NusaNTaRa.Com
byIrkaBPiranhA, R a b u, 1 6 A p r i l 2 0 2 5
![]() |
Paus Balin Barometer ekosistem perairan laut |
Hermanus, sebuah desa pesisir indah di Afrika Selatan, terkenal sebagai " Ibu kota pengamatan Paus di dunia ". Lokasinya ini menjadi pusat penelitian Paus Balin Selatan oleh Unit Paus di Institut Penelitian Mamalia Universitas Pretoria, yang di pimpin oleh ilmuawan Belgia, Els Vermeulen. " Jumlah Paus saat ini hanya 20 persen dari populasi sebelum masa perburuan ", Ujar Cakap Besar Vermeulen sebagaimana di lansir dari Al Jazeera.
Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan Paus menjadi lebih kurus, lebih jarang berkembang biak dan mulai mengganti mangsa utama mereka. Melalui bantuan Satelit dan tehnologi modern lainnya, para peneliti kini dapat melacak pola makan dan migrasi ikan Paus.
Misalnya, CTD yang digunakan sejak 2023 memungkinkan Paus menjadikan " ilmuwan warga ", mengumpulkan data salinitas dan suhu air saat menyelam hingga kedalaman 460 meter. Penelitian ini menemukan satu perubahan yang besar dalam kondisi es laut telah mempengaruhi habitat makan utama mereka, seperti wilayah es marginal tempat krill Antartika hidup.
Diperairan Surabaya pada minggu 14 mei 2923 telah ditemukan bangkai seekoer Paus Balin yang biasanya ditemukan hidup diperairan Australia dan ditemukan juga di Afrika Selatan, tentang kematian ini masih penelitian kala itu. Paus Balin yang ditemukan ini diperkirakan masih muda dengan ukuran Panjang Badan 12 meter meski yang dewasa mencapai ukuran 34 meter. Peristiwa terdampar Paus balin inipun diperkirakan ada hubungan dengan Ekosisitem perairan habitatnya
Paus kini harus beradaptasi dengan mencari mangsa di lokasi baru, seperti atau Sirkumpolar Antartika, yang telah bergesar sekitar 80 kilometer ke selatan dalam 20 tahun terakhir. Els Vermeulen dan timnya terus mengembangkan metode baru untuk melindungi Paus, termasuk menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mencocokkan pola unik pada Paus dan membangun Katalog digital Paus Balin Selatan.
Selain itu, aplikasi seperti Happy Whale telah membuktikan efektipitas kontribusi masyarakat umum dalam penelitian paus. " Paus ini memberi tahu kita tentangkondisi lingkungan yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya ", Ujar SiDin Vermeulen.
Data ini jelas memberikan wawasan tentang bagaimana perubahan iklim berdampak pada lautan, membantu ilmuwan dan pembuat kebijakan mengambil keputusan untuk melindungi ekosistem laut dan Paus Balin Selatan. Penelitian ini tidak hanya penting bagi Paus, tetapi jug bagi pemahaman Global tentang Perubahan Iklim. " Masa depan Paus ada di tangan kita ", Ujar Sidin Vermeulen mengakhiri cakapnya.
Paus di lautan bernapas dengan Paru - paru.
Keberadaan Paus Balin menjadi Indikator Ekosistem laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar