Kamis, 03 Maret 2022

PASAMAN BARAT SUDAH 10 KALI TERTIMPA GEMPA, KALI INI KAJAI TERPARAH MENERIMA DAMPAK

NusaNTaRa.Com

byJoneDPringgoNDandI,       S  e  l  a  s  a,     0   1       M  a  r  e  t       2  0  2  2  

Tim penyelamat hingga Senin (28/02/2022) di bantu masyarakat sekitar saat  ini  masih terus mencari sejumlah warga yang hilang sejak gempa bumi bermagnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat dan sekitarnya pada Jumat  (25/02/2022).  Sejumlah korban diduga masih  banyak  tertimbun tanah longsor akibat gempa yang datang tak terduga sebelumnya,   mereka mencari korban yang  hilang dengan memakai alat seadanya karena lokasi pencarian masih sulit dijangkau alat berat.

Setidaknya 12  ribu warga Kajai, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), mengungsi ke luar rumah akibat gempa bumi dengan Magnitudo 6,2, para pengungsi ini tersebar di 15 titik, mulai dari halaman rumah hingga lapangan terbuka.  Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto mengaku sudah menyiapkan kebutuhan tenda darurat, makanan, hingga air bersih untuk para pengungsi,  "  Hal tersebut merupakan kebutuhan darurat yang dibutuhkan pengungsi  ",   Ujar SiDin Risnawanto di Halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, Jumat (25/02/2022).

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat Sumatera Barat diguncang 10 kali gempa yang mengakibatkan kerusakan,  "  Daerah Sumatera Barat ini telah mengalami sejarah gempa bumi yang cukup panjang  ",  Ujar SiDin Dwikorita Karnawati Kepala BMKG dalam konferensi pers daring, Jumat (25/02/2022).  Pertama, gempa pada 26 Agustus 1835, yang berlokasi di Padang yang berdampak kerusakan ringan dan retakkan pada bangunan. Kemudian, gempa pada 5 Juli 1940 gempa di Siri Siri.

Selanjutnya gempa 28 Juni 1926, yang berpusat di Padang Panjang. Gempa ini berdampak terhadap lebih dari 354 korban jiwa. Gempa tersebut juga menimbulkan bencana di sekitar danau Singkarak, Bukit Tinggi, Danau Maninjau, Padang Panjang, Kabupaten Solok, Sawahlunto, dan Alahan Panjang.   Keempat, gempa pada 4 Februari 1971, yang berlokasi di Sumatera Utara dengan Magnitudo (M) 6,3. Gempa ini menyebabkan bangunan rusak di Pasaman. Kelima, gempa pada 8 Maret 1977, dengan lokasi di Pasaman yang merusak 737 rumah di Sinurat.

Keenam, gempa pada 7 Oktober 1995 dengan Magnitudo 7. Saat itu, 84 orang dinyatakan tewas, 558 orang luka berat, dan 1.310 orang luka ringan. Kerusakan terjadi pada 7137 rumah, sektor transportasi, irigasi, tempat ibadah pasar dan pertokoan.   Ketujuh, gempa merusak terjadi pada 16 Februari 2004 di Tanah Datar, dengan kekuatan M 5,6, mengakibatkan enam orang meninggal dan 70 rumah rusak.  Kedelapan, gempa pada 8 tanggal 22 Februari 2004. Pusat gempa berada di Pesisir Selatan. Gempa dengan Magnitudo 6 ini mengakibatkan satu orang meninggal, satu luka-luka berat, dan 151 bangunan dan rumah rusak.

Kesembilan, gempa pada 30 September 2009 yang berpusat dekat Padang Pariaman. Gempa dengan Magnitudo 7,6 itu menimbulkan 75 korban jiwa dan ribuan rumah rusak.  Terakhir, gempa merusak terjadi di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat dengan kekuatan M 6,1. Gempa menyebabkan setidaknya tujuh korban jiwa dan kerusakan rumah, serta fasilitas publik.

Kantor Bupati Pasaman Barat

Risnawanto menyebut lokasi terparah terdampak gempa yakni di daerah Kajai, Kecamatan Talamau  dan  rata-rata warga yang mengungsi juga berasal dari daerah Kajai.  Terkait kesiapan logistik, pihaknya sudah menyalurkan bantuan makanan dan obat-obatan  demikian bantuan makan malam yang baru pemerintah sakurkan.  Sementara, korban gempa di wilayahnya terdiri dari 4 orang meninggal dunia, 19 orang luka berat, 7 orang luka sedang, 36 orang luka ringan, 5 orang luka lainnya. Mereka dirujuk ke RSUP M Djamil Padang,  " Total korban sementara 71 orang  ",  Ujar SiDin Risnawanto Laji.

Ratusan pengungsi mulai memadati halaman kantor Bupati Pasaman Barat, Jumat (25/02/2022), pukul 17.10 WIB, para pengungsi datang berbondong-bondong menggunakan motor, mobil pick-up hingga mobil truk ternampak kehadiran  mereka  lengkap dengan membawa kebutuhannya masing-masing, mulai dari tikar, selimut, hingga popok bayi.  Salah satu pengungsi, Ed (60) mengaku merasakan getaran gempa karena bangunan rumahnya ikut bergetar dan ambruk,  "  Pas pertama kali gempa, rumah cuman bergetar saja. Sedangkan gempa kali kedua membuat bangunan rumah saya rubuh  ",  Ujar SiDin Ed  menjelaskan.

Hingga berita ini ditulis, jumlah pengungsi semakin banyak memadati lapangan yang berasal dari daerah sumber gempa, Jorong Kajai dan sekitarnya  dan  Bupati Pasaman Barat Hamsuardi meminta warga tetap tenang.  "  Masyarakat diminta tetap tenang dan saling bantu membantu mengatasi bencana ini  ",  Ujar SiDin Hamsuardi dengan Plabomoranya (hebatnya) dan menambahkan daerah terparah yang mengalami kerusakan ialah Nagari Kajai, Kecamatan Talamau  dan Nagari Kinali.

Bumi bergetar suara meletus berat, 

Gempa Bumi di Pasaman Barat  Kajai terberat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...