Sabtu, 20 April 2013

PENGEBOMAN IKAN TUNA MENGANCAM IKAN LUMBA-LUMBA






Nelayan Kabupaten Flores Timur tahun 2004 hingga saat ini masih melakukan praktik pemboman untuk menangkap ikan, khususnya tuna berukuran besar (lebih 25 kb).  Fakta ini terungkap dari pemaparan laporan hasil kajian WWF-Indonesia yang berjudul “Potret pemboman ikan Tuna di perairan Kabupaten Flores Timur”,  Kamis (14/3/2013) di Jakarta.

Praktik pemboman ini ternyata tidak hanya mengancam keberlanjutan stok ikan tuna di daerah tersebut tapi juga mengancam keberadaan ikan lumba-lumba di perairan itu.

“Ikan Tuna yang bermigrasi seringkali berasosiasi denga ikan Lumba-lumba, salah saunya dengan jenis spinner dolphin.  Lumba-lumba termasuk hewan yang dilindungi.”  Papar Dwi Ariyogagautama, Fisheris Senior officer (WWF-Indonesia di Nusa Tenggara Timur.   “Nelayan yang melakukan pengeboman biasanya menjadikan keberadaan Lumba-lumba sebagai Indikator keberadaan Ikan Tuna,” kata Dwi.

Dwi menjelaskan, nelayan melemparkan bom ketika Ikan Tuna berada didekat permukaan.   Bom tidak diarahkan langsung kea rah kumpulan lumba-lumba dan ikan tuna, tapi ke titik didekatnya.   Ledakan Bom yang cukup kuat mampu melukai bahkan membunuh lumba-lumba dan ikan tuna yang menjadi sasaran.  Praktik ini bila dibiarkan bisa berdampak buruk pada keberlanjutan ekosistem laut di perairan flores.

Menurut Dwi, praktik ini masih marak dilakukan Karena ada pasar yang siap menampung produk ikan tna hasil pemboman.   Oleh karenanya pasar itu harus dihilangkan, sebab bila dibiarkan kondisi ini bisa mennjadi preseden buruk bagi industry berbasis perikanan tangkap di Indonesia.  Hal buruk yang mungkin terjadi, produk perikanan dari Indonesia bisa di-banned oleh Negara inportir karena perilaku ini.  Salah satu cara megatasinya dengan membuat regulasi yang mengatur pemasaran produk perikanan.

“Saat ini, regulasi yang ada baru megatur tentang jenis alat tangkap yang boleh dipergunakan.  Ke depan, sebaiknya ada regulasi yang mengatur produk yang dijual di pasar harus produk yang ramah lingkungan.  Untuk komoditas ikan tangkap berarti produk tersebut ditangkap dengan cara yang ramah lingkungan,” jelas Dwi.

“Upaya lainnya dengan meningkatkan kapasitas nelayan melalui penyuluhan, dan peninkatan upaya monitoring dan pengawasa,” ungkapnya.
Dari IFT Fishing.blogger
















Ikan Tuna berenang bergerombol di tengah lautan.
Saling menolong prinsip  hidup dalam membina persahabatan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HALIS MUHAMMAD NUR KERJA KERAS SUKSES SULAP PANTAI MASIRETE JADI TEMPAT USAHA WISATA

NusaNTaRa.Com     byLaCappotttA.         S   a   b   t   u,    2   7      A    p    r    i    l      2   0   2   4      Pantai Masirete yang...