Senin, 29 Februari 2016

PAK TINAS CAMAT YANG MENGGALAKKAN PEMBANGUNAN SWADAYA DI DESA PEDALAMAN DAN TERTINGGAL


NusanTaRa.Com

Tinas Camat Sungai Tubu Kab. Malinau Kaltara
Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara) baru saja terbebas dari kategori daerah tertinggal meski demikian beberapa desanya masih ada yang masih tertinggal, dengan kerja keras segenap aparat daerah dan dukungan masyarakatnya yang sungguh-sungguh dalam waktu dekat diyakini akan keluar dari ketertinggalan sepenuhnya.  Semua ini karena pelaksanaan pembangun yang membaik,  meski beberapa desa di Kabupaten Malinau masih sulit tersentuh pembangunan karena keterisolasian,   warga dengan keinginan kuat didukung aparat pemerintah banyak melakukan terobosan untuk mengejar ketertinggalan terutama dalam pengembangan ketahanan pangan.

Kecamatan Sungai Tubu masih memiliki Desa terisolasi yang tentunya akan menghambat pelaksaan pembangunan terutama yang menyentuh kemajuan bagi masyarakat seperti penyedian sarana infrastruktur dan pengembangan perekonomian disana.   Salah satunya desa Long Titi yang sangat jauh dari pusat kota, hanya dapat ditempuh dengan sungai paling copat 3 hari 2 malam, untuk mengatasi problem tersebut telah melakukan terobosan baru yaitu pencetakan sawah dengan cara swadaya masyarakat Desa Long Titi.

Semangat Gerakan Desa Membangun (GERDEMA) menjadi pemicu bagi setiap aparat dan masyarakat untuk membangun malinau menjadi lebih maju ini terlihat sejak Malinau terbebas dari desa tertinggal.  Semangat tersebut tentunya juga menjadi pemicu bagi Camat Sungai Tubu, Malinau, Tinas (42) untuk memacu desa-desa yang masih tertinggal.    Beliau mengatakan,  harus rela berjuang membangun ketahanan pangan di daerah paling terisolir.  Tak mengenal lelah pak Tinas untuk kesejahteraan Desa ia harus terjun sendiri ke lapangan dan menggerakkan masyarakat demi ketahanan pangan di desa-desa tertinggal di Kecamatan Sungai Tubu.

Bukanlah mudah untuk dapat mengajak masyarakat mewujutkan suatu pembangunan di daerah mereka kalau saja kita tak mampu memberikan penjelasan yang baik, kepercayaan dan dukungan yang kuat pada mereka baik pisik maupun keyakinan.   Pak Tinas mengatakan,  " Untuk membuat persawahan ini, saya harus tinggal selama 2 bulan di Desa Long Titi Bersama warga,  saya mencetak sawah seluas kurang lebih 10 hektar yang dikerjakan secara swadaya bersama warga Desa Long Titi yang dihuni oleh Suku Punan. Ini menyenangkan sekali,” (5/2/2016). 

" Desa di kecamatan yang saya pimpin adalah desa-desa terjauh dan terisolir.   Saya harus semangat .....  saya galakkan persawahan secara swadaya ini ", Jelas Tinas.    Menurut dia, untuk membangun kabupaten dari ketertinggalan, masyarakat tidak butuh teori atau hanya perintah dari pimpinan, tetapi langsung praktik bersama. Untuk itulah, dia rela tinggal di desa-desa bersama masyarakat untuk melaksanakan program kecamatan.
 
Untuk membebaskan daerah dari ketertinggalan seperti di desa-desa kami maka pencetakan sawah baru, membuka akses jalan, membuat saluran irigasi dan membuat rumah layyak huni.   Sehingga keswadayaan yang saya galakkan bersama masyarakat mencetak sawah baru, membuka akses jalan baru, membuat saluran irigasi ditengah hutan bolantara bahkan turut bersama masyarakat menggergaji kayu untuk membuat rumah layak huni serta berbagai kegiatan lainnya.   Selama berbaur dengan masyarakat berminggu-minggu, ia harus makan umbi di hutan karena keterbatasan perbekalan.

“ Beruntung kami memiliki bakat bertahan hidup di hutan. Jadi ketika harus membuka badan jalan secara sederhana, kami tetap bisa bertahan hidup dengan mengandalkan umbi-umbian. Tapi inilah nikmatnya, hasilnya akan memberi kepuasan dan membangun Malinau dari ketertinggalan,” ujarnya.   Bupati terpilih Malinau, Yansen TP mengatakan, kisah Tinas sangat menginspiratif,  Tinas adalah orang yang memprakarsai terobosan cetak sawah secara swadaya,  Sikap Tinas yang penuh semangat langsung memberikan praktik nyata dalam membangun masyarakat pedalaman harus menjadi contoh.

Yansen TP berujar, “ Saya berharap, akan tumbuh Tinas-Tinas baru yang mau bekerja keras untuk Kabupaten Malinau. Beruntung, Tinas masih betah dan siap melanjutkan tugas di Sungai Tubu. Sebuah ungkapan yang jarang ditemui dari diri seorang aparatur sipil negara ”, dan “ Semua warga Malinau patut bersyukur, karena dengan segala fasilitas yang lebih lengkap dan dinikmati bersama. Sementara di pedalaman, ada orang-orang yang harus bekerja keras membangun pedalaman dari ketertinggalan ”, pungkasnya.
  
byMcDonalDBiunG/reff.Kompas


Daerah tertinggal jauh dari pembangunan,
Memutus keterisolasian mencegah daerah dari ketertinggalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PETUALANGAN PERAHU BOROBUDUR 2003 HINGGA CAPE TOWN, DALAM EKSPEDISI JAKARTA – GHANA AFRIKA

NusaNTaRa.Com byLaDollaHBantA,            S   a   b   t   u,    2    7         A    p    r    i    l        2    0    2    4           P...