Jumat, 05 Juni 2015

MUSEUM NASIONAL, BERHIBUR SEMBARI MENGENAL SEJARAH DAN BUDAYA BANGSA


NusanTaRa.Com

       Mungkin ini satu referensi yang baik, terutama ketika anda sedang berada di Monas  (Tugu Monumen Nasional) Jakarta menikmati keindahan dan kemegahan Monumen kebanggaan bangsa Indonesia yang digagas oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno untuk mengenang perlawanan dan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, dibangun 17 Agustus 1961 dengan ketinggian 132 meter serta dipuncak terlihat kobaran api berwarna keemasan.   Tidak jauh dari Monas yaitu di sebelah barat terdapat Meseum Nasional yang terdiri dari dua unit bangunan satu bangunan lama dan satu moderen, disini kita dapat erhibur sambil menambah pengetahuan mengenai sejarah dan budaya bangsa dengan menyaksikan berbagai prasasti peninggalan prasejarah hingga gambaran berbagai budaya yang ada di tanah air. 



       Gedung Museum Nasional Jalan Medan Merdeka Barat No. 12, memiliki dua bangunan Unit B empat lantai atau bangunan arca dibangun tahun 1996 dan Bangunan Gajah sebagai museum yang pertama bergaya klasik, didepannya terdapat patung gajah pemberian Raja Thailand 1871.   Gedung Museum ini pertama dibangun tahun 1862 oleh pemerintah Belanda dibuka uuntuk umum tahun 1868, setelah itu Lembaga Kebudayaan Indonesia yang mengelola museum sejarah tersebut menyerahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia pada 17 September 1962.   Meski demikian cikal bakal dari Museum Nasional tersebut berawal 24 April 1778 dengan terbentuknya Bataviaasch Geneotschap Van Kunsten en Wetenschappen dengan ketuanya JCM. Radermacher yang bertujuan menelaah riset-riset Ilmiah di Hindia Belanda.

Dewa Trimurti
     
Patung Ganesha
    Pertama memasuki gerbang museum kita akan melihat tulisan besar Museum Nasional berwarna merah, Patung Gajah dan Patung Pusaran angin berbentuk Circular dengan manusia seolah terbawa angin putar seolah bermakna sejarah perputaran manusia Indonesia, tentunya saja tempat ini cukup manis untuk berpicture.   Memasuki gedung Gajah sebelah kiri dengan pilar gaya romawi dengan ruang pameran barang peninggalan sejarah dan reflika budaya sebanyak 13 ruang seperti R Auditorium, R Tekstil, R Keramik, R Prasejarah, Taman Arkeologi, Rotunda, R Etnografi dan sebagainya.   Museum Gajah mengoleksi benda-benda kuno  Nusantara seperti arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuno lainnya dan barang-barang kerajinan,  koleksi tersebut dikategorisasikan dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda berharga dengan jumlah koleksi  melebihi 140.000 buah pada tahun 2006.

Reflika Rumah adat Hanai

Nakara
Diruangan Rotunda dipajang berbagai patung dan arca yang terdapat di Nusantara, umumnya terkait dengan sejarah keberadaan Kerajaan Hindu dan Buddha yang berhubungan dengan kepecayaan  dan budaya yang ada pada masa tersebut seperti Patung Dewa Trimurti yang terdiri dari Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa baik yang bersamaan maupun secara terpisah dengan berbagai pose patung, Patung Brahma diyakini ummat Hindu sebagai dewa Pencipta dengan ciri khas patungnya menggunakan Busur, Patung Wisnu dewa Pemelihara sebagai dewa pemelihara dengan ciri mengenakan alat Cakram dan Dewa Siwa dewa Perusak dengan ciri khasnya menggunakan alat trisula.  Arca lain yang dapat kita saksikan Ganesha manusia berkepala Gajah, Dwarapala dewa seram dengan mata besar, bertaring, lidah ala mick Jagger (menjulur keluar) dan memegang Gadah, Patung Kepala Budha, berbagai Prasasti, Patung Raja dan berbagai peralatan dahulu dari batu dalam berbagai ukuran hingga setinggi dua meter.

       Taman Arkeologi ruangan terbuka dihiasi dengan patung dan berbagai arca, sabil berjalan ditaman kecil kita akan melihat berbagai patung, sarana peribadatan dan sarana yang digunakan pada zaman kerajaan dulu yang terbuat dari batu seperti Bak Mandi para raja dari batu,  sarana pengaturan air dari batu dan penyembahan semua di atur dengan sangat menarik dengan beberapa tulisan penjelasan pada setiap patung tersebut.


Gamelan Jawa
  Ruang Prasejarah, Ruangan yang menggambarkan keberadaan manusia diera prasejarah di Nusantara yaitu penemuan barang dalam rentan waktu sejak adanya manusia di muka bumi sampai ditemukannya tulisan sementara masa sebelum prasejarah yaitu suatu rentan waktu sejak diciptakannya Bumi hingga ditemukan tulisan diberbagai daerah.  Diruangan ini dipajang terbuka tiga buah Nekara besar dari perungu,  Nekara/Kattledrums artepak perungu masa prasejarah suatu penanda kemajuan tehnologi pengolahan perungu atau logam yang berfungsi Genderang Perang, Penadah hujan, Wahana kubur dan Penanda status, di Nusantara ditemukan Nekara dengan tipe Heger I, II, III dan IV di Indonesia Barat dan Tengah yang terbesar ditemukan di P Sangeang (sebelah barat Sumbawa) dengan nama Makalamau, nakara yang ditemukan di Nusantara kebanyakan merupakan ciri budaya Dong-Song  Vietnam.   

       Dipajang juga Moko, Gerabah, Bejana Perungu, Biji-bijian, Kulit kerang, gelang dan Rantai, Baju Tas dan tali yang terbuat dari kulit kayu, manik-manik, alat perhiasan dan tanaman,  Peralatan dari Batu dalam etalase yang menempel di dinding.   Gerabah/Pottery wadah yang tebuat dari tanah pada masa Neolitik yang banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur,  Moko merupakan Nekara berukuran kecil berukuran kecil dan langsing ditemukan di Bali dan Alor NTT sebagai sarana perkawinan dan Bejana Perungu menyerupai keranjang ikan ditemukan di daerah Kerinci dan Jambi dan di daerah Bangkinang ditemukan Figurin yaitu patung Perungu berbentuk wanita penari dinamis diperkirakan kegunaannya sebagai alat upacara.

       Melangkah lebih kebelakang pengunjung akan disajikan miniatur rumah adat Nusantara (Ruang Rumah Adat) dalam etalase dengan pencahayaan yang baik membuat kita merasa berada di kampung-kampung rumah adat tersebut di era dahulu seperti Rumah adat  Tongkonan suku Toraja Sulawesi selatan yang menyerupai kepala kerbau bertanduk,  Rumah adat Honai Papua terbuat dari kayu dengan atap lingkaran kerucut dari rumput, Rumah adat Bentang suku dayak Kalimantan terbuat dari kayu yang dihuni beberapa keluarga (20 KK) panjang mencapai 140 meter lebar 20 meter dan berkaki tinggi, Rumah adat Gadang suku Padang terbuat dari kayu dan berkaki dengan atap melengkung berlapis-lapis merupakan satu arsitek Indonesia yang luar biasa,  Rumah adat Bolon suku Batak, rumah ukuran besar terbuat dari kayu berkaki, berdinding kayu ukiran serta atap Limas dari rerumputan, Rumah adat Joglo Jawa Tengah beralas tanah, depan terbuka dan terbuat dari kayu atap berbentuk bagian tengah menonjil ketas bak trapesium dari genteng dan berbagai Rumah adat Nusantara lainnya.

Barong Bali

       Di Ruang Porselin kita akan menyaksikan berbagai koleksi Keramik dalam berbagai bentuk serta berbagai gambar seperti Piring, Mangkok, Gelas, Ketel, Guci, Tempayan dsbnya yang terpajang dalam etalase besar, setiap etalase mewakili keramik dari era dan daerah tertentu seperti dari beberapa Dinasti di Cina, Jepang, Vietnam dan Eropah lengkap dengan penjelasan yang tertera di dalam, membuat pengunjung bisa lebih mengerti dan mendalami maknanya.

       Ruang Etinograpi, hampir keseluruhan ruangan sebelah kanan Bangunan Unit A yang terbagi dalam tiga ruang setiap ruangan memperagakan Budaya beberapa suku yang ada di Nusantara seperti rumah, Busana, Senjata tradisonal, Kesenian, Tarian, Pakaian, acara keagamaan, Pola pencaharian, dan berbagai budaya lainnya semuanya tersaji dalam etalase, ruang terbuka dilengkapi penjelasan yang tertempel disetiap dinding.     Dari Papua tersaji Patung " mbis " merupakan patung dari kayu yang tinggi berbentuk manusia yang bersusun dalam keadaan telanjang, simbol tempat arwah moyang mereka dan perpaduan antara dunia arwah dan dunia nyata yang pembuatannya melalaui beberapa proses adat, Perahu dari batang pohon yang panjang, Koteka dari labu, Baju ada, Alat kesenian dsbgnya.     Dari Sulawesi seperti Perisai ramping dari tembaga asal Sangihe, Kusapi Suku Kulawi (Sulteng), Budaya pertanian dsbnya.  Daerah Jawa seperti Barong Bali, Reok Ponorogo, Gamelan Jawa, Prosesi Perkawinan, Tarian dsbnya serta berbagai budaya suku lainnya ayang ada di Nusantara, menyaksikan ini akan membuat kita lebih mudah untuk saling mengenal diri saudara kita se Nusantara dengan cara yang mudah.

Prasasti

      Gedung Unit B digunakan untuk Pameran dan berbagai aktipitas budaya lainnya ketika saya berkunjung lantai satu lagi pameran senilukis gaya Jepang yang dislenggarakan Kedutan besar Jepang di Indonesia, di lantai dasar ada tersaji Cafe, Kantin, dan KFC untuk istirahat dan disini banyak disajikan berbagai cinderamata bercirikan Museum Nasional yang dijajakan dengan harga sangat murah.


       Jika berkunjung ke Museum yang pertama dan terbesar di Asia Tenggara dengan kendaraan umum cukup berhenti di Halte Monas Jalan Medan Merdeka Barat No 12 Jakarta, dengan harga tiket masuk Dewasa Rp 5.000 dan anak-anak Rp 2.000 dan jadwal Senin dan Hari besar libur,  Selasa - Jum'at 08.00 - 16.00 dan Sabtu - Minggu 08.00 - 17.00.
byMcDonald Biung


Arca dan patung menghiasi kepribadian Candi,
Mengenal sejarah dan Budaya akan membuat orang tahu menghargai diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEDDY SUJADI DRUMMER GODBLESS DENGAN KARYANYA TUA-TUA KELADI DI POPULERKAN ANGGUN C SASMI

NusaNTaRa.Com   byAsnISamandaK,          S   a   b   t   u,    0   6      A   p   r   i   l      2   0   2   4 Ian Antono dan Teddy Sujadi...