Rabu, 15 April 2015

SURINAME MEMILIKI CAPRES YANG BERDARAH INDONESIA



Raymond Sapoen via BBC Indonesia Raymond Sapoen
NusanTaRa.Com.

Suriname sebuah negara yang terletak di Benua Amerika bagian Selatan atau di teluk Caribia yang akan menyelenggarakan pemilihan presiden pada bulan Mei 2015, yang menarik dari pesta Demokrasi tersebut utamanya bangsa Indonesia bahwa pada pemilihan tesebut tercatat seorang peserta Calon presiden Suriname merupakan warga Suriname keturunan Indonesia beliau adalah  Raymond Sapoen.

Sejarah Suriname yang dulunya bernama Guyana tercatat mengalami penjajahan tiga negara secara silih berganti Inggeris, Belanda dan Francis, sehinggga konplik ketiga negara penjajah tersebut melahirkan tiga daerah kekuasaan yaitu Guyanaa Francis, Guyana Inggris dan Guyana Belanda.  Guyana Belanda yang luasnya 163,821 km2 akhirnya merubah nama menjadi Suriname dengan Ibukota Paramaribo dan mencapai kemerdekaan pada 25 Nopember 1975 dengan bentuk negara Republik.

Negara yang berpenduduk sekitar 600 ribu jiwa (2013) terdiri dari beberapa suku besar seperti India Timur 37%, Kreol 31%, Indonesia (Jawa) 15%, Campuran 3,7% dan Lainnya 0,4%.  Kedatangan bangsa lain kedaerah tersebut terjadi saat  dibawah jajahan Belanda dan Inggris yang akan mengembangkan daerah tersebut dengan mengembangkan sektor perkebunan secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan pasar di Eropah, sehingga pada tahun 1873-1917 bangsa hindustan di datangkan dari India Timur dan tahun 1890-1939 Bangsa Indonesia di datangkan dari Jawa sebagai buruh kontrak.   Keberadaan buruh kontrak yang terus menetap disana hingga saat ini telah menjadikan mereka sebagai warga negara yang memungkinkan mereka dapat hidup sebagaimana warga lain dengan aktipitas disemua bidang yang ada, sampai saat ini warga Jawa disana telah mencapai pada turunan ke empat.

Raymond Sapoen yang akan maju sebagai calon presiden dengan dukungan partai Pertjaja Luhur mengatakan bahwa : " Dalam kampanyenya nanti akan memprioritaskan meningkatkan lapangan kerja, khususnya sektor swasta dan pengembangan Pariwisata ".   Mantan Menteri Perdagangan dan Industri pada kabinet sebelumnya ini,  mengatakan pada BBC Indonesia bahwa  " Saya sangat senang ketika mengetahui bahwa Rakyat Indonesia sangat mengapresiasikan dan memberikan dukungan moril atas pencalonan saya sebagai Presiden Suriname ".

 Menjawab pertanyaan Ratno Garto BBC Indonesia, Raymond mengatakan, " Walaupun faktanya warga keturunan Indonesia di Suriname terdiri dari 15 persen (dari total 600.000 jiwa penduduk), kami sangat terwakili dari semua lapisan masyarakat.".   Warga Suriname keturunan Indonesia dalam masyarakat banyak yang jadi  dokter, guru, polisi, pengusaha, politik, mereka yang bergerak di industri serta finansial," kata Raymond.

Pada BBC Indonesia Mohamad Susilo, Raymond Sapoen mengatakan bahwa ia memiliki silsilah Indonesia Jawa khususnya dari Banyumas, untuk itu ia mempunyai keinginan menelusur lebih jauh keberadaannya tersebut kalau-kalau ia masih punyai saudara-saudara yang tinggal di Banyumas.  Dan ia mengatakan dalam bahasa Jawa, bahwa ia sudah masuk turunan ketiga warga Jawa Suriname dari leluhur yang pertama datang ke daeraah ini.

Raymond Sapoend mengatakan dalam kehidupan kesehariannya masih banyak menggunakan kebiasaan seperti orang Indonesia,  seperti bahasa sehari-hari dengan orang tua dan dengan anak-anaknya  masih menggunakan bahasa Jawa dan Makanan sehari-hari dalam rumah tangganya masih menyajikan menu orang Jawa seperti Tempe, Ketela, Pisang Goreng, Lapis, Bakmi, Soto, Pecel, Lemper, Nogosari dan Tahu, sembari tertawa ngakak beliau mengatakan " Ya masih tetap lidah Wong Indonesia ".

Warga Jawa lainnya di Suriname yang pernah menduduki jabatan penting di Suriname seperti 1. Paul Slamet Sumohardjo (02 mei 1943) Ketua Partai Pertjajah Luhur pernah menjadi ketua Parlemen dan  2. Ramdien Sardjoe (10 oktober 1935) politisi dari partai Reformasi Progressif menjabat wakil presiden Suriname tahun 2005 - 2010.

Budaya Indonesia yang masih hidup ditengah-tengah masyarakat Jawa di Suriname seperti Kuda Kepang, Ludruk dan wayang kulit serta untuk makanan seperti Getuk, tempe dan krupuk sudah tidak perlu di promosikan karena di Suriname makanan tersebut sudah sangat terkenal, kata Raymond Sapoend.
byBakriSupian/Reff BBC Indonesia


Hujan batu dinegeri sendiri tetap di rindui,
Negeri sendiri tempat leluhur mewariskan jiwa yang sakti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISAH JANDA PANGERAN CINA YANG BERUBAH MENJADI BATU. LEGENDS GUNUNG KINABALU DI SABAH

NusaNTaRa.Com     byGreaTBritteN,       J    u    m    a    t,     0    3      M    e    i       2    0    2    4   Gunung KINABALU gunung...