantan.








          Donald Sitorus, Juru bicara Kodam VI Mulawarman mengatakan, Pangdam VI Mulawarman Dicky Wainal Usman mengakui kesalahannya  dan meminta maaf kepada masyarakat asli Kalimantan.  Kata dia, Pangdam tidak berniat mendiskriditkan masyarakat asli Kalimantan. Namun kata Donald, dari hati yang paling dalam Pangdam menyatakan permohonan maafnya.   Pernyataan tersebut mungkin bermaksud meramahkan situasi untuk dapat mengakrabkan masyarakat Kalimantan sehingga dapat berjalan damai sebagaimana pungsi tugas beliau, tapi justru kata-kata tersebut  tidak  bijak sehingga  menyinggung perasaan warga Asli Kalimantan.  



          Abdon N menambahkan, masyarakat asli Kalimantan bisa menduga pernyataan Pangdam VI Mulawarman tersebut sebagai bentuk dukungan tentara kepada warga pendatang untuk mengambil alih lahan masyarakat lokal.  Semakin lama Pangdam memberikan klarifikasi atas pernyataannya itu maka akan semakin besar kecurigaan masyarakat asli Kalimantan tentang adanya rencana pengambil alihan lahan milik adat.
BakriSupian.





Dimana bumi dipijak disitu adat bertuah,
Adat Budaya penuntun hidup manusia yang bijaksana dan bermarwah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BADARAWUHI FILM MISTIK TARIAN JAWA, SIAP TAYANG DI AS 26 APRIL 2024 DAN MENDUNIA

NusaNTaRa.Com  byPunGKadA,               R     a      b       u,    2    4       A    p    r    i     l      2    0    2    4    Film Bada...