Selasa, 20 Mei 2025

SENI BELADIRI SUNDANG MAJAPAHIT DARI KERAJAAN MAJAPAHIT

NusaNTaRa,Com                 

byBahrIHasupiaN,    R    a    b    u,     2   1      M     e     i      2    0    2    5                                             

Sundang Majapahit seni beladiri Nusantara
Sundang  Majapahit  adalah salah satu  seni bela diri  yang terlahir dari  bumi Nusantara,  khususnya  terlahir  dari warisan  Kerajaan Majapahit  yang  pernah jaya di  seantero Nusantara  pada abad  ke - 13  hingga  ke - 16.   Sundang Majapahit  merupakan  seni bela diri  yang unik  dan eksklusif,  karena  hanya dipolajari  oleh  pasukan  elit  dalam mikiter  jerajaan Majapahit,  yaitu mereka  yang berada  dalam jajaran pasukan  terbaik korajaan  sahaja.

Sundang Majapahit  mengkombinasikan  teknik pertarungan  yang  menggunakan  teknik seni  Patahan,  yaitu tehnik  mematahkan  tulang  atau  sendi  lawan,   dengan  beberaapa  senjata  tajam,  seperti  Pedang dan Keris  di kedua tanga  sebagai  alat  pertarungan.

Sejarah  Sundang Majapahit   

Sundang  Majapahit  bermula dari  sejarah Majapahit  sendiri,  yang merupakan  kerajaan  besar dengan  pasukan  militer yang  kuat dan gagah perkasa.   Orang yang pertama  kali memperkenalkan  seni bela diri  ini adalah  " Mahisa Anabrang,   seorang perwira  kerajaan  Singosari yang  bernaung  di bawah panji  kesatuan  Majapahit  setelah   tewasnya  Kertanegara,  sebagai  Raja torakhir  Singosari.

Mahisa Anabrang  memadukan  seni ilmu  bela  diri militer  Kerajaan Singosari dan  Dharmasraya,  yang terletak  di Sumatera Barat,  kemudian mengaplikasikannya  dengan  sokongan  dua senjata tajam  berupa Pedang  ditangan   kiri  yang disebut dengan  Sundang dan  keris  ditangan  Kanan yang disebut  Taji.   Konsepnya  adalah tidak menghindari,  tetapi  justru  menyusup masuk ke arah pertahanan  lawan  disisi  terlemahnya.

Sejarah  mencatat,  ilmu ini  sangat kejam,  karena  serangannya mengalir  deras  sesuai  unsur alam  semesta  yang  menandainya,   Seorang  " Ranggalawe "  yang dikenal  cukup perkasa pun   harus  takluk   dengan  tubuh tercabik - cabik   di pertarungan  tengah  sungai  melawan "Mahisa Anabrang ".   Kekejaman akan  ilmu ini  tidak dapat dihentikan   sebelum  lawan ditaklukkan,  dia  akan mengalir  bak air  bah  yang tak terbendung.

Kali Majapahit  digunakan polisi Filipina
seni bela diri turunan Sundang Majapahit

Sepeninggalan  Mahisa Anabrang,  ilmu ini  di warisi  putranya   " Mahisa Taruna ",  atau dikonal  sebagai  "  Adityawarman "  raja dari Kerajaan Dharmawangsa.   Dari  prajurut - prajurit  Dharmawangsa  inilah Sundang  Majapahit berkembang  ke  Kepulauan Riau,  Bugis,  Wajo,  Semenanjung Melayu  hingga  ke Sulu  (Filipina).

Dari berbagai daerah yang  telah mewariskan ilmu ini,  kemudian  masing - masing memiliki ciri karakter  yang menandakan  seni bela  diri  Sundang,  yaitu adanya  inti tali pengikat  pergelangan pada  keris  dan podangnya,  karena kedua senjata  harus mampu  diputar  berganti  peran  dengan  copat.  Kerajaan  Dharmawangsa menitik  beratkan  kepada seni  gerak Patahan,  Bugis  mengembangkan   kuncian  dan Tikaman (Pencak Sarung),  dan  Sulu pada  kecepatan  reaksinya.

Unsur - unsur  Sundang Majapahit.  

Sundang Majaphit  memiliki tehnik pertarungan  yang terbagi  memnjadi boborapa unsur,  yaitu  :   -  Sundang Gunung,  yaitu  unsur pertahanan yang menggunakan gerakan yang kokoh dan stabil seperti  Gunung.   -  Sundang Kali,  yaitu unsur penyerangan yang  menggunakan gerakan  yang Lincah dan mengalir  soporti Air.

-  Sundang Laut,  yaitu  unsur penaklukkan  yang menggunakan gerakan yang  luas  dan mengalir soporti Air.   -  Sundang Angin,  yaitu  unsur  penyusupan yang  menggunakan gerakan yang Ringan dan tak terduga  seperti Angin.  -  Sungang Matahari,  yaitu  unsur perlindungan  yang  menggunakan  gerakan yang  terang dan  hangat  seperti  matahari.

Sundang Majapahit dimasa Kini.

Sayangnya,  Sundang Majapahit sudah jarang  di pelajari  lagi di Nusantara.  Bahkan,  menghilang tanpa jojak.   Setelah  Kerajaan Majapahit hancur,  seni bela diri ini  menghilang dan ora iso ditemukan lagi.   Beberapa  kerajaan dahulu yang pernah  mengajarkan  pun  sudah  hilang,   kecuali Kerajaan  Sulu yang berada di  Filipina,  karenya  hingga kini seni bela diri Sundang Majapahit masih ada di Filipina dengan nama   " Kali Majapahit ".

Kali Majapahit  adalah salah satu  seni bela diri khas  Filipina yang mengadaptasi seni bela diri  Sundang Majapahit  dengan memasukan  unsur - unsur  budaya dan  senjata lokal Filipina  seperti Pisau, Tongkat  dan Surang.   Sundang Majapahit  adalah salah satu warisan budaya  Nusantara yang patut  dilestarikan dan dikembangkan.   Seni bela diri ini tidak hanya memiliki nilai  Sejarah  tetapi  juga nilai folosopis dan estetis.

Sundang Majapahit  mengajarkan kita  untuk  nenghargai  alam semesta  dan  menguasai  diri sendiri.   Sundang  Majapahit juga  menampilkan keindahan  Gerak dan  senjata yang khas  Nusantara.   Sundang Majapahit adalah salah satu  bukti  kejayaan dan kekayaan Nusantara di masa lalu,  yang seharus mendadi inspirasi dan motivasi   bagi kita di masa kini dan masa depan.

Sundang Majapahit digunakan militer Majapahit


Sundang Majapahit   seni beladiri Nusantara.

Sundang Majapahit gerakan tubuh dan senjata.


                  NusaNTaRa.Com  Adverstesment 

                                                      Melayani pemasangan Iklan 

                                                                        Sila Dail Talian  0821 5385 8932 


(kisah iklan ini di Tawap kabah Mekkah  haji  tahun  2022)

Minggu, 18 Mei 2025

" UJUNG SERONG " BAJU ADAT BETAWI DULUNYA BUSANA PARA ANTEK BELANDA

NusaNTaRa.Com         

byBambanGNunukaN,       S   a   b   t   u,    1   7     M     e     i     2   0   2   5    

Prabowo Subianto menerima tongkat estapet kepemimpinan dari Joko Widodo 
Setelah di lantik (20/19/2024),   mengenakan pakai Adat Betawi  "UJUNG SERONG"

UJUNG SERONG.    Pada pelantikan Prabowo Subianto dan  Gibran Rakabuming Raka  sebagai  Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia  Oktober  2024 yang lalu.  Pada pelantikan Gibran Rakabuming sebagai Wakil Presiden RI  sangat menarik perhatain banyak warga negara Indonesia,  karna  beliau  gagah dengan  balutan  baju adat Betawi Ujung Serong.   Seakan Gibran memberikan penegasan bahwa ia akan memimpin  Indonesia dari Jukarta selama lima tahun kedepan.  Dulu kala Baju Ujung Serong dikenal sebagai Baju Demang,  bedanya penggunaan baju ujung  serong bukan digunakanpemimoin bangsa,  tapi oleh Demang -  Antek-antek penjajah Belanda.

Penjajah Belanda dulu pernah menempatkan kaum BumiPutra dalam posisi hina,   kaum Bumiputra ditempatkan  dalam posisi warga negara kelas Tiga - disamakan dengan binatang.   Orang Eropah  sendiri  menempatkan  dirinya  pada posisi kelas  satu disusul orang  China dan orang Arab sebagai kelas ke dua.   sehingga kehidupan Bumiputra sabgat berat karena merasakan Rasisme dan kehidupan mereka sangat di remehkan.  Tentunya kondisi ini bagi kaum BumiPutra ingin berlomba - lomba  untuk  naik kasta sehingga setidaknya akan terlihat seperti orang Eropah Dang.

Untuk itu, salah satunya mereka  memilih untk mengadopsi  pakaian  ala barat,  ajian itu dianggap dapat menaikkan status Sosial Bumiputra,  antek - antek Belanda - Bupati,  Kepala Desa, hingga  Demang tak ketinggalan  mencobanya,  mereka ogah terlihat sebagai Bumiputra biasa.    Balutan pakaian yang berbeda membuat orang melihatnya dapat membedakan mana yang  Rakyat biasa dan mana Antek Belanda.   Beberapa diantara mereka sampai menciptakan pakaian  khusus supaya punya ciri khas  tersendiri di dalam masyarakat.   Biasanya gabungan Pakaian Eropah dan unsur Lokal.

"  Dengan demikian, kostum dipandangsebagai salah satu sarana untuk membedakan  diri  dengan pelayan.  Orang - orang Indo pemaka pakaian barat pada masa lalu seolah  mengatakan  :  Saya  terlihat  seperti  orang Jawa, tapi saya  menuntut penghormatan,  hak - hak,  dan keistimewaan  seperti orang Belanda Asli   ",   Ujar SiDin Sejarahwan  Jean Gealman taylor dalam buku  -  Outward Apperances (2005) 

Demang Betawi  

Prabowo subianto saat pelantikan dan Joko Widodo
Keberadaan pakaian Eropah mulai ramai diadopsi  secara oleh kaum Bumiputra,  spesial orang yang punya  Jabatan Demang,   Jabatan itu telah ada dalam  struktur  pemerintahan  di Nusantarasudah lama sejak masa klasik Jawa.   Demang bekerja sebagai pembantu seorang Raja yang bertugas sebagai penyambung Lidah  kepada rakyat demikian sobaliknya.   Namun pada masa penjajahan Belanda, posisi Demang kian berubah  jauh.  Demang yang dulunya jadi bagian penting dari rakyat  justru berubah bak jadi  musuh rakyat. 

Pemerintah kolonial Hindia Belanda, sposialnya di Batavia menjadikan Demang bak kaki tangan mereka  bersentuhan  kaum BumiPutra  meski bukan lagi sebagai penyambung lidah Rakyat, tapi Ptnjajah.   Mereka ditugaskan untuk menarik Pajak kaum Tani notabenenya  bekerja di tanah milik tuan tanah Eropah.   Demang biasanya menagih dengan xenteng - centengnya.   Barang siapa yang rajin membayar posisinya akan aman, mereka yag tak rajin nasibnya akan apes.  

"  Demang bertugas memungut Pajak dan Pungutan,  Demang yang berhasil memungut Pajak dan Pungutan melampuai pagu (target) mendapatkan  persenan.  Tak heran kalau banyak Demang  yang Kaya.   Godaan ini membuat oknum Demang melakukan Korupsi.   Tapi ada juga Deamang yang bermental Pejuang Nasional  ",   Ujar Cakap Besar Budayawan Betawi Ridwan Saidi  dalam buku  Propil Orang Betawi :  Asal Muasal,  Kebudayaan, dan Adat  Istiadatnya (2001).

Demang, bisa melakukan kekerasan karena ketidak mampuan Tani membawa Pajak,  mereka menyita rumah ternak hingga rumahnya,  hal yang paling parah dengan mengambil hasil panenya.   Kondisi  iyu tentunya membuat kebencian kepada Demang terus di pupuk.   Demang juga disebut sebagai Penghisap Darah orang Betawi.   Deamang hanya tahu setia kepada Penjajah Belanda, bukan pada Bangsanya.   Jilka majikannya  merasa  Demang bekerja dengan baik  maka kan terus dipekerjakan,  Jika tidak mereka akan diganti  dengan Demang yang menjanjikan kesetian.

BAJU  DEMANG  

Imej Demang yang memeras terekam dalam ingatan  kolektif orang Betawi.  Namun  jngatan itu tak melulu urusan Aksi Demang yang bikin gedek,   Baju yang digunakan Demang utamanya Demang Meester Cornelis  (sekarang Jatinegara) populer.   Baju itu dianggap menunjukkan sebuah kebanggaan status sosial tinggi,  Baju Demang lengkapnya terdiri dari  Baju Putih,  Jas tertutup berwarna Gelap,  Batik Geometris,  Celana Pentalon,  dan tambahan lainnya.

Antropolog  dari  Unoversitas Negeri Makassar,  Dimas Ario Sumilih  mengungkapkan kehadiran Baju Demang pun diyakini  dapat meningkatkan  Karisma.   Orang - orangpu berlomba  untuk dapat emncicipi  posisi Demang Karena  itu satu - satunya  akses - kala itu - menembus status Sosila.  "  Muncullah Pakaian Demang sebagai  busana yang dianggap berkelas  bagi rakyar  Jelata  (yang tidak memiliki hubungan  kerabat dengan kaum bangsawan).   Dugaan saya berdasarka pemahaman ini,  maka pada  masa itu mobilitas sosial tertutup,  antara bangsawan dengan non bangsawan,   Busana ini menjadi celah mobilitas bagi rakyat jelata untuk meningkatkan status dan juga peran sosialnya  ",   Ujar SiDin Dimas saat dihubung  SEAToday.  27 Oktober 2024.

Puncaknya,  baju Demangpun perlahan - lahan didorong jadi pakaian adat Betawi.   Momenyum itu muncul  pada Pemilihan ABANG NONE pada 1968  dan eksis hingga  kini.  Baju Demang pun mulai dikenal sebagai baju ADAT UJUNG SERONG,  penggunaan baju Demang pun tak  luput dari  pro kontra .  Baju Demang membuat orang Betawi terbagi dalam dua kubu.   Kubu mendukung  Baju Demang produk Budaya yang berkembang di Jakarta.   Kubu yang menolak mendasarkan  pada demang  tak ubahnya  seorang  bajingan.   Kondisi itu membuat  mereka tak sudi Baju Demang jadi pakaian  kebesaran Orang Betawi.   

Perdebatan Baju Demang memang hingga hari inibergulir,   Namun orang - orangpu akan mengakui  bahwa Baju Demang  jadi salah satu pakaian Adat Betawi yang punya nilia Prestise.   Pakaian itu selalu cocok digunakan untuk beragam hajatan - resmi maupun semi format.    "   Satu diantara properti itu yang paling nampak  dan mudah dikenali melekat pada Busana yang dikenakannya,  karena pula bernilai prestise,  maka pola busana ini akhirnya dapay diadopsi  dan diadaptasi  oleh masyarakat setompat.   Sekaligus memposisikan bahwa demikian pentingnya  Betawi,  dengan kelas "Demang" nya,   kelas yang berperan strategis  ",  Cakap Besar SiDin Dimas dengan Boneernya (Semangatnya). 

Akhirnya Pro dan Kontra  boleh saja terjadi, namun pakaian adat Betawi itu dianggap punya kelasnya sendiri,  buktinya apakaian itu  terus populer hingga kini Dang.   Tokoh - tokoh nasional terus  menggunakan Baju Demang dalam hajatan resmi pemerintahan.   Mantan Presiden era  2014 - 2024, Joko Widodo dan anaknya yang kini mendadi Wakil Presiden  Gibran Rakabuming Raka ikut mengenakannya.   Sesuatu yang kemudian  dianggap  sebagai penerimaan  terkait Baju Demang dalam masyarakat Betawi.     

Jokowi dan Makrup Amin mengenakan Baju Adat Betawi
ketika masih Presiden dan Wapres RI


Ujung Serong  Pakaian adat  masyarakat Betawi.

Prabowo - Gibran pelantikan 10/2024 mengenakan baju adat Betawi.  


Rabu, 07 Mei 2025

FESTIVAL NOKEN LESTARIKAN WARISAN BUDAYA INDONESIA DIBUKA MENKEBUD RI

 NusaNTaRa.Com           

bySolanaNEnembE,        R    a    b    u,    0    7        M      e      i       2   0   2   5            

Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan) bersama Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha (tengah) di sela acara Festival Noken yang digelar di Sarinah, Jakarta Pusat pada Jumat (20/12/2024).



Menteri Kebudayaan (Menkebud) Fadli Zon secara resmi membuka Festival Noken yang bertujuan untuk merayakan kekayaan dan keragaman budaya Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat  (20/12/2024).   Dalam sambutannya, Fadli Zon menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya sebagai jembatan antar generasi, penghubung tradisi, dan sumber inspirasi untuk masa depan.   "  Festival ini bukan hanya sekadar perayaan, melainkan tonggak pencapaian budaya Indonesia. Dengan ini, kita juga menandai pengakuan internasional terhadap warisan budaya kita  ",  Ujar Sambutan SiDin Fadli Zon.  

Menteri Fadli Zon menyampaikan,  Festival Noken yang berlangsung selama tiga hari ke depan di Gedung Sarinah Jakarta, menjadi platform penting untuk mempromosikan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya dunia.   Ia juga berharap kolanorasi lintas sektor dapat memastikan budaya ini tidak hanya  dilestarikan,  tetapi juga berkembang memberikan  manfaat  bagi masyarakat.   Fadli Zonmengungkapkan,  selain sebagai simbol identitas budaya,  Noken juga berperan dalam pelestarian lingkungan  alternatif pengganti plastik.    

Sebagaimana  diketahui bahwa Noken atau tas rajutan khas Papua akhirnya diakui sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Bergerak dalam Sidang UNESCO di Paris, Prancis, tanggal 4 Desember 2012 lalu.   "  Hari ini jam 10.30 waktu Paris Noken diakui oleh UNESCO. Delegasi Republik Indonesia termasuk dari Papua juga hadir dan kita semua patut bersyukur dan bangga pada Papua  ",   Cakap hebat Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti.     

Bangsa Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya dan tradisi yang jika diolah dengan baik dan benar akan bisa melahirkan kekuatan dan karakter bangsa yang kuat. Sudah sepantasnya kita menanamkan nilai-nilai tradisi budaya, hingga bisa membentuk karakter Indonesia yang tangguh.   "  Noken menjadi salah satu contoh karakter bangsa. Nanti, kita akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membuat Noken Papua ini lebih bernilai jual tinggi. Misalnya kita akan menggandeng para desainer Indonesia untuk menjadikan Noken sebagai bahan, ataupun aksesoris dalam karya fashion mereka  ",  Cakap SiGaluH Wiendu Nuryanti  saat itu.   

Marice Dowansiba pengrajin Noken Papua

Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat Papua, komunitas budaya, dan dunia usaha, termasuk PT Freeport, untuk memastikan kelestarian Noken dan mendorong dibangunnya Museum Papua di Timika.   Menteri Fadli Zon juga menekankan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama,   "  Melestarikan budaya bukan hanya tugas satu pihak, tetapi tugas kita semua. Kita semua harus berperan aktif dalam menjaga kekayaan budaya Indonesia  ",   Ujar SiDin Fadli Zon .

Marice Dowansiba tersenyum lega setelah menyelesaikan sejumlah noken . Perempuan ini sudah puluhan tahun bergelut dengan serat kulit kayu mincauw, dan serat pelepah nenas yang merupakan bahan baku pembuatan tas tradisional Papua, yakni noken.   Marice lahir di Distrik Catubouw, Kabupaten Arfak, Provinsi Papua Barat, pada 25 Mei 1962. Sebagai perempuan asli Papua, Marice dituntut harus mampu menganyam noken. Dia sudah belajar membuat noken sejak kelas 1 sekolah dasar.

Noken merupakan simbol kehidupan, perjuangan, cinta, dan perdamaian bagi masyarakat di Tanah Papua. Sepulang dari sekolah, Marice membagi waktu belajar menganyam Noken sekaligus membantu kedua orang tua di ladang.   Berkat ketekunan, kualitas noken yang dianyam oleh Marice mulai rapi. Sebagian noken ia bagikan kepada sanak saudara, teman-teman sekolah untuk diisi buku, perbekalan dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, melalui festival ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga dan memajukan warisan budaya Indonesia, dengan keterlibatan aktif dalam kegiatan pelestarian dan pengembangan budaya.   Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memajukan kebudayaan Indonesia, Fadli Zon juga mengingatkan pentingnya Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan sebagai dasar hukum yang mendukung pelestarian dan pengembangan kebudayaan di tengah peradaban dunia,   "  Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tiada banding. Kita harus terus berupaya menjadikan Indonesia sebagai pusat kebudayaan dunia  ",   Cakap SiDin  Fadli Zon.             

Serat kulit kayu mincauw dan serat nenas setelah mengalami proses pemintalan manual 

sebelum dirajut menjadi tas Noken khas Suku Arfak, Papua Barat. 


Festival Noken di Sarinah lestarikan Budaya Papua.
Noken diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.


Senin, 05 Mei 2025

THOMAS AMERICO PETINJU INDONESI PUTRA TIMOR LESTE SEBELUM 2004

NusaNTaRa.Com      

byFarhaMTukirmaN,       S   e   l   a   s   a,    0   6      M     e     i      2   0   2   5

Thomas Americo  
THOMAS AMERICO petinju Indonesia sebelum Timor Leste  menyatakan kemerdekaannya karena beliau  kelahiran di sana,   Meski namanya tak  seterkenal   Chris John  atau  Elly Pical namun ia telah  mencatatkan satu sejarah penting bagai  dunia Tinju  negara Indonesia  sebelum kedua nama tersebut di atas  maju kekancah internasional.   Thomas Americo merupakan petinju Indonesia  yang pertama  tercatat sebagai petinju yang  jadi penantang  Juara Dunia.

Thomas Americo awal kariernya  berangkat dari seorang Petinju Amatir  asal Timor Timur  (kini Timor Leste).   Ia dilahirkan  dari seorang perempuan suku TETUN, penduduk  asli Timor Timur.   Ayahnya bernama   Mamel Borgis   berasal dari  Angola,  Thomas  tidak pernah mengenal ayahnya  karena semenjak beliau berada dalam kandungan  ayahnya telah kembali ke kampung  halamannya di Angola yaitu  di Benua Afrika.

Thomas Americo diangkat sebagai anak,  dan biasa di panggil sebagai  ' JIMMY '   oleh  Killim Sidabalok,   seorang lelaki  kelahiran  Pulau Samosir Sumatra Utara  yang  kala itu berpangkat Kapten  TNI - AD  kala  itu.   Thomas kumudian di bawa  ke Malang,  Jawa Timur  pada tahun 1976  dan  diserahkan ke sasana   MALANG.    Setelah  lima bulan berlatih di  sasana  tinju  Sucipto Murni  di  sasana  Arek Malang,  Thomas Americo  naik ring  ketika  itu  melawan  KEY SIONG  dari  Sasana  Sawunggaling.   JIMMY  menang dan  menerima bayaran  sebesar  Rp  6.000.

Di awal kariernya itu  Thomas Americo pun sempat  bergabung dengan sasana Tinju  di Jakarta,  yaitu  SASANA WORINGIN,  Jakarta  (1978),  tetapi ia tidak betah.   Thomas kombali  lagi ke Malang dan ia memilih Sasana GajaYana  asuhan  Walikota  Sugiyono,  setahun kemudian  yaitu pada  tahun 1979  ia  berhasil  mengalahkan  petinju tanah air  Wongso Suseno.  Wongso Suseno  merupakan seorang petinju putra Indonesia  yang mendadi  Juara di  Orien Pacific  Boxing Federatioan  (OPBF).    Setelah berhasil berkali - kali  mendapatkan kemenangan,  maka namanya semakiin terkenal  dang.

Nama  Thomas Americo semakin menjulang setelah ia berhasil  merebut  gelar  juara  OPBF,  untuk kelas Welter Ringan di gedung  " Go Skate "  Suroboyo,  15  Agustus  1980,  Thomas Americo  berhasil  memukul KO  juara sebelumnya yaitu SANG MO KOO  seorang  petinju yang berasal  dari  Korea Solata.   Saat itu  Thomas  menerima  bayaran  Rp 6.000.000,  satu bayaran yang sangat tinggi  bagi  petinju Profesional Indonesia  ketika  itu.   Sebelum  mengalhkan  Sang Mo Koo,  Thomas Americo  telahpun  mengalahkan  Mike De Guzman,  seorang petinju dari  Filipina  dan  Eddi Button  dari  Amerika  Serikat.

Thomas Americo  mendapatkan gelar kampium OPBF,  dari sini  ia mendapatkan kesempatan terbuka  untuk selanjutnya menjadi penantang Juara Dunia Kelas  Welter Ringan  versi WBC  yang bornama  Saoul Mamby  petinju dari  Amerika  Serikat.   Thomas Americo  naik ring  tanggal  29 Agustus 1981  untuk berusaha dapat  merebut gelar juara  Danien dari  sang juara bertahan ketika itu  Saoul Mamby.   Dalam pertarungan itu  dengan  gemilang ia  berhasil  memberikan perlawanan  terhadap  juara  dunia  asal  Amerika  Serikat itu, 

Setelah  melakoni pertarungan kotat  selama  15  ronde  di Stadion  Bung Karno,  Jakrta,  Indonesia pertandingan  dipimpin oleh wasit  Ken Morita  dari Jepang.   Juri Marcello Bertini  dari Italia  yang memberikan nilai  147 - 139  untuk kemenangan  Saoul Mamby,  Rudy Ortega  dari  Amerika Serikat  memberian nilai pertarungan itu dengan  146 - 141  untuk  kemenangan  Saoul Mamby   dan  Takeo Ugo  dari  Jepang memberikan nilai  sama / draw yaitu  146 - 146.  Pupuslah sudah  harapan Indonesia  untuk memiliki juara dunia Tinju  dang.

Setelah gagal merebut gelar juara dunia,  Thomas Americo  melakukan debut  dalam menjalani karier di luar negeri.   Ia menhadapi petinju tuan rumah  Korea Selatan  Sang Hyun Kim,  mantan juara dunia  kelas Welter Ringan versi  WBC  20  Desember 1981, dalam lakonan itu Thomas Americo  mengalami  kekalahan angka.   Thomas Americo  kembali naik Ringuntuk menghadapi  petinju  veteran tuan rumah   Jeff Melcolm  dari  Australia,   Kembali ia  mengalami kekalahan dalam pertarungan  12 ronde  di  Jakarta,  dan kekalahan itu membuat  Thomas Americo mengundurkan diri.

Setelah  beristirahat panjang,  dolapan tahun kemudian  tepatnya  tanggal 15 Juli 1995,  Thomas Americo di usia 37 tahun  kembali naik ring  menghadapi   T Tara Singh di Dili, Timor Timur.   Pertarungan yang dijadwalkan berlangsung  10 ronde  di menangkan oleh Thomas Americo  dengan  KO  di ronde ke 2 dang.    Pertandingan tersebut merupakan pertandingan terakhir  bagi Thomas Americo  karena 4 tahun kemudian  07  September 1999,  Thomas Americo meninggal dunia  dalam usia  41 tahun.   Thomas Americo gugur  ditangan milisi  dalam perang saudara di Timor Timur.  

Thomas Americo  Vs  Saoul Mamby
         Indonesia               Amerika Serikat
                                            

Thomas Americo dari Timor Leste, Petinju Indonesia.

Petinju profesional yang belum pernah Juara Dunia.


TARUNG DERAJAT SENI BELA DIRI INDONESIA

NusaNTaRa.Com              byBambanGNunukaN,         R   a   b   u,    0   6     A   g   u   s   t   u   s     2   0   2   5               ...