Rabu, 19 Oktober 2011

MENIKMATI EKSOTIKA PARI MANTA SANGALAKI DAN UBUR-UBUR KAKABAN

MENIKMATI EKSOTIKA PARI MANTA SANGALAKI DAN UBUR-UBUR KAKABAN
By  Bakri Supian

             Jika anda ingin merasakan kembali kehidupan di zaman Purbakala ketika para binatang Purba menguasai kehidupan di bumi khususnya kehidupan di bawah laut, ada baiknya anda datang mengunjungi Daerah Wisata Pulau Sangalaki yang masuk dalam Kepulauan Derawan, Berau Kalimantan Timur disana anda bisa menemui Penyu yang seusia dengan binatang prasejarah Dinosaurus dan salah satu Jenis Ikan peninggalan Purba yaitu Pari manta,  ikan pari berukuran paling besar di dunia, ukuran paling besar bisa tumbuh hingga mencapai 8 meter dengan berat lebih dari 3 ton.  Tak heran bila Kepulauan Derawan oleh UNESCO  telah dicalonkan sebagai salah satusitus warisan dunia sejak tahun 2005. 
             Tulisan ini saya paparkan berdasarkan pengalaman perjalanan selama 4 hari di Derawan ketika menyambut tahun baru, kami menginap di kamar-kamar sewa rumah penduduk dan sebagian menginap di hotel yang ada di Pulau Derawan yang banyak tersedia serta berbagai pasilitas diving yang disewakan dan Capetaria tempat bersantai, pasilitas serupa ini juga anda temukan di Pulau Sangalaki meski dengan kondisi lebih sedikit ditambah kutipan dari beberapa literatur.


             Pulau Sangalaki bisa dicapai dalam satu jam perjalanan dengan menyewa kapal motor dari Pulau Derawan yang menyediakan beberapa kemudahan wisata seperti Penginapan, cape dan penyewaan alat selam. Kalau anda mujur setiba disana anda dapat menyaksikan ikan manta melayang-layang dibawah permukaan Boat anda karena air yang jernih dengan dihiasi kehindahan karang yang berwarna warni. 
             Bila anda ingin bersua dengan Ikan Manta yang memiliki nama latin Manta birostris sebaiknya saat pasang karena ia akan menampakkan diri saat air pasang yang akan membawa serta banyak plankton yang merupakan makanan kesukaannya ini ditandai dengan  air laut yang semula biru jernih mulai berwarna keruh akibat plankton.
              Ikan Manta tergolong ikan jinak sehingga kita dapat bergaul bersama dibawah air, anda dapat menyaksikan bagaimana serunya ketika ikan rada Giant ini datang mendekati anda seperti pesawat UPO  jangan takut karena ia tidak akan menyakiti dan pada jarak tertentu ia akan berbalik tapi bila kita pintar malah kita dapat mendekat dan mengelus-ngelusnya, sebaiknya saat menyelam speed boat jangan dibawah mendekati dikhawatirkan dapat menakutkannya nanti.
              Sosoknya yang hitam,  menyeramkan  dan besar bak raksasa sebagaimana binatang purba dulu akan membuat kita terdiam dan tertegum saat mendekati  seperti akan menyantap mangsa yang tak berdaya dengan mulutnya yang sangat besar yang di apit dua serupa tanduk yang sebenarnya adalah sebuah modifikasi dari sirip Sefala (sitip kepala) yang berpungsi membantu memasukkan air yang mengandung Plankton sebanyak mungkin kerongga mulut dan melalui celah dirongga bawah kepala yang dilengkapi lima pasang insan yang  berguna memerangkap Plankton sebagai tempat mengeluarkan air yang disedotnya.  Kemudian dengan gerakannya yang meliuk-liuk anggun dan renang yang sangat cepat akan pergi menjauh sementara kita masih dalam keadaan termangu-mangu kagum.     
             Sesungguhnya, kepulauan Derawan adalah daerah terumbu karang terkaya kedua di dunia. Luas terumbu karangnya tak kurang dari 66 ribu hektar. Keanekaragaman terumbu karang di daerah ini berjumlah lebih dari 507 spesies hanya dapat dikalahkan oleh keragaman di Kepulauan Raja Ampat Papua, serta dihuni sekitar 832 spesies Ikan karang.  Kawasan Kepulauan ini menajadi Habitat bertelur bagi Penyu Hijau (Chelonia   mydas) yang anda dapat temui disetiap sudut pantai yang gelap pada malam hari dan akan kembali kelaut pada pagi harinya.  Kawasan ini juga dihuni oleh Penyu Sisik (Eretmochelys  imbricate) yang sangat langka keberadaannya.

Danau Purba Kakaban
             Dari Pulau Sangalaki perjalanan dilanjutkan dengan Speed boat sekitar 30 menit menuju Pulau Kakaban seluas 5 km2, Pulau ini istimewa karena ditengahnya ada danau purba dengan air lebih tawar yang  semulanya adalah laguna yang berubah wujud akibat proses pengangkatan daratan berjuta tahun lalu.  Air laut, air dari dalam tanah dan air hujan  beserta seluruh isinya terperangkap di tengah membentuk ekosistem tersendiri yang unik  berbeda dari  ekosistem semulanya.

             Danau Kakaban dihiasi empat macam ubur-ubur khas yang tak perlu ditakuti sebagai mana ubur-ubur ditempat lain   karena jenis disini telah kehilangan daya sengat, seperti Aurelia  aurita berbentuk seperti piring lebar bening. Cassiopeia  ornata berenang terbalik dengan tentakel di atas. Martigias  papua berwarna coklat dengan jumlah paling banyak dan jangan lupa mencari Tripedalia  cystophora, ubur-ubur seujung kuku yang paling jarang ditemukan.  Danau demikian  hanya ada di dua tempat di dunia yang satunya ada di Palau Kepulauan Micronesiadikawasan tenggara laut Pasipik.
              Keunikan  Ekosistem di Danau ini dapat terlihat seperti di dasar danau ada anemon pemangsa ubur-ubur, ukurannya sebesar jari, berwarna putih transparan dengan sulur,  kalau saja ubur-ubur di dekatkan atau dilengketkan ke sulur anaemon tersebut dia akan menyantap ubur-ubur itu dengan cara mengisapnya,   Simbiosis kehidupan ubur-ubur di Danau Kakaban  ini sangat menarik. Ubur-ubur Pulau Kakaban dengan posisi terbalik sebagaimana biasanya dengan bagian kaki terletak diatas, kaki atau tentakel terbalik tersebut merupakan  tempat  algae yang sangat baik karena ganggang berkepentingan untuk mendapatkan matahari sebagai sarana fotosistesa, berjalan terbalik dengan kaki ke atas dan kepala ke bawah  yang unik inilah yang menarik para ilmuwan dan penyelam untuk mengetahui proses evolusi terhadap fauna laut  demikian dalam mempertahankan hidup mereka.  Keunikan lain fauna danau ini bahwa banyak  para penyelam  memberikan  gambaran bahwa  hewan-hewan yang ada di danau ini mempunyai cahaya lebih berwarna warni ketika hari semakin gelap serta diduga  pada danau ini akan banyak  dijumpai spesies-spesies  baru dari spesies Cassiopea sp  yang berada di dalam Danau Kakaban.
              Letak Danau Kakaban dibagian tengah pulau sehingga untuk sampai kesana diperlukan sedikit energy untuk berjalan kaki melintasi jembatan kayu atau jeramba yang melalui kawasan hutan bakau didaerah pantai, kemudian tangga bersambung saat memasuki hutan lebat dan mendaki bukit batu yang terjal setinggi sekitar 50 meter barulah disebaliknya kita dapat menatap dan menikmati Keindahan Danau kakaban yang akan kita Tujuh  serta Langit biru, hijau hutan, batu-batu terjal dan hembusan angin laut yang melatari sekitarnya.  
 
  Pari Manta Ikan Raksasa, 
diKakaban Ubur-ubur terbalik ada, 
Derawan merupakan habitat semuanya.






Jumat, 14 Oktober 2011

" KANDEA MAIWA FOOD "

By  Bakri Supian


Sejarah makanan :
Tenaga kerja Indonesia di Kota KinaBalu Sabah Malaysia, disuatu lokasi Urban tempat pemukim tenaga kerja Indonesia asal Sulawesi di muara  sungai bernama Kampung Lembaga Padi, pemukim di Lembaga Padi berasal dari suku Enrekang (Maiwa), Pinrang, Bone, Tator, Sidrap, Mandar dll dan bekerja pada berbagai jenis pekerjaan kasar seperti Supir Mobil, Bengkel, Pabrik, Pembantu Rumah Tangga, Penjaga Toko, Penjual Sayur, Buruh Bangunan, Kontraktor kecil2an dll, biasanya para pekerja di Sabah pada hari Minggu libur kerja sehingga Sabtu sore pulang dan Ngumpul dirumah orang yang mereka tuakan.    
Kisah berawal dari rumah kediaman Kasmi  (Warga Maiwa) seorang Pekerja Indonesia yang telah puluhan tahun merantau hingga telah memiliki Kartu kewargaNegaraan Malaysia (Identitie Card) bersama keluarga,  Hampir setiap Sabtu Sore banyak  anggotanya yang pulang beristirahat, ketika pulang  membawa bawaan bermacam macam  makanan  seperti Ubi Kayu, Pisang, Ayam, Ikan Tuna,  Sayur, telur dan lain2.  Kemudian mereka memasaknya dan memakannya bersama-sama saat malam minggu atau hari minggu sambil bersantai, karena yang berkumpul itu warga Maiwa dan kudapan seperti itu hamper rutin terdapat di rumah Kasmi pada penghujung MinGgu maka disebutlah Kudapan tersebut “Kandea Maiwa FooD “




Bahan :
Pisang Sanggar/BAnana (mengkel/4 buah)
Ubi Kayu /persnip(3 potong)
Telur Ayam/egg (1 butir)
Kol/Cabage (2 lembar)
Udang/Prawn (dua ekor)
Daging Ikan tuna/Tuna Fish (1 iris)
Souce (secukupx)
Kuah Soup/Grivy 

Cara pembuatannya :

a)    Pisang mengkal direbus Kemudian diiris-iris atur dipiring, Ubi kayu digoreng atur dipiring, Telur dadar/Omellette taruh di piring, Udang dan Tuna digoreng taruh dipiring dan Daun kol dipotong-potong taruh di Piring. 
b)    Sirami Kuah Soup ke Piring, yg terdiri dari i) Garam, Penyedap rasa/Reyco, Penyedap rasa/Sasa, Kecap, Limau Tipis, Minyak Wijen.  ii)  merica, ketumbar, Pala,  Bawang Putih, Bawang Merah, iii) Daun Soup, Daun Bawang, Tomat Diiris seindah mungkin  dan Serai.   Semua bumbu ii) diulek halus kemudian di goreng setelah matang siram air secukupnya + serai setelah ¾ mendidih masukkan  masukkan bumbu iii) setelah mendidih masukkan Bumbu i) sesuai selera
c)    Siapkan Saus diceperan
d)    Tata Peletakan bahan di Piring seindah mungkin.
Bahan di atas hanya untuk dua  orang.




Bersendaria  Sambil  Kudapan,
Kandea Maiwa Sajian Menawan.







LIEM HIE JUNG, Pengusaha Besar Tempo Doeloe di Nunukan


LIEM HIE JUNG,  Pengusaha Besar Tempo Doeloe di Nunukan  
 
          Menemukan  jejak pengusaha besar di Kawasan Nunukan dijaman dulu sekitar tahun 1900  amatlah sukar di samping  status daerah ketika itu masuk dalam wilayah kesultanan Bulungan yng sangat jauh dari pusat kesultanan,   berada di bawah Jajahan Belanda yang kurang mengapresiasikan arsip sejarah demikian  serta situasi Nunukan saat itu belum meenjadi pusat keramaian alur perdagangan dan perlintasan sebagaimana saat sekarang.   Namun Sosok  Liem Hie Jung seorang  yang terlahir di Tiongkok tahun 1902 mungkin  satu tokoh pelaku ekonomi saat itu yang dapat di ambil sebagai tokoh atau pelaku sejarah Perniagaan terbesar di Wilayah Nunukan.


             Kenyang  dengan pengalaman merantau bersama Pamannya di bumi asia tenggara akhirnya Liem Hie Jung  tersangkut  di District Nunukan,  yang waktu itu dibawah pimpinan seorang Belanda bernama  “ Tuan Henar “.    Tahun 1925,  Berkat kejelian dan jiwa dagangnya yang mapan beliau melihat sumberdaya  alam yang melimpah  dan hutan belantara membuatnya  berpikir untuk  mengusahakan hasil hutan dengan memberdayakan Masyarakat lokal dari pada tak digunakan begitu saja,  karena pengalamannya  mengatakan bahwa semua  sumber alam tersebut sangat laku dan menjadi komoditas utama dalam perdagangan di Asia tenggara seperti   Rotan, Karet, Damar, Sarang Burung, Gaharu, Pasak Bumi, Madu dan berbagai Hasil laut.    

             Ketekunan beliau berusaha  membuatnya semakin maju dengan mengembangkan  usaha  ternak dan  perkebunan Karet  yang hingga sekarang masih ada di Desa Labuk  Kec. Sembakung   menurut warga setempat  sebagian kebun tersebut  telah  dihibahkan pada warga,  semua hasil pengumpulan dari masyarakat berupa hasil hutan, perikanan, ternak dan perkebunan karet  di   ekspor keberbagai kota di Asia tenggara.

          Aktipitas perniagaan Liem Hie Jung tidak hanya  Mengekspor  tapi juga  mengimpor  Beras dari Thailand dan Gula dari Vietnam serta berbagai keperluan keseharian lainnya serta dijaman perjuangan beliau aktip membantu para pejuang dalam suplai berbagai kebutuhan perjuanagn.     Kala kehidupan di Sembakung  dan sebuku mulai  meningkat  bahkan  menjadi pusat Pemerintahan atau District,   namun  kejelian beliau  mengalihakan pusat perniagaannya ke  Nunukan yang menurutnya lebih strategis dan lebih dekat dengan kota perniagaan lainnya seperti Tawau, Lahad Datu dan Tarakan menjadikan  kemampuan bisnisnya menjangkau sampai ke  wilayah Malaysia, Singapore, Vietnam, China, Korea dan Hongkong.


         Sejak  beliau menjadikan Nunukan sebagai Pusat kegiatan Bisnisnya di  lokasinya sekitar daerah Liem Hie Jung (nama beliau) sekarang menjadi   PLBL (Pos Lintas Batas Laut) atau Pasar Tanah Merah  dimuara sungai Kecil,  maka sejak saat itulah arus kegiatan transportasi perniagan berupa  ekspor dan Impor dan Lalulintas manusia di Nunukan semakin meningkat.    Saat itu untuk ke tawau yang berada dibawah kekuasan Inggeris tidak ada pemeriksaan administrasi dan keamanan  serta razia  namun ikatan serumpun yang mengikat  antara warga Indonesia dan Keturunan Kesultanan Bulungan yang ada di sanalah yang memudahkan  karena Tawau, Sampoerna dan Lahad datu termasuk wilayah Kesultanan Bulungan.



          Kesaksian rekan beliau Yangki (78) Pengusaha Restoran sejak dulu,  Malay (80) yang masih punya darah keturunan dengan Aktor Hongkong (Chow  Yun Fat) dan Wahab Kiak menantu beliau dari Anaknya Muryani,   Meski beliau dimata  anak muda kurang dikenal   karena mereka  hanya mengenal  pasar Liem Hie Jung  tapi   beliau  tidak bisa dipisahkan dari sejarah Perkembangan Nunukan khususnya dalam dunia Perniagaan besar yang pertama beliau Rintis,  disamping itu ia terkenal sebagai  Pengusaha pekerja keras,  ulet dan rajin menekuni berbagai kegiatan seperti  Pertanian, perkebunan, Perikanan, Peternakan dan Mengumpulkan hasil hutan, beliau seorang tokoh yang dapat dijadikan toladan bagi generasi yang akan datang dalam membangun wilayah Nunukan.   


          Pak Liem Hie Jung adalah Pengusaha yang pandai bergaul sehingga tidak heran beliau sangat akrab dengan pimpinan Belanda yang membawahi district Nunukan yang tentunya akan mendukung kelancaran usahanya.  Kala itu kawasan permukiman belanda berada disekitar  Jln. Radio (Perumahan Inhutani) dan Lapangan tenis peninggalan Belanda.  Beliau sangat pandai bergaul dengan Penduduk Pribumi yang kala itu banyak menjadi penyuplai kebutuhan usahanya, sehingga tidak terasa adanya perbedaan antara warga di pulau Nunukan dengan mereka  sehingga terjalin satu komunikasi yang  harmonis.
byBakriSupian


BELAJAR JAUH KE YUNAN
MENEMPAH ILMU KEHIDUPAN
LIEM  HIE  JUNG  TOKOH  PERNIAGAAN NUNUKAN


Minggu, 09 Oktober 2011

Seledri Sangat Membantu Fungsi Otak

          Sudah menjadi hukum alam bahwa pertambahan usia akan di ikuti dengan semakin menurunnya kemampuan daya memori seseorang.  Namun sekarang dengan semakin menjamurnya penemuan berbagai tehnologi dalam hal ini tak lepas dunia medis yang arah penemuannya Back To Natural atau kembali ke saints alami, diantaranya untuk meningkatkan ketajaman otak anda yang semakin menurun anda disarankan untuk selalau mengkonsumsi makanan keseharian anda dengan Seledri  yang biasanya digunakan sebagai penyedap atau hiasan hidangan atau anda disarankan mengkonsumsi makanan yang mengandung Vitamin E sperti Buah Alpukat agar anda bisa awet muda.

          Dari hasil sebuah penelitian menghasilkan bahwa senyawa luteolin yang ditemukan pada sayuran Seledri  sangat efektif memperlambat proses penurunan kognitif pada tikus tua. Penelitian itu mendapatkan tikus sampel  yang diberi makanan yang diperkaya luteolin, ternyata akan mempunyai otak yang berfungsi sama seperti dengan otak-otak tikus-tikus yang lebih muda.


          Luteolin, mirip dengan quercetin, adalah sebuah flavonoid, yang bisa melawan proses penuaan pada semua sel tubuh kita, dan berhubungan dengan rendahnya risiko kanker dan penyakit jantung. Di otak, flavonoid melindungi sel dari proses penuaan dengan mengurangi peradangan.

          Luteolin juga ditemukan pada kebanyakan daun-daunan lainnya, seperti peterseli, daun teh chamomile, rosemary, oregano atau yang terkenal dengan nama olive oil, wortel dan peppermint.

          Kelebihan lain dengan mengkonsumsi sayuran Seledri ini bahwa Sayuran yang tumbuh di dataran rendah dan tinggi ini ternyata mempunyai kelebihan dalam  melawan pertumbuhan sel kanker, karena adanya kandungan apigenin. Mengonsumsi jus seledri juga efektif meredakan sakit kepala atau migrant.

          Mak Lah masak rasanya sedap, Seledri Berkhasiat menghiasi hidangan Sop

Jumat, 07 Oktober 2011

MenancaPKan BagaN DipeRairan AMbalaT


MENANCAPKAN  BAGAN DI PERAIRAN AMBALAT
By  Bakri Supian


       Bagaimana perasaan anda bila harus berusaha di lahan sengketa ?, setidak – tidaknya mungkin seperti itulah kali yang dirasakan oleh nelayan di Perairan Ambalat   tidak jauh dari P Sebatik yang hanya berjarak 2 mil dari daratan seputar koordinat 04 01 00 LU sedang batas terluar utara RI yaitu pada koordinat 04 derajat 10 menit LU, wilayah yang masih dipersengketakan Indonesia dan Malaysia khususnya pada tahun 2007 - 2008  saat tingginya tingkat ketegangan militer seiring semakin memburuknya tingkat diplomasi kedua Negara sehingga tak ayal sering terjadi kisah usir-mengusir kedua militer negara  terrsebut di kawasan ini.

       Kisah heroik yang pernah saya dengar dari beberapa nelayan di daerah ini, mereka  pernah didatangi Polisi Marine  Malaysia (di Indonesia di sebut Polair/Airud) yang  sedang patroli rutin kebetulan saat itu Kapal patroli milik AL Indonesia lagi kosong, lalu  mereka merapatkan kapal  dan dengan kasar  mengecek keberadaan bagan tersebut  yang di jawab nelayan bahwa mereka  dari P Sebatik  Indonesia kemudian dengan marah   polisi Marine Malaysia memerintahkan agar  segera membongkar bagan tersebut kalau tidak mereka akan datang membongkarnya. 

        Ditengah ketegangan demikianlah  nelayan Bagan Tancap yang berada pada area kordinat  A. 04 01 00 LU – 118 02 44,5 BT   B. 04 04 50 LU – 118 02 44,5 BT   C. 04 04 50 LU – 117 58 32,7 BT dan  D.  04 02 54 LU – 117 58 32,7  BT  yang masih merupakan wilayah kedaulatan Negara RI memberanikan diri  memasang Pancang guna membangun Bagang sebagai matapencaharian,  sebuah alat penangkap ikan yang pada prinsipnya merupakan Perangkap, berbentuk Segi Enam   atau segi delapan terbuat dari Batang Nibung, Bambu atau kayu,  dengan diameter 4-8 meter, antara tiang saling dihubungkan, diberikan lantai tempat aktipitas nelayan.    Dibagian tengah dibuat pondok kecil  berukuran 1x2 meter tempat istirahat dan didekatnya dibuat lubang yang berguna untuk  mengontrol kegiatan  penangkapan seperti pengaturan lampu, memantau gerombolan ikan, mengontrol keadaan Jaring dan mengangkat ikan hasil tangkapan.  

       Biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu unit Bagang tancap berbeda-beda sangat ditentukan  ukuran, Bahan pembuatnya, Fasilitas yang disediakan dan Lokasi tempat mendirikan Bagang namun kisaran harga perunit   sekitar Rp 15 juta – Rp 35 juta untuk harga yang tinggi fasilitasnya bisa mencakup Lampu merkuri, Genset, jaring yang baik dan pengangkatan dengan system semi mekanis.  

       Salah satu kendala bagi nelayan Bagan di Ambalat  sulitnya menemukan  Batang Nibung yang menjadi bahan dasar untuk membangun Bagang terutama untuk  tiang maupun lantainya.    Penggunaan Batang Nibung digemari nelayan karena karena berat dan sifat fisiknya sangat mudah untuk ditancapkan kedasar perairan  dan pohonnya yang kuat membuatnya tak mudah patah  serta tahan lama, ketahanan pohon Nibung dapat mencapai 4-6 tahun.   Pohon yang habitatnya banyak ditemukan di tepi sungai mulai dari muara sampai kebagian hulu sudah sulit ditemukan karena kawasan tersebut banyak berubah menjadi areal pertambakan dan pemukiman, harga perbatangnya untuk yang  panjangnya 6 – 12 m dengan diameter 14 – 20 Cm sekitar  Rp 15.000 – Rp 30.000.  

      Bagi Nelayan Bagan Perairan Ambalat usaha mereka bukan sekedar  untuk mencari napkah  bagi kehidupan keluarga sehari – hari  saja karena bila demikian  mereka dapat memilih  usaha dibidang lain seperti Bertambak, Pasang bagan ditempat lain, berkebun Kelapa Sawit  atau Bersawah yang relatip lebih aman dari gangguan dan dari konplik yang sering terjadi antara kedua pemerintah.    Tapi  usaha beresiko itu  tetap mereka lakukan karna tak lepas dari  dorongan  kesadaran  sebagai warga Negara   di daerah perbatasan  yang mempunyai kewajiban bela Negara.  Kesadaran tersebut tumbuh setelah mengetahui kisah terlepasnya Sipidan dan ligitan   hanya karena  pihak Indonesia tidak mengelola wilayah tersebut dibanding Malaysia yang banyak terlibat  membangun berbagai sarana dan prasarana wisata.   Setidaknya  dengan aktipitas  diperairan ambalat tersebut diharapkan dapat menjadi suatu bukti bagi mata dunia akan adanya aktipitas masyarakat Indonesia dalam pengelolaan kawasan perairan ambalat oleh nelayan dan Pemerintah daerah Indonesia.

      Bagan tancap pada prinsipnya hanyalah berupa perangkap yang menggunakan Cahaya terang dimalam hari untuk menarik ikan-ikan berkumpul disekitar cahaya disamping Cahaya itu sendiri sebagai pemikat cahaya juga tempat berkumpulnya berbagai spesies makanan ikan seperthi Plankton, kemudian ikan yang berkumpul tersebut akan ditangkap dengan jaring yang telah tersedia sebelumnya  dibawah gerombolan ikan dengan mengangkat jaring keatas menggunakan katrol pengangkat Jaring.

       Rata – rata   dalam sebulan Nelayan Bagan turun melaut sebanyak dua kali  dan untuk sekali turun dibutuhkan 2-4 hari lamanya yang  hanya beroperasi pada malam hari  terutama pada saat bulan gelap atau pasang tertinggi, dalam semalam mereka dapat melakukan penangkapan/angkat jaring 2 – 4 kali dan dalam sekali angkat mereka dapat menghasilkan tangkapan  1 – 10 kg artinya dalam semalam mereka dapat memperoleh tangkapan hingga  32 kg.


      Komposisi hasil tangkapannya didominasi  Ikan Teri (Stolephorus Spp) 70 – 90 % umumnya untuk dijual, sisanya adalah tangkapan sampingan seperti Selar (Selaroides spp), Layang (Decapterus ruselli),Buntal (Diodon hystrix L), Peperek (Leiognathus spelendens), Udang(Penaeus spp),Kembung (Restreliger spp),  Gulamah (Argyrosomus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Cumi-cumi (Loligo spp), Ubur-ubur (Jelly Fish),  Julung-julung (Hemirhamphus spp) dan lain-lain biasanya buat lauk bagi keluarga nelayan namun bila dalam jumlah tertentu mereka jual juga (Selar, Katombong, Kembung, Cumi-cumi, Gulamah dan Kerapu).

       Ikan teri yang merupakan tangkapan utama nelayan umumnya dijual dalam bentuk kering, produk Ikan teri kering olahan masyarakat Nelayan Ambalat berdasarkan prroses olahannya di bagi atas tiga produk   sebagai mana berikut,   1.  Ikan hasil tangkapan di jemur di atas bagan atau tempat penjemuran lainnya hingga batas kekeringan yang cukup   2. Ikan hasil tangkapan  di masak dalam panci  Almunium di atas kompor minyak yang juga telah tersedia di atas bagan baru di jemur hingga batas kekeringan yang standar.  3. Untuk meningkatkan harga jual ikan tersebut, ikan setelah dimasak dilanjutkan dengan proses pembersihan ikan dari tulang dan kepalanya   lalu dijemur sampai batas kekeringan yang standar .

       Pemasaran hasil tangkapan banyak dipasarkan   untuk kebutuhan pasar  lokal,  antar kota yang biasanya dilakukan   pedagang pengumpul atau di pasarkan kepasaran Negara tetangga (Kota Tawau) yang jaraknya cukup dekat dari lokasi penangkapan sekitar  8-10 km atau dengan speedboat dapat ditempuh selama 10 – 20 menit, bagi beberapa nelayan lebih menyenangkan untuk menjual hasil tangkapannya ke Tawau yang menurut mereka mempunyai daya serap pasar yang tinggi dan harga yang lebih berpatotan.
 Untuk harga jual ikan Teri kering tersebut dapat di lihat pada Gambar table berikut :

Harga
Pasar
Kering
Kering sdh
dimasak
Kering Masak
Tak bertulang
Keterangan
Nunukan
Rp18 ribu/kg
Rp 25 ribu/kg
Rp 30 ribu/kg

Tawau (Luar
Negeri)
5 ringgit/kg
7 ringgit/kg
14 ringgit/kg
1 ringgit Malay
Sia = Rp 3.200
Harga Nelayan
Rp 10 ribu/kg
Rp 15 ribu/kb
20 ribu/kg







      Menurut    Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Nunukan tahun 2009 jumlah bagan yang ada di perairan Ambalat sekitar 250 buah bagang yang umumnya dikelola Masyarakat Bugis, Tidung dan Suluk dan  pada tahun tersebut pernah menganggarkan kegiatan pengadaan bagan buat masyarakat pesisir sebanyak 25 buah dengan harga setiap bagang  Rp 25 juta ini sudah termasuk Genset lampu 15 PK dan lampu merkuri 2000 watt dua buah dan  katrol pengangkat Jaring.   

  Permasalahan lain yang  sering timbul dalam aktifitas keseharian  sebagai  Nelayan Bagan selain kasus di atas masih  seringnya terjadi pencurian sarana penangkapan yang ditinggalkan  di Bagan saat tidak melaut dari beberapa kasus pencurian ditemukan bukti bahwa pelakunya bukan saja   pencuri lokal tapi  juga pelaku dari luar negeri.  Terlepas dari semua kisah tersebut masalahnya sekarang adalah sampai kapan Krisis Perairan Ambalat akan berakhir yang hingga kini masih berlarut-larut tampa penyelesaian pasti dan kondisi demikian  sangat mengkhawatirkan bagi para Nelayan Bagan  bahkan bagi seluruh nelayan dalam menjalankan kegiatan  sehari – hari   di perairan Ambalat.





Indah Jiran, suasana menyenangkan
Ambalat Aman, Menyenangkan Pembangunan

NyamPlunG Mengatasi Krisi Energy (BioFUEL)




             Salah satu krisis masyarakat dunia sekarang adalah Krisis energy terutama yang bersumbar dari bahan bakar Minyak yang semakin terbatas ketersediaannya di bumi dan keberadaannya tidak dapat diperbaharui oleh manusia sementara penggunaan bahan bakar sekarang ada kecenderungan meningkat ! ….. bagaimana mengimbangi kebutuhan tersebut ?

             Selain  penggunaan sumberdaya pisik alam seperti  MataHari dan Angin yang sampai kini belum final desainnya dan memerlukan tehnolgi dan biaya yang tinggi, mungkin bio-energi dapat menjadi energy pilihan karena banyak tersedia dimuka bumi dan tidak digunakan dari pada terbuang begitu saja.  Pemilihan alternatip tersebut sebaiknya menggunakan kaedah-kaedah yang arief dan bersahabat disamping sumber energinya benar-bnar potensial.

             KlasifikasinyA  Devisi : Spermatophyla, Subdevisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Bangsa : Guttiferales, Suku ; Guttiferae, Marga Calophyllum dan Spesies :Calophyllum  inophyllum  L.  Di Indonesia Pohon ini memiliki nama lain Camplong (Madura, Bali dan Timor), Punaga (Minangkabau dan Makassar), Pude (Bugis), Penago (Lampung), Eyobe (Enggano), Mantan (Bima) dan Dingkalreng (Sangir).    Nyamplung mempunyai sebaran cukup luas di dunia yaitu Madagaskar, Afrika Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik, Hindia Barat, dan Amerika Selatan. Di Indonesia, nyamplung tersebar mulai dari Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, hingga Nusa Tenggara Timur dan Papua.  Potensi alami nyamplung di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun penafsiran atas tutupan lahan dari Citra Satelit Landsat7 ETM+ tahun 2003 menunjukkan bahwa tegakan alami nyamplung seluruh pantai di Indonesia mencapai luas total 480,000 ha, dan sebagian besar (± 60 %) berada dalam kawasan hutan.  Pohon nyamplung yang berumur 7 tahun, dapat memproduksi buah sebanyak 5-20 kg. Setelah umur 10-15 tahun, sebanyak 25-50 kg, dan pada umur 20 tahun menghasilkan buah 200 kg setiap tanaman. Dari satu kilogram buah nyamplung, setelah diperas akan menghasilkan minyak sebanyak 0,06 kg. Pohon nyamplung biasanya berproduksi sampai umur 50 tahun.

             Kelebihan nyamplung sebagai bahan baku biofuel adalah bijinya mempunyai rendemen yang tinggi, bisa mencapai 40-74% sedang Sawit  46-545 dan Jarak 40-60%  dan dalam pemanfaatannya tidak berkompetisi dengan kepentingan pangan.  Keunggulan nyamplung ditinjau dari prospek pengembangan dan pemanfaatan lainnya  adalah tanaman nyamplung tumbuh dan tersebar merata secara alami di Indonesia, regenerasi mudah dan berbuah sepanjang tahun serta  survival yang tinggi terhadap lingkungan; tanaman relatif mudah budidayakan baik tanaman sejenis (monoculture) atau hutan campuran (mixed-forest); cocok di daerah beriklim kering, permudaan alami banyak, dan  hampir seluruh bagian tanaman nyamplung berdayaguna dan menghasilkan bermacam produk yang memiliki nilai ekonomi; tegakan hutan Nyamplung berfungsi sebagai pemecah angin (wind breaker) untuk tanaman pertanian dan konservasi sempadan pantai. 

             Pemanfaatan biofuel  nyamplung dapat menekan laju penebangan pohon hutan sebagai kayu bakar; produktivitas biji lebih tinggi dibandingkan jenis lain (Jarak pagar 5 ton/ha; sawit 6 ton/ha; nyamplung  20 ton/ha).  Selain itu, daya bakar minyak nyamplung dua kali lebih lama dibandingkan dengan minyak tanah. Dalam tes untuk mendidihkan air, minyak tanah yang dibutuhkan 0,9 ml, sedangkan minyak biji nyamplung hanya 0,4 ml. Nyamplung mempunyai keunggulan kompetitif di masa depan, yakni dapat digunakan sebagai pencampur solar dengan komposisi tertentu. Tak tertutup kemungkinan dapat digunakan 100%. Apabila teknologi pengolahannya tepat, dapat digunakan sebagai biokerosen pengganti minyak tanah.


             Manfaat lain dari bagian tanaman nyamplung adalah kayunya yang termasuk kayu komersial, dapat digunakan untuk bahan pembuatan perahu, balok, tiang, papan lantai dan papan pada bangunan perumahan dan bahan kontruksi ringan; getahnya dapat disadap untuk mendapatkan minyak yang diindikasikan berkhasiat untuk menekan pertumbuhan virus HIV. Daunnya mengandung senyawa costatolide-A, saponin dan acid hidrocyanic yang berkhasiat sebagai obat oles untuk sakit encok, bahan kosmetik untuk perawatan kulit, menyembuhkan luka seperti luka bakar dan luka potong. Bunganya dapat digunakan sebagai campuran untuk mengharumkan minyak rambut. Bijinya setelah diolah menjadi minyak bermanfaat untuk pelitur, minyak rambut dan minyak urut, berkhasiat juga untuk obat urus-urus dan rematik.

             Bapak Kadir Janggo seorang Tokoh Perkebunan di Daerah Salissong Nunukan Kalimantan Timur tahun 1960an, pernah menggunakan penerangan khusus untuk keperluan rumahnya dengan menggunakan Lantera  dengan bahan bakar dari minyak atau Getah Buah dan Pohon Nyamplung yang kemudian dioleskan atau direndamkan pada Kapas, Seutas tali kain atau Kain sebagai sumbu penerangan setelah dibakar, dan lampu ini dapat bertahan lama menerangi rumah beliau.

             Bila seluruh kebutuhan biodiesel disuplai dari nyamplung, akan dibutuhkan biodiesel sebanyak 720.000 kilo liter atau setara dengan 5.1 juta ton biji nyamplung, dengan asumsi bahwa 2.5 kg biji nyamplung akan menghasilkan 1 liter minyak nyamplung; dengan demikian akan diperlukan luasan panen tanaman nyamplung minimal 254.000 hektar pada tahun 2025. Pada pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) menyebutkan bahwa dalam 1 ha diperlukan 1 orang tenaga kerja, pengusahaan tanaman nyamplung seluas 254 ribu hektar akan dapat menyerap 254 ribu tenaga kerja. 
 Celebes Krisis EnergyFull,  Nyamplung Sumber BioFueL

PULAU BUNGIN SUMBAWA DI TENGAH LAUTAN JADI PULAU TERPADAT DI DUNIA

NusaNTaRa.Com byLaDollaHBantA,         R    a    b    u,       2    0         A    p    r    i    l        2    0    2    4 Pulau Bungin d...