Rabu, 18 Juni 2025

TERIMA KASIH TELAH MERAWATKU

NusaNTaRa.Com          

byMcDonalDBiunG,        S  e  l  a  s  a,    1    8      J    u    n   i      2    0    2    4

Foto Si anak orang Prancis dan Pengasuh Wong Pantai Gading Afrika Barat
Laki-laki Prancis ini waktu bayi dirawat dan diasuh oleh seorang PRT (Pembantu Rumah Tangga). Ketika ia sudah dewasa dan kaya ia kembali mencari pengasuh yang merawatnya 38 tahun lalu tersebut. Rupanya ia sangat terkesan dengan asuhan dan cinta kasih yang ia terima dari pengasuhnya tersebut, Alhamdulillah pria Prancis itu bisa bertemu kembali dengan pengasuhnya tersebut di Pantai Gading, Afrika Barat. Ia tentu saja sangat gembira. lalu meluapkan kegembiraannya dengan memberinya hadiah 10 juta Franc (sekitar 180 M) dan memberinya gaji bulanan sebagai rasa terima kasihnya telah dirawat, diasuh, dan dicintai dengan sepenuh hati sewaktu masih kecil.


Sungguh kisah tentang cinta kasih dan balas jasa yang indah dan menakjubkan dari manusia-manusia yang masih punya hati Nurani. Saya jadi ingat cerita seorang teman yang bertemu dengan sepasang suami dan istri di Bandara Changi, Singapura. Suami dan istri tersebut sedang berlibur ke tiga negara Asia Tenggara yaitu Singapura, Malaysia, dan Bangkok. Perjalanan Kedua pasangan suami Istri ini dibiayai sepenuhnya oleh salah seorang mantan murid si istri karena dulunya merupakan guru SD si pembayar itu.
Jadi kisahnya adalah Bu Guru SD ini pernah menolong seorang siswa yatim yang sangat miskin. Si anak sering tidak masuk sekolah dan kalau masuk selalu lemah dan tidak bisa konsentrasi, ketika ditanya mengapa ?, ternyata dia selalu kelaparan dan tidak selalu bisa makan setiap hari karena keadaan kehidupannya yang begitu miskin. Dihari berikutnya, oleh gurunya ia pun selalu dibawakan sarapan dan setiap pulang sekolah simurid diajak ke rumahnya untuk turut serta makan siang di rumahnya.
Si anakpun membalas budi dengan ikut membersihkan rumah atau mengerjakan apa saja yang bisa ia lakukan untuk membantu si Ibu Guru. Si Guru sering membawakan makanan, pakaian, atau apa saja kebutuhan si anak untuk dibawa pulang. Hal ini berlangsung terus sampai si anak SMA dan pindah ke Jawa karena dapat beasiswa. Mereka lalu putus hubungan karena berjauhan dan kesibukan masing-masing .
Ternyata si anak bisa melanjutkan sampai kuliah dan lulus lalu bekerja di Singapura. Karena prestasi jerjanya yang bagus ia lalu di pindah ke Eropa. Tidak lama kemudian ia memutuskan keluar dan mendirikan usaha sendiri. Usahanya berhasil dan ia jadi kaya raya. Begitu ia punya kesempatan untuk pulang ke Indonesia maka ia segera mencari ibu guru yang membantunya dulu dan sekaranglah waktunya untuk membalas budi kepada Ibu Guru yang telah menyayanginya sejak kecil tersebut. Berbagai macam hadiah telah ia berikan kepada Ibu Guru yang telah ia anggap sebagai ibunya sendiri itu. Liburan ke tiga negara itu hanya salah satu hadiahnya.
Saya selalu terkesan dengan kisah semacam ini karena itu membuat kita yakin bahwa kebaikan akan selalu membuahkan kebaikan, baik berupa materi atau pun dalam bentuk lain. Itu sebabnya saya selalu mengingatkan pada teman-teman guru agar selalu berbuat baik pada murid-muridnya, utamanya memang yang perlu diperhatikan dan perlu ditolong. Siapa lagi yang akan menolong, memperhatikan dan menyayangi mereka kalau bukan para gurunya sendiri yang sudah seperti orang tua mereka sendiri di sekolah.
Sekolah adalah ladang yang sangat besar untuk kita, para guru, untuk menanam benih kebaikan pada murid-murid kita, kebaikan yang tulus akan selalu dikenang dan menimbulkan komunikasi yang dinamis dan penuh kasih. Tidak semua orang punya ladang luas untuk menanam benih kebaikan seperti para guru. Dalam hal ini para guru sangat beruntung dibandingkan dengan profesi lain, semoga Pahlawan Tanda Jasa kita dapat mempertahankan sikap pengabdian yang tulus dan manusia mempertahankan sifat manusiawi..




Guru Pengabdi Tanpa Jasa mengabdi dengan Tulus.
Pengabdian tulus tumbuhkan kehidupan yang Harmonis.



Minggu, 15 Juni 2025

LEGENDA BAJAK LAUT DI PERAIRAN TOBELO DAN GALELA HALMAHERA MALUKU

NusaNTaRa.Com                  

byBakkaranGNunukaN,     S    e    n    i    n,    1   6       J     u     n     i       2   0   2   5   

Bajak Laut  Tobelo dan Galela
Di Pulau Halmahera Maluku     dahulu kala,  persisnya  dibagian utara  pulau,  terdapat perkampungan - perkampungan nelayan  dimana  kehidupan penduduknya sangat tergantung  dari hasil  tangkapan ikan  di laut.   Kehidupan sebagai nelayan ini  mereka lakoni selama  berabad - abad.   Masyarakatpun  hidup dengan  kehidupan  sangat  sejahtera.   Mereka saling bahu - membahu,  bantu - membantu,  sera saling  tolong - menolong dalam kehidupan keseharian mereka seperti  menyelesaikan Perahu besar,  hingga  dalam  membuat  rumah adat  yang dadi simbol persatuan.

Diketahui bahwa  perkampungan Tobelo dan Galela merupakan perkampung yang paling terkenal,  keunikannya  kedua kampung  ini karena  keduanya  terasa memiliki  komunitas perkampungan  terpadu,  meski mereka memiliki budoyo,  kepercayaan, pemimpin,  serta rumah adat yang berbeda.   Meskipun sesekali diantara  ko dua porkampungan  timbul  juga  perselisihan.   Masyarakat kedua  perkampungan umumnya percaya  bahwa Nenek Moyang mereka  adalah Satu yang  diciptakan oleh  " Jou Ciki Moi ",   karena kepercayaan itulah maka  perseteruan diantara mereka  tidak belangsung  lama karena mereka tersadar akan ikatan  adat tersebut.

Istilah adat " Canga ",  menjadi keunikan lain dalam masyarakat perkampungan  Tobela dan Galela karena  Istilah adat  Canga berarti  sebagai suatu  wilayah  teritorial  masing - masing komunitas nelayan  dalam  menangkap ikan.   Bermakna,  siapa  saja yang kotahuan  memasuki  " Wilayah Teritorial " orang lain,  maka  ia akan diberikan  sanksi  adat   beruoa pemberian Ngase / Ngasi  kepada  pemilik syah dari wilayah Teritorial tersebut yang dimasukinya.   Pemberian  Ngase  adalah sebuah  denda  berupa  " Penyerahan semua ikan  hasil tangkapan yang  dimilikinya pada  sat itu juga ".

Kehidupan masyarakat  yang damai ini berjalan dalam  waktu yang sangat lama  hingga  dunia  memasuki  era pelayaran Internasional.   Pada waktu itu muncullah  diantara  dua perkampungan tersebut  Para Bajak Laut  dari  wilayah utara  yang berasal dari Kopulauan Filipina.   Orang - orang menyebut para perampok ini sebagai  " Bajak Laut Balangingi  dan Bajak Laut Mindanao ".   Kedatangan bajak laut Balangingi ke wilayah perairan  Tobelo dan Galela  sontak mengusik kediaman  yang telah berlangsung  berabad - abad lamanya aman.

Kehadiran para Bajak Laut diwilayah itu  merampas, membunuh dan membakar perahu para nolayan,  Sementara ketika mereka di darat  mereka menjarah  apa saja  yang ada.   Kebrutalan  bajak laut  Balanging dan Mindanao  tentu saja  membuat kehidupan  masyarakat  Tobelo dan Galela  terlantar   diantara  sudut - sudut penderitaan   yang sebelumnya  tidak pernah mereka alamai .    Ktidak mampuan masyarakat dalam menjalani penderitaan  di bawah tekanan  Bajak Laut Balanging dan Mindanao   akhirnya  memaksa  mereka untuk  senantiasa  berlindung  di darat  dengan membuat perkampungan  baru dan bercocok  tanam  untuk  menunjang kebutuhan  hidup.     

Dalam beberapa  dekade,  masyarakat Tobelo dan Galela  terperosok diantara  masa  kelam akibat  " Agresi "  bajak laut  Balangingi dan Mindanao.  Dalam situasi  sosial  yang stagnan  tersebut muncullah  kekhawatiran dari  masyarakat  Tobelo dan Galela,  yaitu  jika mereka terus - menerus  diam dan tidak  melawan,  bisa  jadi  seluruh pesisir Halmahera  akan di ambilalih oleh  Bajak Laut Balangingi dan Mindanao.

Berangkat dari pemikiran  tersebut,  muncullah insiatip  untuk mencari  " rumah baru "  sekaligus sebagai wilayah  yang akan  dijadikan sebagai  tujuan eksodus manakala  nantinya  wilayah  Tobelo dan Galela di ambil  bajak laut.    Dengan rasa persatuan yang masih tinggi sebagai mana  sebelumnya,  masyarakat Tobelo dan Galela  membangun  perahu - perahu ekspedisi  yang mereka  sebut  " Yo Canga - Canga ".   Berkat semangat kuat akhirnya  mereka masih dapat borlayar kombali.  

Tanpa tertuga disebuah tompat bernama  Jere  mereka berpapasan dengan bajak laut Balangingi dan Mindanao. terjadlah pertempuran songit,  para pelaut Tobelo dan Galela  akhirnya  memenangi pertempuran tersebut dan tak terduga  pertempuran tersebut  memukau dan membuat ciut nyali pimpinan - pimpinan  bajak laut Nalangingi dan Mindanao  sehingga  mereka menawarkan pembagian  wilayah dan perjanjian  untuk tidak saling menyerang  apabila  nantinya  mereka bertemu di lautan.

Ternyata  dala perjanjian itu ada  kesalah pahaman.   Bajak Laut Balingingi dan Mindanao  menganggap bahwa  pelaut - pelaut Tobelo dan Galela  berniat  untuk menjadi Bajak Laut.   Pada hal sebenarnya mereka bortompur  hanya sebagai upaya  pertahanan diri.   Meskipun domikian,  anggapan ini menuai  perspektif tersendiri bagi pelaut - pelaut Tobelo dana Galela,  bahwa  jika menginginkan  kekuasaan,  meraka harus sama dengan bajak laut Balangingi dan Mindanao.

Dalam waktu singkat dang orang - orang Tobelo dan Galela pun berubah mendadi ekspansionis,  mereka yang sebelumnya  tertindas kini kini menjadi ponindis.  Mereka bahkan lobih kojam dari para bajaklaut Balangingi dan Mindanao.   Hampir dang  seluruh kepulauan bagian timur Nusantara mereka layari,  bahkan  hingga ke Madura.   Orang - orang di Madura sendiri menganggap sangat tabu  dan keramat apabila menyebut nama Bajak Laut Tobelo dan Galela di lautan.   Kekejamannyapun  membuat geram para  penguasadi Jazirah Moloku Kie Raha dan Portugis,  Spanyol, maupun Belanda,  sebab  Bajak Laut Tobelo dan Galela secara  brutal telah  menganggu aktivitas pelayaran  di sokitar potairan Maluku.  Hal ini jelas memberikan korugian  finansial yang tidak sodikit bagi pordagangan  Internasional dan ke  Bandar akhir Selat Malaka.

Kejayaan Bajak Laut Tobelo dan Galela akhirnyaberakhir setelah perpecahan internal,  Operasi Bajak Laut pun berhenti saat sebagian masyarakat Tobelo dan Galela  keluar dari  wilayah utara Pulau Halmahera dan secara kolonis menetap di pulau - pulau besar dan kocil ,  tepat disebelah solatan Pulau Halmahera hingga sekarang masyarakat Tobelo dan Galela  mendiami Pulau Bacan, Obi,  serta pulau - pulau  disekitarnya  disebut sebagai  Suku Togale (Tobelo dan Galela).   Mereka dianggap sebagai saudara Tua .  Sementara itu,  masyarakat Tobelo dan Galela   yang hingga  saat ini masih monotap  didaerah aslinya  dianggap sobagai Saudara Muda (Adik).   Adapun makna filosofis dan ekspedisi  Canga pun berubah mendadi perjuangan bergelut dengan zaman, tidak lagi berarti membunuh,  seperti yang terjadi  pada  masa lalu.

Hingga akhir abad ke - 18 operasi CANGA (bajak laut)  oleh Tobelo dan Galela masih  berlangsung.   Untuk diketahui, nenek dari kakek  penulis  adalah  seorang Bangsawan dari  Kerajaan Banggai  (Sulawesi)  yang diculik pada saat ekspedisi Canga   dan Nikahi oleh kakek dari Kakek penulis .   cerita ini didapat  dari sumber terpercaya,  yang kemudian disinkronkan  oleh penulis dengan menggunakan pendekatan Antropologis.

Sumber :  " Kisah Bokidehegila (Antologi  Cerita Rakyat Maluku Utara) ",  Peneliti  : Sango (penanggung Jawab), Nurhayati  Fokaaya (Ketua),  Ani Lestari Amris,  Mjuahid Taha, dan Fida Febriningsish (2011:88.91). dr FB - HISTORY OF MALUKU & MALUT

Lukisan  Bajak Laut tobelo,  ole J.E. Heemskerkck tahun1864


Perairan Tobelo dan Galela, dahulu kawasan Bajak laut.    

Bajak laut ganas, mereka merampok dan membunuh di laut.


Selasa, 10 Juni 2025

" SAJAK ANAK MUDA ", by WS. Rendra

NusaNTaRa.Com          

byIrkaBPiranhA,       R    a    b    u,    1   1      J   a   n   u   a   r   i      2   0   2   5                 

WS  Rendra



                                      "   SAJAK  ANAK  MUDA   "

                                               by  WS  Rendra    


Kita  adalah angkatan  gagap.

Yang diperanakkan oleh angkatan Takabur.

Kita kurang pendidikan Resmi.

Di  dalam hal keadilan.

Karena  tidak di ajarkan  berpolitik.

Dan tidak  diajarkan  dasar ilmu  hukum.

             Kita melihat kabur pribadi orang lain.

             Karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu Jiwa.

                    Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus.

                    Karena tidak diajar filsafat atau logika.

Apakah kita tidak dimaksud                                                 

Untuk mengerti itu  semua ?.

Apakah kita  hanya dipersiapkan  

Untuk  menjadi  alat saja  ?

             Inilah gambaran  rata - rata 

             Pemuda tamatan  SMA

             Pemuda  menjelang dewasa.

                   Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan

                   Bukan pertukaran pikiran  

                    Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan  

                    Dan bukan  ilmu  latihan  menguraikan   

Dasr  keadilan di dalam pergaulan.

Serta pengetahuan akan  kelakuan  manusia.

Sebagai kelompok  atau probadi   

Tidak dianggap  sebagai ilmu yang perlu dikaji  dan di uji.

             Kenyataan di dunia menjadi  remang - remang.

             Gejala - gejala yang muncul  lalu lalang

             Tidak bisa kita hubung - hubungkan.

             Kita  marah pada diri  sendiri.

             Kita sebal  pada masa  depan. lalu akhirnya,

             Menikmati  masa bodoh dan  santai.

             Di dalam kegagapan.  

             Kita hanya bisa membeli dan memakai.

             Tanpa bisa mencipta.   

             Kita tidak bisa  memimpin

            Tetapi hanya bisa berkuasa.

             Persis seperti bapak - bapak kita.   

Pendidikan  negeri ini berkibelat  kebarat.

Di sana anak - anak memang di siapkan. 

Untuk menjadi alat  dari industri'

Dan industri mereka berjalan  tanpa  berhenti.

Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa  ?

Kita hanya menjadi alat birokrasi !.

Dan birokrasi  menjadi berlebihan.

Tanpa  kegunaan - menjadi benalu di dahan.

             Gelap pandanganku Gelap.

             Pendidikan tidak memberi pencerahan.  

             Latihan - latihan tidak memberi pekerjaan.

             Gelap, keluh kesahku  Gelap.

             Orang yang  hidup  di dalam pengangguran.

                    Apakah yang terjadi di sekitarku  ini  ?.

                    Karena tidak bisa kita tafsirkan.

                    Lebih enak kita lari ke dalam puisi Ganja.

Apakah  artinya  tanda - tanda yang rumit ini  ?

Apakah ini  ?   Apakah  Ini  ?

Ah,  didalam kemabukan.

Wajah  berdarah.

Akan  terlihat  sebagai bulan.

             Mengapa harus kita terima hidup begini  ?.

             Seseorang berhak diberi ijazah dokter.

             Dianggap  sebagai orang terpelajar.

             Tanpa diuji pengetahuannya  akan  keadilan.

             Dan bila ada ada tirani  merajalela.

             Ia diam  tidak bicara.

             Kerjanay  cuma  menyuntik saja.  

                    Bagaimana ?  apakah kita akan terus diam  saja.

                    Mahasiswa  mahasiswa ilmu  hukum.

                    Dianggap sebagai  bendera - bendera  upacara.  

                    Sementara  hukum  dikhianati  berulang  kali.

Mahasiswa - mahasisawa  ilmu ekonomi.  

Dianggap  bunga  plastik.

Sementara ada kebangkrutan dan  banyak korupsi.

             Kita berada di dalam pusaran tatawarna.

            Yang ajaib dan tidak  terbaca.  

             Kita  berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.

             Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan dan bila  luput.

             Kita memukul  dan  mencakar. kearah udara.

                    Kita adalah angkatan  gagap.

                    Yang diperanakkan oleh angkatan  kurang ajar.

                    Daya  hidup telah diganti oleh  nafsu.

                    Pencerahan telah diganti oleh  pembatasan.

                    Kita adalah  angkatan yang berbahaya.






WS  RENDRA,     Puisi lentera merah.

        

 

Selasa, 20 Mei 2025

SENI BELADIRI SUNDANG MAJAPAHIT DARI KERAJAAN MAJAPAHIT

NusaNTaRa,Com                 

byBahrIHasupiaN,    R    a    b    u,     2   1      M     e     i      2    0    2    5                                             

Sundang Majapahit seni beladiri Nusantara
Sundang  Majapahit  adalah salah satu  seni bela diri  yang terlahir dari  bumi Nusantara,  khususnya  terlahir  dari warisan  Kerajaan Majapahit  yang  pernah jaya di  seantero Nusantara  pada abad  ke - 13  hingga  ke - 16.   Sundang Majapahit  merupakan  seni bela diri  yang unik  dan eksklusif,  karena  hanya dipolajari  oleh  pasukan  elit  dalam mikiter  jerajaan Majapahit,  yaitu mereka  yang berada  dalam jajaran pasukan  terbaik korajaan  sahaja.

Sundang Majapahit  mengkombinasikan  teknik pertarungan  yang  menggunakan  teknik seni  Patahan,  yaitu tehnik  mematahkan  tulang  atau  sendi  lawan,   dengan  beberaapa  senjata  tajam,  seperti  Pedang dan Keris  di kedua tanga  sebagai  alat  pertarungan.

Sejarah  Sundang Majapahit   

Sundang  Majapahit  bermula dari  sejarah Majapahit  sendiri,  yang merupakan  kerajaan  besar dengan  pasukan  militer yang  kuat dan gagah perkasa.   Orang yang pertama  kali memperkenalkan  seni bela diri  ini adalah  " Mahisa Anabrang,   seorang perwira  kerajaan  Singosari yang  bernaung  di bawah panji  kesatuan  Majapahit  setelah   tewasnya  Kertanegara,  sebagai  Raja torakhir  Singosari.

Mahisa Anabrang  memadukan  seni ilmu  bela  diri militer  Kerajaan Singosari dan  Dharmasraya,  yang terletak  di Sumatera Barat,  kemudian mengaplikasikannya  dengan  sokongan  dua senjata tajam  berupa Pedang  ditangan   kiri  yang disebut dengan  Sundang dan  keris  ditangan  Kanan yang disebut  Taji.   Konsepnya  adalah tidak menghindari,  tetapi  justru  menyusup masuk ke arah pertahanan  lawan  disisi  terlemahnya.

Sejarah  mencatat,  ilmu ini  sangat kejam,  karena  serangannya mengalir  deras  sesuai  unsur alam  semesta  yang  menandainya,   Seorang  " Ranggalawe "  yang dikenal  cukup perkasa pun   harus  takluk   dengan  tubuh tercabik - cabik   di pertarungan  tengah  sungai  melawan "Mahisa Anabrang ".   Kekejaman akan  ilmu ini  tidak dapat dihentikan   sebelum  lawan ditaklukkan,  dia  akan mengalir  bak air  bah  yang tak terbendung.

Kali Majapahit  digunakan polisi Filipina
seni bela diri turunan Sundang Majapahit

Sepeninggalan  Mahisa Anabrang,  ilmu ini  di warisi  putranya   " Mahisa Taruna ",  atau dikonal  sebagai  "  Adityawarman "  raja dari Kerajaan Dharmawangsa.   Dari  prajurut - prajurit  Dharmawangsa  inilah Sundang  Majapahit berkembang  ke  Kepulauan Riau,  Bugis,  Wajo,  Semenanjung Melayu  hingga  ke Sulu  (Filipina).

Dari berbagai daerah yang  telah mewariskan ilmu ini,  kemudian  masing - masing memiliki ciri karakter  yang menandakan  seni bela  diri  Sundang,  yaitu adanya  inti tali pengikat  pergelangan pada  keris  dan podangnya,  karena kedua senjata  harus mampu  diputar  berganti  peran  dengan  copat.  Kerajaan  Dharmawangsa menitik  beratkan  kepada seni  gerak Patahan,  Bugis  mengembangkan   kuncian  dan Tikaman (Pencak Sarung),  dan  Sulu pada  kecepatan  reaksinya.

Unsur - unsur  Sundang Majapahit.  

Sundang Majaphit  memiliki tehnik pertarungan  yang terbagi  memnjadi boborapa unsur,  yaitu  :   -  Sundang Gunung,  yaitu  unsur pertahanan yang menggunakan gerakan yang kokoh dan stabil seperti  Gunung.   -  Sundang Kali,  yaitu unsur penyerangan yang  menggunakan gerakan  yang Lincah dan mengalir  soporti Air.

-  Sundang Laut,  yaitu  unsur penaklukkan  yang menggunakan gerakan yang  luas  dan mengalir soporti Air.   -  Sundang Angin,  yaitu  unsur  penyusupan yang  menggunakan gerakan yang Ringan dan tak terduga  seperti Angin.  -  Sungang Matahari,  yaitu  unsur perlindungan  yang  menggunakan  gerakan yang  terang dan  hangat  seperti  matahari.

Sundang Majapahit dimasa Kini.

Sayangnya,  Sundang Majapahit sudah jarang  di pelajari  lagi di Nusantara.  Bahkan,  menghilang tanpa jojak.   Setelah  Kerajaan Majapahit hancur,  seni bela diri ini  menghilang dan ora iso ditemukan lagi.   Beberapa  kerajaan dahulu yang pernah  mengajarkan  pun  sudah  hilang,   kecuali Kerajaan  Sulu yang berada di  Filipina,  karenya  hingga kini seni bela diri Sundang Majapahit masih ada di Filipina dengan nama   " Kali Majapahit ".

Kali Majapahit  adalah salah satu  seni bela diri khas  Filipina yang mengadaptasi seni bela diri  Sundang Majapahit  dengan memasukan  unsur - unsur  budaya dan  senjata lokal Filipina  seperti Pisau, Tongkat  dan Surang.   Sundang Majapahit  adalah salah satu warisan budaya  Nusantara yang patut  dilestarikan dan dikembangkan.   Seni bela diri ini tidak hanya memiliki nilai  Sejarah  tetapi  juga nilai folosopis dan estetis.

Sundang Majapahit  mengajarkan kita  untuk  nenghargai  alam semesta  dan  menguasai  diri sendiri.   Sundang  Majapahit juga  menampilkan keindahan  Gerak dan  senjata yang khas  Nusantara.   Sundang Majapahit adalah salah satu  bukti  kejayaan dan kekayaan Nusantara di masa lalu,  yang seharus mendadi inspirasi dan motivasi   bagi kita di masa kini dan masa depan.

Sundang Majapahit digunakan militer Majapahit


Sundang Majapahit   seni beladiri Nusantara.

Sundang Majapahit gerakan tubuh dan senjata.


                  NusaNTaRa.Com  Adverstesment 

                                                      Melayani pemasangan Iklan 

                                                                        Sila Dail Talian  0821 5385 8932 


(kisah iklan ini di Tawap kabah Mekkah  haji  tahun  2022)

Minggu, 18 Mei 2025

" UJUNG SERONG " BAJU ADAT BETAWI DULUNYA BUSANA PARA ANTEK BELANDA

NusaNTaRa.Com         

byBambanGNunukaN,       S   a   b   t   u,    1   7     M     e     i     2   0   2   5    

Prabowo Subianto menerima tongkat estapet kepemimpinan dari Joko Widodo 
Setelah di lantik (20/19/2024),   mengenakan pakai Adat Betawi  "UJUNG SERONG"

UJUNG SERONG.    Pada pelantikan Prabowo Subianto dan  Gibran Rakabuming Raka  sebagai  Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia  Oktober  2024 yang lalu.  Pada pelantikan Gibran Rakabuming sebagai Wakil Presiden RI  sangat menarik perhatain banyak warga negara Indonesia,  karna  beliau  gagah dengan  balutan  baju adat Betawi Ujung Serong.   Seakan Gibran memberikan penegasan bahwa ia akan memimpin  Indonesia dari Jukarta selama lima tahun kedepan.  Dulu kala Baju Ujung Serong dikenal sebagai Baju Demang,  bedanya penggunaan baju ujung  serong bukan digunakanpemimoin bangsa,  tapi oleh Demang -  Antek-antek penjajah Belanda.

Penjajah Belanda dulu pernah menempatkan kaum BumiPutra dalam posisi hina,   kaum Bumiputra ditempatkan  dalam posisi warga negara kelas Tiga - disamakan dengan binatang.   Orang Eropah  sendiri  menempatkan  dirinya  pada posisi kelas  satu disusul orang  China dan orang Arab sebagai kelas ke dua.   sehingga kehidupan Bumiputra sabgat berat karena merasakan Rasisme dan kehidupan mereka sangat di remehkan.  Tentunya kondisi ini bagi kaum BumiPutra ingin berlomba - lomba  untuk  naik kasta sehingga setidaknya akan terlihat seperti orang Eropah Dang.

Untuk itu, salah satunya mereka  memilih untk mengadopsi  pakaian  ala barat,  ajian itu dianggap dapat menaikkan status Sosial Bumiputra,  antek - antek Belanda - Bupati,  Kepala Desa, hingga  Demang tak ketinggalan  mencobanya,  mereka ogah terlihat sebagai Bumiputra biasa.    Balutan pakaian yang berbeda membuat orang melihatnya dapat membedakan mana yang  Rakyat biasa dan mana Antek Belanda.   Beberapa diantara mereka sampai menciptakan pakaian  khusus supaya punya ciri khas  tersendiri di dalam masyarakat.   Biasanya gabungan Pakaian Eropah dan unsur Lokal.

"  Dengan demikian, kostum dipandangsebagai salah satu sarana untuk membedakan  diri  dengan pelayan.  Orang - orang Indo pemaka pakaian barat pada masa lalu seolah  mengatakan  :  Saya  terlihat  seperti  orang Jawa, tapi saya  menuntut penghormatan,  hak - hak,  dan keistimewaan  seperti orang Belanda Asli   ",   Ujar SiDin Sejarahwan  Jean Gealman taylor dalam buku  -  Outward Apperances (2005) 

Demang Betawi  

Prabowo subianto saat pelantikan dan Joko Widodo
Keberadaan pakaian Eropah mulai ramai diadopsi  secara oleh kaum Bumiputra,  spesial orang yang punya  Jabatan Demang,   Jabatan itu telah ada dalam  struktur  pemerintahan  di Nusantarasudah lama sejak masa klasik Jawa.   Demang bekerja sebagai pembantu seorang Raja yang bertugas sebagai penyambung Lidah  kepada rakyat demikian sobaliknya.   Namun pada masa penjajahan Belanda, posisi Demang kian berubah  jauh.  Demang yang dulunya jadi bagian penting dari rakyat  justru berubah bak jadi  musuh rakyat. 

Pemerintah kolonial Hindia Belanda, sposialnya di Batavia menjadikan Demang bak kaki tangan mereka  bersentuhan  kaum BumiPutra  meski bukan lagi sebagai penyambung lidah Rakyat, tapi Ptnjajah.   Mereka ditugaskan untuk menarik Pajak kaum Tani notabenenya  bekerja di tanah milik tuan tanah Eropah.   Demang biasanya menagih dengan xenteng - centengnya.   Barang siapa yang rajin membayar posisinya akan aman, mereka yag tak rajin nasibnya akan apes.  

"  Demang bertugas memungut Pajak dan Pungutan,  Demang yang berhasil memungut Pajak dan Pungutan melampuai pagu (target) mendapatkan  persenan.  Tak heran kalau banyak Demang  yang Kaya.   Godaan ini membuat oknum Demang melakukan Korupsi.   Tapi ada juga Deamang yang bermental Pejuang Nasional  ",   Ujar Cakap Besar Budayawan Betawi Ridwan Saidi  dalam buku  Propil Orang Betawi :  Asal Muasal,  Kebudayaan, dan Adat  Istiadatnya (2001).

Demang, bisa melakukan kekerasan karena ketidak mampuan Tani membawa Pajak,  mereka menyita rumah ternak hingga rumahnya,  hal yang paling parah dengan mengambil hasil panenya.   Kondisi  iyu tentunya membuat kebencian kepada Demang terus di pupuk.   Demang juga disebut sebagai Penghisap Darah orang Betawi.   Deamang hanya tahu setia kepada Penjajah Belanda, bukan pada Bangsanya.   Jilka majikannya  merasa  Demang bekerja dengan baik  maka kan terus dipekerjakan,  Jika tidak mereka akan diganti  dengan Demang yang menjanjikan kesetian.

BAJU  DEMANG  

Imej Demang yang memeras terekam dalam ingatan  kolektif orang Betawi.  Namun  jngatan itu tak melulu urusan Aksi Demang yang bikin gedek,   Baju yang digunakan Demang utamanya Demang Meester Cornelis  (sekarang Jatinegara) populer.   Baju itu dianggap menunjukkan sebuah kebanggaan status sosial tinggi,  Baju Demang lengkapnya terdiri dari  Baju Putih,  Jas tertutup berwarna Gelap,  Batik Geometris,  Celana Pentalon,  dan tambahan lainnya.

Antropolog  dari  Unoversitas Negeri Makassar,  Dimas Ario Sumilih  mengungkapkan kehadiran Baju Demang pun diyakini  dapat meningkatkan  Karisma.   Orang - orangpu berlomba  untuk dapat emncicipi  posisi Demang Karena  itu satu - satunya  akses - kala itu - menembus status Sosila.  "  Muncullah Pakaian Demang sebagai  busana yang dianggap berkelas  bagi rakyar  Jelata  (yang tidak memiliki hubungan  kerabat dengan kaum bangsawan).   Dugaan saya berdasarka pemahaman ini,  maka pada  masa itu mobilitas sosial tertutup,  antara bangsawan dengan non bangsawan,   Busana ini menjadi celah mobilitas bagi rakyat jelata untuk meningkatkan status dan juga peran sosialnya  ",   Ujar SiDin Dimas saat dihubung  SEAToday.  27 Oktober 2024.

Puncaknya,  baju Demangpun perlahan - lahan didorong jadi pakaian adat Betawi.   Momenyum itu muncul  pada Pemilihan ABANG NONE pada 1968  dan eksis hingga  kini.  Baju Demang pun mulai dikenal sebagai baju ADAT UJUNG SERONG,  penggunaan baju Demang pun tak  luput dari  pro kontra .  Baju Demang membuat orang Betawi terbagi dalam dua kubu.   Kubu mendukung  Baju Demang produk Budaya yang berkembang di Jakarta.   Kubu yang menolak mendasarkan  pada demang  tak ubahnya  seorang  bajingan.   Kondisi itu membuat  mereka tak sudi Baju Demang jadi pakaian  kebesaran Orang Betawi.   

Perdebatan Baju Demang memang hingga hari inibergulir,   Namun orang - orangpu akan mengakui  bahwa Baju Demang  jadi salah satu pakaian Adat Betawi yang punya nilia Prestise.   Pakaian itu selalu cocok digunakan untuk beragam hajatan - resmi maupun semi format.    "   Satu diantara properti itu yang paling nampak  dan mudah dikenali melekat pada Busana yang dikenakannya,  karena pula bernilai prestise,  maka pola busana ini akhirnya dapay diadopsi  dan diadaptasi  oleh masyarakat setompat.   Sekaligus memposisikan bahwa demikian pentingnya  Betawi,  dengan kelas "Demang" nya,   kelas yang berperan strategis  ",  Cakap Besar SiDin Dimas dengan Boneernya (Semangatnya). 

Akhirnya Pro dan Kontra  boleh saja terjadi, namun pakaian adat Betawi itu dianggap punya kelasnya sendiri,  buktinya apakaian itu  terus populer hingga kini Dang.   Tokoh - tokoh nasional terus  menggunakan Baju Demang dalam hajatan resmi pemerintahan.   Mantan Presiden era  2014 - 2024, Joko Widodo dan anaknya yang kini mendadi Wakil Presiden  Gibran Rakabuming Raka ikut mengenakannya.   Sesuatu yang kemudian  dianggap  sebagai penerimaan  terkait Baju Demang dalam masyarakat Betawi.     

Jokowi dan Makrup Amin mengenakan Baju Adat Betawi
ketika masih Presiden dan Wapres RI


Ujung Serong  Pakaian adat  masyarakat Betawi.

Prabowo - Gibran pelantikan 10/2024 mengenakan baju adat Betawi.  


Rabu, 07 Mei 2025

FESTIVAL NOKEN LESTARIKAN WARISAN BUDAYA INDONESIA DIBUKA MENKEBUD RI

 NusaNTaRa.Com           

bySolanaNEnembE,        R    a    b    u,    0    7        M      e      i       2   0   2   5            

Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan) bersama Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha (tengah) di sela acara Festival Noken yang digelar di Sarinah, Jakarta Pusat pada Jumat (20/12/2024).



Menteri Kebudayaan (Menkebud) Fadli Zon secara resmi membuka Festival Noken yang bertujuan untuk merayakan kekayaan dan keragaman budaya Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat  (20/12/2024).   Dalam sambutannya, Fadli Zon menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya sebagai jembatan antar generasi, penghubung tradisi, dan sumber inspirasi untuk masa depan.   "  Festival ini bukan hanya sekadar perayaan, melainkan tonggak pencapaian budaya Indonesia. Dengan ini, kita juga menandai pengakuan internasional terhadap warisan budaya kita  ",  Ujar Sambutan SiDin Fadli Zon.  

Menteri Fadli Zon menyampaikan,  Festival Noken yang berlangsung selama tiga hari ke depan di Gedung Sarinah Jakarta, menjadi platform penting untuk mempromosikan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya dunia.   Ia juga berharap kolanorasi lintas sektor dapat memastikan budaya ini tidak hanya  dilestarikan,  tetapi juga berkembang memberikan  manfaat  bagi masyarakat.   Fadli Zonmengungkapkan,  selain sebagai simbol identitas budaya,  Noken juga berperan dalam pelestarian lingkungan  alternatif pengganti plastik.    

Sebagaimana  diketahui bahwa Noken atau tas rajutan khas Papua akhirnya diakui sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Bergerak dalam Sidang UNESCO di Paris, Prancis, tanggal 4 Desember 2012 lalu.   "  Hari ini jam 10.30 waktu Paris Noken diakui oleh UNESCO. Delegasi Republik Indonesia termasuk dari Papua juga hadir dan kita semua patut bersyukur dan bangga pada Papua  ",   Cakap hebat Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti.     

Bangsa Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya dan tradisi yang jika diolah dengan baik dan benar akan bisa melahirkan kekuatan dan karakter bangsa yang kuat. Sudah sepantasnya kita menanamkan nilai-nilai tradisi budaya, hingga bisa membentuk karakter Indonesia yang tangguh.   "  Noken menjadi salah satu contoh karakter bangsa. Nanti, kita akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membuat Noken Papua ini lebih bernilai jual tinggi. Misalnya kita akan menggandeng para desainer Indonesia untuk menjadikan Noken sebagai bahan, ataupun aksesoris dalam karya fashion mereka  ",  Cakap SiGaluH Wiendu Nuryanti  saat itu.   

Marice Dowansiba pengrajin Noken Papua

Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat Papua, komunitas budaya, dan dunia usaha, termasuk PT Freeport, untuk memastikan kelestarian Noken dan mendorong dibangunnya Museum Papua di Timika.   Menteri Fadli Zon juga menekankan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama,   "  Melestarikan budaya bukan hanya tugas satu pihak, tetapi tugas kita semua. Kita semua harus berperan aktif dalam menjaga kekayaan budaya Indonesia  ",   Ujar SiDin Fadli Zon .

Marice Dowansiba tersenyum lega setelah menyelesaikan sejumlah noken . Perempuan ini sudah puluhan tahun bergelut dengan serat kulit kayu mincauw, dan serat pelepah nenas yang merupakan bahan baku pembuatan tas tradisional Papua, yakni noken.   Marice lahir di Distrik Catubouw, Kabupaten Arfak, Provinsi Papua Barat, pada 25 Mei 1962. Sebagai perempuan asli Papua, Marice dituntut harus mampu menganyam noken. Dia sudah belajar membuat noken sejak kelas 1 sekolah dasar.

Noken merupakan simbol kehidupan, perjuangan, cinta, dan perdamaian bagi masyarakat di Tanah Papua. Sepulang dari sekolah, Marice membagi waktu belajar menganyam Noken sekaligus membantu kedua orang tua di ladang.   Berkat ketekunan, kualitas noken yang dianyam oleh Marice mulai rapi. Sebagian noken ia bagikan kepada sanak saudara, teman-teman sekolah untuk diisi buku, perbekalan dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, melalui festival ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga dan memajukan warisan budaya Indonesia, dengan keterlibatan aktif dalam kegiatan pelestarian dan pengembangan budaya.   Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memajukan kebudayaan Indonesia, Fadli Zon juga mengingatkan pentingnya Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan sebagai dasar hukum yang mendukung pelestarian dan pengembangan kebudayaan di tengah peradaban dunia,   "  Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tiada banding. Kita harus terus berupaya menjadikan Indonesia sebagai pusat kebudayaan dunia  ",   Cakap SiDin  Fadli Zon.             

Serat kulit kayu mincauw dan serat nenas setelah mengalami proses pemintalan manual 

sebelum dirajut menjadi tas Noken khas Suku Arfak, Papua Barat. 


Festival Noken di Sarinah lestarikan Budaya Papua.
Noken diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.


Senin, 05 Mei 2025

THOMAS AMERICO PETINJU INDONESI PUTRA TIMOR LESTE SEBELUM 2004

NusaNTaRa.Com      

byFarhaMTukirmaN,       S   e   l   a   s   a,    0   6      M     e     i      2   0   2   5

Thomas Americo  
THOMAS AMERICO petinju Indonesia sebelum Timor Leste  menyatakan kemerdekaannya karena beliau  kelahiran di sana,   Meski namanya tak  seterkenal   Chris John  atau  Elly Pical namun ia telah  mencatatkan satu sejarah penting bagai  dunia Tinju  negara Indonesia  sebelum kedua nama tersebut di atas  maju kekancah internasional.   Thomas Americo merupakan petinju Indonesia  yang pertama  tercatat sebagai petinju yang  jadi penantang  Juara Dunia.

Thomas Americo awal kariernya  berangkat dari seorang Petinju Amatir  asal Timor Timur  (kini Timor Leste).   Ia dilahirkan  dari seorang perempuan suku TETUN, penduduk  asli Timor Timur.   Ayahnya bernama   Mamel Borgis   berasal dari  Angola,  Thomas  tidak pernah mengenal ayahnya  karena semenjak beliau berada dalam kandungan  ayahnya telah kembali ke kampung  halamannya di Angola yaitu  di Benua Afrika.

Thomas Americo diangkat sebagai anak,  dan biasa di panggil sebagai  ' JIMMY '   oleh  Killim Sidabalok,   seorang lelaki  kelahiran  Pulau Samosir Sumatra Utara  yang  kala itu berpangkat Kapten  TNI - AD  kala  itu.   Thomas kumudian di bawa  ke Malang,  Jawa Timur  pada tahun 1976  dan  diserahkan ke sasana   MALANG.    Setelah  lima bulan berlatih di  sasana  tinju  Sucipto Murni  di  sasana  Arek Malang,  Thomas Americo  naik ring  ketika  itu  melawan  KEY SIONG  dari  Sasana  Sawunggaling.   JIMMY  menang dan  menerima bayaran  sebesar  Rp  6.000.

Di awal kariernya itu  Thomas Americo pun sempat  bergabung dengan sasana Tinju  di Jakarta,  yaitu  SASANA WORINGIN,  Jakarta  (1978),  tetapi ia tidak betah.   Thomas kombali  lagi ke Malang dan ia memilih Sasana GajaYana  asuhan  Walikota  Sugiyono,  setahun kemudian  yaitu pada  tahun 1979  ia  berhasil  mengalahkan  petinju tanah air  Wongso Suseno.  Wongso Suseno  merupakan seorang petinju putra Indonesia  yang mendadi  Juara di  Orien Pacific  Boxing Federatioan  (OPBF).    Setelah berhasil berkali - kali  mendapatkan kemenangan,  maka namanya semakiin terkenal  dang.

Nama  Thomas Americo semakin menjulang setelah ia berhasil  merebut  gelar  juara  OPBF,  untuk kelas Welter Ringan di gedung  " Go Skate "  Suroboyo,  15  Agustus  1980,  Thomas Americo  berhasil  memukul KO  juara sebelumnya yaitu SANG MO KOO  seorang  petinju yang berasal  dari  Korea Solata.   Saat itu  Thomas  menerima  bayaran  Rp 6.000.000,  satu bayaran yang sangat tinggi  bagi  petinju Profesional Indonesia  ketika  itu.   Sebelum  mengalhkan  Sang Mo Koo,  Thomas Americo  telahpun  mengalahkan  Mike De Guzman,  seorang petinju dari  Filipina  dan  Eddi Button  dari  Amerika  Serikat.

Thomas Americo  mendapatkan gelar kampium OPBF,  dari sini  ia mendapatkan kesempatan terbuka  untuk selanjutnya menjadi penantang Juara Dunia Kelas  Welter Ringan  versi WBC  yang bornama  Saoul Mamby  petinju dari  Amerika  Serikat.   Thomas Americo  naik ring  tanggal  29 Agustus 1981  untuk berusaha dapat  merebut gelar juara  Danien dari  sang juara bertahan ketika itu  Saoul Mamby.   Dalam pertarungan itu  dengan  gemilang ia  berhasil  memberikan perlawanan  terhadap  juara  dunia  asal  Amerika  Serikat itu, 

Setelah  melakoni pertarungan kotat  selama  15  ronde  di Stadion  Bung Karno,  Jakrta,  Indonesia pertandingan  dipimpin oleh wasit  Ken Morita  dari Jepang.   Juri Marcello Bertini  dari Italia  yang memberikan nilai  147 - 139  untuk kemenangan  Saoul Mamby,  Rudy Ortega  dari  Amerika Serikat  memberian nilai pertarungan itu dengan  146 - 141  untuk  kemenangan  Saoul Mamby   dan  Takeo Ugo  dari  Jepang memberikan nilai  sama / draw yaitu  146 - 146.  Pupuslah sudah  harapan Indonesia  untuk memiliki juara dunia Tinju  dang.

Setelah gagal merebut gelar juara dunia,  Thomas Americo  melakukan debut  dalam menjalani karier di luar negeri.   Ia menhadapi petinju tuan rumah  Korea Selatan  Sang Hyun Kim,  mantan juara dunia  kelas Welter Ringan versi  WBC  20  Desember 1981, dalam lakonan itu Thomas Americo  mengalami  kekalahan angka.   Thomas Americo  kembali naik Ringuntuk menghadapi  petinju  veteran tuan rumah   Jeff Melcolm  dari  Australia,   Kembali ia  mengalami kekalahan dalam pertarungan  12 ronde  di  Jakarta,  dan kekalahan itu membuat  Thomas Americo mengundurkan diri.

Setelah  beristirahat panjang,  dolapan tahun kemudian  tepatnya  tanggal 15 Juli 1995,  Thomas Americo di usia 37 tahun  kembali naik ring  menghadapi   T Tara Singh di Dili, Timor Timur.   Pertarungan yang dijadwalkan berlangsung  10 ronde  di menangkan oleh Thomas Americo  dengan  KO  di ronde ke 2 dang.    Pertandingan tersebut merupakan pertandingan terakhir  bagi Thomas Americo  karena 4 tahun kemudian  07  September 1999,  Thomas Americo meninggal dunia  dalam usia  41 tahun.   Thomas Americo gugur  ditangan milisi  dalam perang saudara di Timor Timur.  

Thomas Americo  Vs  Saoul Mamby
         Indonesia               Amerika Serikat
                                            

Thomas Americo dari Timor Leste, Petinju Indonesia.

Petinju profesional yang belum pernah Juara Dunia.


TERIMA KASIH TELAH MERAWATKU

NusaNTaRa.Com           byMcDonalDBiunG,        S  e  l  a  s  a,    1    8      J    u    n   i      2    0    2    4 Foto Si anak orang P...