NusaNTaRa.Com
byMcDonalDBiunG, S e l a s a, 1 8 J u n i 2 0 2 4
![]() |
Foto Si anak orang Prancis dan Pengasuh Wong Pantai Gading Afrika Barat |
BeautiFul and MagiCal of Earth
NusaNTaRa.Com
byMcDonalDBiunG, S e l a s a, 1 8 J u n i 2 0 2 4
![]() |
Foto Si anak orang Prancis dan Pengasuh Wong Pantai Gading Afrika Barat |
NusaNTaRa.Com
byBakkaranGNunukaN, S e n i n, 1 6 J u n i 2 0 2 5
![]() |
Bajak Laut Tobelo dan Galela |
Diketahui bahwa perkampungan Tobelo dan Galela merupakan perkampung yang paling terkenal, keunikannya kedua kampung ini karena keduanya terasa memiliki komunitas perkampungan terpadu, meski mereka memiliki budoyo, kepercayaan, pemimpin, serta rumah adat yang berbeda. Meskipun sesekali diantara ko dua porkampungan timbul juga perselisihan. Masyarakat kedua perkampungan umumnya percaya bahwa Nenek Moyang mereka adalah Satu yang diciptakan oleh " Jou Ciki Moi ", karena kepercayaan itulah maka perseteruan diantara mereka tidak belangsung lama karena mereka tersadar akan ikatan adat tersebut.
Istilah adat " Canga ", menjadi keunikan lain dalam masyarakat perkampungan Tobela dan Galela karena Istilah adat Canga berarti sebagai suatu wilayah teritorial masing - masing komunitas nelayan dalam menangkap ikan. Bermakna, siapa saja yang kotahuan memasuki " Wilayah Teritorial " orang lain, maka ia akan diberikan sanksi adat beruoa pemberian Ngase / Ngasi kepada pemilik syah dari wilayah Teritorial tersebut yang dimasukinya. Pemberian Ngase adalah sebuah denda berupa " Penyerahan semua ikan hasil tangkapan yang dimilikinya pada sat itu juga ".
Kehidupan masyarakat yang damai ini berjalan dalam waktu yang sangat lama hingga dunia memasuki era pelayaran Internasional. Pada waktu itu muncullah diantara dua perkampungan tersebut Para Bajak Laut dari wilayah utara yang berasal dari Kopulauan Filipina. Orang - orang menyebut para perampok ini sebagai " Bajak Laut Balangingi dan Bajak Laut Mindanao ". Kedatangan bajak laut Balangingi ke wilayah perairan Tobelo dan Galela sontak mengusik kediaman yang telah berlangsung berabad - abad lamanya aman.
Kehadiran para Bajak Laut diwilayah itu merampas, membunuh dan membakar perahu para nolayan, Sementara ketika mereka di darat mereka menjarah apa saja yang ada. Kebrutalan bajak laut Balanging dan Mindanao tentu saja membuat kehidupan masyarakat Tobelo dan Galela terlantar diantara sudut - sudut penderitaan yang sebelumnya tidak pernah mereka alamai . Ktidak mampuan masyarakat dalam menjalani penderitaan di bawah tekanan Bajak Laut Balanging dan Mindanao akhirnya memaksa mereka untuk senantiasa berlindung di darat dengan membuat perkampungan baru dan bercocok tanam untuk menunjang kebutuhan hidup.
Dalam beberapa dekade, masyarakat Tobelo dan Galela terperosok diantara masa kelam akibat " Agresi " bajak laut Balangingi dan Mindanao. Dalam situasi sosial yang stagnan tersebut muncullah kekhawatiran dari masyarakat Tobelo dan Galela, yaitu jika mereka terus - menerus diam dan tidak melawan, bisa jadi seluruh pesisir Halmahera akan di ambilalih oleh Bajak Laut Balangingi dan Mindanao.
Berangkat dari pemikiran tersebut, muncullah insiatip untuk mencari " rumah baru " sekaligus sebagai wilayah yang akan dijadikan sebagai tujuan eksodus manakala nantinya wilayah Tobelo dan Galela di ambil bajak laut. Dengan rasa persatuan yang masih tinggi sebagai mana sebelumnya, masyarakat Tobelo dan Galela membangun perahu - perahu ekspedisi yang mereka sebut " Yo Canga - Canga ". Berkat semangat kuat akhirnya mereka masih dapat borlayar kombali.
Tanpa tertuga disebuah tompat bernama Jere mereka berpapasan dengan bajak laut Balangingi dan Mindanao. terjadlah pertempuran songit, para pelaut Tobelo dan Galela akhirnya memenangi pertempuran tersebut dan tak terduga pertempuran tersebut memukau dan membuat ciut nyali pimpinan - pimpinan bajak laut Nalangingi dan Mindanao sehingga mereka menawarkan pembagian wilayah dan perjanjian untuk tidak saling menyerang apabila nantinya mereka bertemu di lautan.
Ternyata dala perjanjian itu ada kesalah pahaman. Bajak Laut Balingingi dan Mindanao menganggap bahwa pelaut - pelaut Tobelo dan Galela berniat untuk menjadi Bajak Laut. Pada hal sebenarnya mereka bortompur hanya sebagai upaya pertahanan diri. Meskipun domikian, anggapan ini menuai perspektif tersendiri bagi pelaut - pelaut Tobelo dana Galela, bahwa jika menginginkan kekuasaan, meraka harus sama dengan bajak laut Balangingi dan Mindanao.
Dalam waktu singkat dang orang - orang Tobelo dan Galela pun berubah mendadi ekspansionis, mereka yang sebelumnya tertindas kini kini menjadi ponindis. Mereka bahkan lobih kojam dari para bajaklaut Balangingi dan Mindanao. Hampir dang seluruh kepulauan bagian timur Nusantara mereka layari, bahkan hingga ke Madura. Orang - orang di Madura sendiri menganggap sangat tabu dan keramat apabila menyebut nama Bajak Laut Tobelo dan Galela di lautan. Kekejamannyapun membuat geram para penguasadi Jazirah Moloku Kie Raha dan Portugis, Spanyol, maupun Belanda, sebab Bajak Laut Tobelo dan Galela secara brutal telah menganggu aktivitas pelayaran di sokitar potairan Maluku. Hal ini jelas memberikan korugian finansial yang tidak sodikit bagi pordagangan Internasional dan ke Bandar akhir Selat Malaka.
Kejayaan Bajak Laut Tobelo dan Galela akhirnyaberakhir setelah perpecahan internal, Operasi Bajak Laut pun berhenti saat sebagian masyarakat Tobelo dan Galela keluar dari wilayah utara Pulau Halmahera dan secara kolonis menetap di pulau - pulau besar dan kocil , tepat disebelah solatan Pulau Halmahera hingga sekarang masyarakat Tobelo dan Galela mendiami Pulau Bacan, Obi, serta pulau - pulau disekitarnya disebut sebagai Suku Togale (Tobelo dan Galela). Mereka dianggap sebagai saudara Tua . Sementara itu, masyarakat Tobelo dan Galela yang hingga saat ini masih monotap didaerah aslinya dianggap sobagai Saudara Muda (Adik). Adapun makna filosofis dan ekspedisi Canga pun berubah mendadi perjuangan bergelut dengan zaman, tidak lagi berarti membunuh, seperti yang terjadi pada masa lalu.
Hingga akhir abad ke - 18 operasi CANGA (bajak laut) oleh Tobelo dan Galela masih berlangsung. Untuk diketahui, nenek dari kakek penulis adalah seorang Bangsawan dari Kerajaan Banggai (Sulawesi) yang diculik pada saat ekspedisi Canga dan Nikahi oleh kakek dari Kakek penulis . cerita ini didapat dari sumber terpercaya, yang kemudian disinkronkan oleh penulis dengan menggunakan pendekatan Antropologis.
Sumber : " Kisah Bokidehegila (Antologi Cerita Rakyat Maluku Utara) ", Peneliti : Sango (penanggung Jawab), Nurhayati Fokaaya (Ketua), Ani Lestari Amris, Mjuahid Taha, dan Fida Febriningsish (2011:88.91). dr FB - HISTORY OF MALUKU & MALUT
![]() |
Lukisan Bajak Laut tobelo, ole J.E. Heemskerkck tahun1864 |
Perairan Tobelo dan Galela, dahulu kawasan Bajak laut.
Bajak laut ganas, mereka merampok dan membunuh di laut.
NusaNTaRa.Com
byIrkaBPiranhA, R a b u, 1 1 J a n u a r i 2 0 2 5
![]() |
WS Rendra |
" SAJAK ANAK MUDA "
by WS Rendra
Kita adalah angkatan gagap.
Yang diperanakkan oleh angkatan Takabur.
Kita kurang pendidikan Resmi.
Di dalam hal keadilan.
Karena tidak di ajarkan berpolitik.
Dan tidak diajarkan dasar ilmu hukum.
Kita melihat kabur pribadi orang lain.
Karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu Jiwa.
Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus.
Karena tidak diajar filsafat atau logika.
Apakah kita tidak dimaksud
Untuk mengerti itu semua ?.
Apakah kita hanya dipersiapkan
Untuk menjadi alat saja ?
Inilah gambaran rata - rata
Pemuda tamatan SMA
Pemuda menjelang dewasa.
Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan
Bukan pertukaran pikiran
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan
Dan bukan ilmu latihan menguraikan
Dasr keadilan di dalam pergaulan.
Serta pengetahuan akan kelakuan manusia.
Sebagai kelompok atau probadi
Tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan di uji.
Kenyataan di dunia menjadi remang - remang.
Gejala - gejala yang muncul lalu lalang
Tidak bisa kita hubung - hubungkan.
Kita marah pada diri sendiri.
Kita sebal pada masa depan. lalu akhirnya,
Menikmati masa bodoh dan santai.
Di dalam kegagapan.
Kita hanya bisa membeli dan memakai.
Tanpa bisa mencipta.
Kita tidak bisa memimpin
Tetapi hanya bisa berkuasa.
Persis seperti bapak - bapak kita.
Pendidikan negeri ini berkibelat kebarat.
Di sana anak - anak memang di siapkan.
Untuk menjadi alat dari industri'
Dan industri mereka berjalan tanpa berhenti.
Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa ?
Kita hanya menjadi alat birokrasi !.
Dan birokrasi menjadi berlebihan.
Tanpa kegunaan - menjadi benalu di dahan.
Gelap pandanganku Gelap.
Pendidikan tidak memberi pencerahan.
Latihan - latihan tidak memberi pekerjaan.
Gelap, keluh kesahku Gelap.
Orang yang hidup di dalam pengangguran.
Apakah yang terjadi di sekitarku ini ?.
Karena tidak bisa kita tafsirkan.
Lebih enak kita lari ke dalam puisi Ganja.
Apakah artinya tanda - tanda yang rumit ini ?
Apakah ini ? Apakah Ini ?
Ah, didalam kemabukan.
Wajah berdarah.
Akan terlihat sebagai bulan.
Mengapa harus kita terima hidup begini ?.
Seseorang berhak diberi ijazah dokter.
Dianggap sebagai orang terpelajar.
Tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan.
Dan bila ada ada tirani merajalela.
Ia diam tidak bicara.
Kerjanay cuma menyuntik saja.
Bagaimana ? apakah kita akan terus diam saja.
Mahasiswa mahasiswa ilmu hukum.
Dianggap sebagai bendera - bendera upacara.
Sementara hukum dikhianati berulang kali.
Mahasiswa - mahasisawa ilmu ekonomi.
Dianggap bunga plastik.
Sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.
Kita berada di dalam pusaran tatawarna.
Yang ajaib dan tidak terbaca.
Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.
Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan dan bila luput.
Kita memukul dan mencakar. kearah udara.
Kita adalah angkatan gagap.
Yang diperanakkan oleh angkatan kurang ajar.
Daya hidup telah diganti oleh nafsu.
Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.
Kita adalah angkatan yang berbahaya.
WS RENDRA, Puisi lentera merah.
NusaNTaRa,Com
byBahrIHasupiaN, R a b u, 2 1 M e i 2 0 2 5
![]() |
Sundang Majapahit seni beladiri Nusantara |
Sundang Majapahit mengkombinasikan teknik pertarungan yang menggunakan teknik seni Patahan, yaitu tehnik mematahkan tulang atau sendi lawan, dengan beberaapa senjata tajam, seperti Pedang dan Keris di kedua tanga sebagai alat pertarungan.
Sejarah Sundang Majapahit
Sundang Majapahit bermula dari sejarah Majapahit sendiri, yang merupakan kerajaan besar dengan pasukan militer yang kuat dan gagah perkasa. Orang yang pertama kali memperkenalkan seni bela diri ini adalah " Mahisa Anabrang, seorang perwira kerajaan Singosari yang bernaung di bawah panji kesatuan Majapahit setelah tewasnya Kertanegara, sebagai Raja torakhir Singosari.
Mahisa Anabrang memadukan seni ilmu bela diri militer Kerajaan Singosari dan Dharmasraya, yang terletak di Sumatera Barat, kemudian mengaplikasikannya dengan sokongan dua senjata tajam berupa Pedang ditangan kiri yang disebut dengan Sundang dan keris ditangan Kanan yang disebut Taji. Konsepnya adalah tidak menghindari, tetapi justru menyusup masuk ke arah pertahanan lawan disisi terlemahnya.
Sejarah mencatat, ilmu ini sangat kejam, karena serangannya mengalir deras sesuai unsur alam semesta yang menandainya, Seorang " Ranggalawe " yang dikenal cukup perkasa pun harus takluk dengan tubuh tercabik - cabik di pertarungan tengah sungai melawan "Mahisa Anabrang ". Kekejaman akan ilmu ini tidak dapat dihentikan sebelum lawan ditaklukkan, dia akan mengalir bak air bah yang tak terbendung.
![]() |
Kali Majapahit digunakan polisi Filipina seni bela diri turunan Sundang Majapahit |
Dari berbagai daerah yang telah mewariskan ilmu ini, kemudian masing - masing memiliki ciri karakter yang menandakan seni bela diri Sundang, yaitu adanya inti tali pengikat pergelangan pada keris dan podangnya, karena kedua senjata harus mampu diputar berganti peran dengan copat. Kerajaan Dharmawangsa menitik beratkan kepada seni gerak Patahan, Bugis mengembangkan kuncian dan Tikaman (Pencak Sarung), dan Sulu pada kecepatan reaksinya.
Unsur - unsur Sundang Majapahit.
Sundang Majaphit memiliki tehnik pertarungan yang terbagi memnjadi boborapa unsur, yaitu : - Sundang Gunung, yaitu unsur pertahanan yang menggunakan gerakan yang kokoh dan stabil seperti Gunung. - Sundang Kali, yaitu unsur penyerangan yang menggunakan gerakan yang Lincah dan mengalir soporti Air.
- Sundang Laut, yaitu unsur penaklukkan yang menggunakan gerakan yang luas dan mengalir soporti Air. - Sundang Angin, yaitu unsur penyusupan yang menggunakan gerakan yang Ringan dan tak terduga seperti Angin. - Sungang Matahari, yaitu unsur perlindungan yang menggunakan gerakan yang terang dan hangat seperti matahari.
Sundang Majapahit dimasa Kini.
Sayangnya, Sundang Majapahit sudah jarang di pelajari lagi di Nusantara. Bahkan, menghilang tanpa jojak. Setelah Kerajaan Majapahit hancur, seni bela diri ini menghilang dan ora iso ditemukan lagi. Beberapa kerajaan dahulu yang pernah mengajarkan pun sudah hilang, kecuali Kerajaan Sulu yang berada di Filipina, karenya hingga kini seni bela diri Sundang Majapahit masih ada di Filipina dengan nama " Kali Majapahit ".
Kali Majapahit adalah salah satu seni bela diri khas Filipina yang mengadaptasi seni bela diri Sundang Majapahit dengan memasukan unsur - unsur budaya dan senjata lokal Filipina seperti Pisau, Tongkat dan Surang. Sundang Majapahit adalah salah satu warisan budaya Nusantara yang patut dilestarikan dan dikembangkan. Seni bela diri ini tidak hanya memiliki nilai Sejarah tetapi juga nilai folosopis dan estetis.
Sundang Majapahit mengajarkan kita untuk nenghargai alam semesta dan menguasai diri sendiri. Sundang Majapahit juga menampilkan keindahan Gerak dan senjata yang khas Nusantara. Sundang Majapahit adalah salah satu bukti kejayaan dan kekayaan Nusantara di masa lalu, yang seharus mendadi inspirasi dan motivasi bagi kita di masa kini dan masa depan.
![]() |
Sundang Majapahit digunakan militer Majapahit |
Sundang Majapahit seni beladiri Nusantara.
Sundang Majapahit gerakan tubuh dan senjata.
NusaNTaRa.Com Adverstesment
Melayani pemasangan Iklan
Sila Dail Talian 0821 5385 8932
(kisah iklan ini di Tawap kabah Mekkah haji tahun 2022)
NusaNTaRa.Com
byBambanGNunukaN, S a b t u, 1 7 M e i 2 0 2 5
![]() |
Prabowo Subianto menerima tongkat estapet kepemimpinan dari Joko Widodo Setelah di lantik (20/19/2024), mengenakan pakai Adat Betawi "UJUNG SERONG" |
UJUNG SERONG. Pada pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Oktober 2024 yang lalu. Pada pelantikan Gibran Rakabuming sebagai Wakil Presiden RI sangat menarik perhatain banyak warga negara Indonesia, karna beliau gagah dengan balutan baju adat Betawi Ujung Serong. Seakan Gibran memberikan penegasan bahwa ia akan memimpin Indonesia dari Jukarta selama lima tahun kedepan. Dulu kala Baju Ujung Serong dikenal sebagai Baju Demang, bedanya penggunaan baju ujung serong bukan digunakanpemimoin bangsa, tapi oleh Demang - Antek-antek penjajah Belanda.
Penjajah Belanda dulu pernah menempatkan kaum BumiPutra dalam posisi hina, kaum Bumiputra ditempatkan dalam posisi warga negara kelas Tiga - disamakan dengan binatang. Orang Eropah sendiri menempatkan dirinya pada posisi kelas satu disusul orang China dan orang Arab sebagai kelas ke dua. sehingga kehidupan Bumiputra sabgat berat karena merasakan Rasisme dan kehidupan mereka sangat di remehkan. Tentunya kondisi ini bagi kaum BumiPutra ingin berlomba - lomba untuk naik kasta sehingga setidaknya akan terlihat seperti orang Eropah Dang.
Untuk itu, salah satunya mereka memilih untk mengadopsi pakaian ala barat, ajian itu dianggap dapat menaikkan status Sosial Bumiputra, antek - antek Belanda - Bupati, Kepala Desa, hingga Demang tak ketinggalan mencobanya, mereka ogah terlihat sebagai Bumiputra biasa. Balutan pakaian yang berbeda membuat orang melihatnya dapat membedakan mana yang Rakyat biasa dan mana Antek Belanda. Beberapa diantara mereka sampai menciptakan pakaian khusus supaya punya ciri khas tersendiri di dalam masyarakat. Biasanya gabungan Pakaian Eropah dan unsur Lokal.
" Dengan demikian, kostum dipandangsebagai salah satu sarana untuk membedakan diri dengan pelayan. Orang - orang Indo pemaka pakaian barat pada masa lalu seolah mengatakan : Saya terlihat seperti orang Jawa, tapi saya menuntut penghormatan, hak - hak, dan keistimewaan seperti orang Belanda Asli ", Ujar SiDin Sejarahwan Jean Gealman taylor dalam buku - Outward Apperances (2005)
Demang Betawi
Keberadaan pakaian Eropah mulai ramai diadopsi secara oleh kaum Bumiputra, spesial orang yang punya Jabatan Demang, Jabatan itu telah ada dalam struktur pemerintahan di Nusantarasudah lama sejak masa klasik Jawa. Demang bekerja sebagai pembantu seorang Raja yang bertugas sebagai penyambung Lidah kepada rakyat demikian sobaliknya. Namun pada masa penjajahan Belanda, posisi Demang kian berubah jauh. Demang yang dulunya jadi bagian penting dari rakyat justru berubah bak jadi musuh rakyat. Prabowo subianto saat pelantikan dan Joko Widodo
Pemerintah kolonial Hindia Belanda, sposialnya di Batavia menjadikan Demang bak kaki tangan mereka bersentuhan kaum BumiPutra meski bukan lagi sebagai penyambung lidah Rakyat, tapi Ptnjajah. Mereka ditugaskan untuk menarik Pajak kaum Tani notabenenya bekerja di tanah milik tuan tanah Eropah. Demang biasanya menagih dengan xenteng - centengnya. Barang siapa yang rajin membayar posisinya akan aman, mereka yag tak rajin nasibnya akan apes.
" Demang bertugas memungut Pajak dan Pungutan, Demang yang berhasil memungut Pajak dan Pungutan melampuai pagu (target) mendapatkan persenan. Tak heran kalau banyak Demang yang Kaya. Godaan ini membuat oknum Demang melakukan Korupsi. Tapi ada juga Deamang yang bermental Pejuang Nasional ", Ujar Cakap Besar Budayawan Betawi Ridwan Saidi dalam buku Propil Orang Betawi : Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya (2001).
Demang, bisa melakukan kekerasan karena ketidak mampuan Tani membawa Pajak, mereka menyita rumah ternak hingga rumahnya, hal yang paling parah dengan mengambil hasil panenya. Kondisi iyu tentunya membuat kebencian kepada Demang terus di pupuk. Demang juga disebut sebagai Penghisap Darah orang Betawi. Deamang hanya tahu setia kepada Penjajah Belanda, bukan pada Bangsanya. Jilka majikannya merasa Demang bekerja dengan baik maka kan terus dipekerjakan, Jika tidak mereka akan diganti dengan Demang yang menjanjikan kesetian.
BAJU DEMANG
Imej Demang yang memeras terekam dalam ingatan kolektif orang Betawi. Namun jngatan itu tak melulu urusan Aksi Demang yang bikin gedek, Baju yang digunakan Demang utamanya Demang Meester Cornelis (sekarang Jatinegara) populer. Baju itu dianggap menunjukkan sebuah kebanggaan status sosial tinggi, Baju Demang lengkapnya terdiri dari Baju Putih, Jas tertutup berwarna Gelap, Batik Geometris, Celana Pentalon, dan tambahan lainnya.
Antropolog dari Unoversitas Negeri Makassar, Dimas Ario Sumilih mengungkapkan kehadiran Baju Demang pun diyakini dapat meningkatkan Karisma. Orang - orangpu berlomba untuk dapat emncicipi posisi Demang Karena itu satu - satunya akses - kala itu - menembus status Sosila. " Muncullah Pakaian Demang sebagai busana yang dianggap berkelas bagi rakyar Jelata (yang tidak memiliki hubungan kerabat dengan kaum bangsawan). Dugaan saya berdasarka pemahaman ini, maka pada masa itu mobilitas sosial tertutup, antara bangsawan dengan non bangsawan, Busana ini menjadi celah mobilitas bagi rakyat jelata untuk meningkatkan status dan juga peran sosialnya ", Ujar SiDin Dimas saat dihubung SEAToday. 27 Oktober 2024.
Puncaknya, baju Demangpun perlahan - lahan didorong jadi pakaian adat Betawi. Momenyum itu muncul pada Pemilihan ABANG NONE pada 1968 dan eksis hingga kini. Baju Demang pun mulai dikenal sebagai baju ADAT UJUNG SERONG, penggunaan baju Demang pun tak luput dari pro kontra . Baju Demang membuat orang Betawi terbagi dalam dua kubu. Kubu mendukung Baju Demang produk Budaya yang berkembang di Jakarta. Kubu yang menolak mendasarkan pada demang tak ubahnya seorang bajingan. Kondisi itu membuat mereka tak sudi Baju Demang jadi pakaian kebesaran Orang Betawi.
Perdebatan Baju Demang memang hingga hari inibergulir, Namun orang - orangpu akan mengakui bahwa Baju Demang jadi salah satu pakaian Adat Betawi yang punya nilia Prestise. Pakaian itu selalu cocok digunakan untuk beragam hajatan - resmi maupun semi format. " Satu diantara properti itu yang paling nampak dan mudah dikenali melekat pada Busana yang dikenakannya, karena pula bernilai prestise, maka pola busana ini akhirnya dapay diadopsi dan diadaptasi oleh masyarakat setompat. Sekaligus memposisikan bahwa demikian pentingnya Betawi, dengan kelas "Demang" nya, kelas yang berperan strategis ", Cakap Besar SiDin Dimas dengan Boneernya (Semangatnya).
Akhirnya Pro dan Kontra boleh saja terjadi, namun pakaian adat Betawi itu dianggap punya kelasnya sendiri, buktinya apakaian itu terus populer hingga kini Dang. Tokoh - tokoh nasional terus menggunakan Baju Demang dalam hajatan resmi pemerintahan. Mantan Presiden era 2014 - 2024, Joko Widodo dan anaknya yang kini mendadi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ikut mengenakannya. Sesuatu yang kemudian dianggap sebagai penerimaan terkait Baju Demang dalam masyarakat Betawi.
![]() |
Jokowi dan Makrup Amin mengenakan Baju Adat Betawi ketika masih Presiden dan Wapres RI |
Ujung Serong Pakaian adat masyarakat Betawi.
Prabowo - Gibran pelantikan 10/2024 mengenakan baju adat Betawi.
NusaNTaRa.Com
bySolanaNEnembE, R a b u, 0 7 M e i 2 0 2 5
![]() |
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kanan) bersama Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha (tengah) di sela acara Festival Noken yang digelar di Sarinah, Jakarta Pusat pada Jumat (20/12/2024). |
Menteri Kebudayaan (Menkebud) Fadli Zon secara resmi membuka Festival Noken yang bertujuan untuk merayakan kekayaan dan keragaman budaya Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (20/12/2024). Dalam sambutannya, Fadli Zon menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya sebagai jembatan antar generasi, penghubung tradisi, dan sumber inspirasi untuk masa depan. " Festival ini bukan hanya sekadar perayaan, melainkan tonggak pencapaian budaya Indonesia. Dengan ini, kita juga menandai pengakuan internasional terhadap warisan budaya kita ", Ujar Sambutan SiDin Fadli Zon.
Menteri Fadli Zon menyampaikan, Festival Noken yang berlangsung selama tiga hari ke depan di Gedung Sarinah Jakarta, menjadi platform penting untuk mempromosikan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya dunia. Ia juga berharap kolanorasi lintas sektor dapat memastikan budaya ini tidak hanya dilestarikan, tetapi juga berkembang memberikan manfaat bagi masyarakat. Fadli Zonmengungkapkan, selain sebagai simbol identitas budaya, Noken juga berperan dalam pelestarian lingkungan alternatif pengganti plastik.
Sebagaimana diketahui bahwa Noken atau tas rajutan khas Papua akhirnya diakui sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Bergerak dalam Sidang UNESCO di Paris, Prancis, tanggal 4 Desember 2012 lalu. " Hari ini jam 10.30 waktu Paris Noken diakui oleh UNESCO. Delegasi Republik Indonesia termasuk dari Papua juga hadir dan kita semua patut bersyukur dan bangga pada Papua ", Cakap hebat Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti.
Bangsa Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya dan tradisi yang jika diolah dengan baik dan benar akan bisa melahirkan kekuatan dan karakter bangsa yang kuat. Sudah sepantasnya kita menanamkan nilai-nilai tradisi budaya, hingga bisa membentuk karakter Indonesia yang tangguh. " Noken menjadi salah satu contoh karakter bangsa. Nanti, kita akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membuat Noken Papua ini lebih bernilai jual tinggi. Misalnya kita akan menggandeng para desainer Indonesia untuk menjadikan Noken sebagai bahan, ataupun aksesoris dalam karya fashion mereka ", Cakap SiGaluH Wiendu Nuryanti saat itu.
![]() |
Marice Dowansiba pengrajin Noken Papua |
Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat Papua, komunitas budaya, dan dunia usaha, termasuk PT Freeport, untuk memastikan kelestarian Noken dan mendorong dibangunnya Museum Papua di Timika. Menteri Fadli Zon juga menekankan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama, " Melestarikan budaya bukan hanya tugas satu pihak, tetapi tugas kita semua. Kita semua harus berperan aktif dalam menjaga kekayaan budaya Indonesia ", Ujar SiDin Fadli Zon .
Marice Dowansiba tersenyum lega setelah menyelesaikan sejumlah noken . Perempuan ini sudah puluhan tahun bergelut dengan serat kulit kayu mincauw, dan serat pelepah nenas yang merupakan bahan baku pembuatan tas tradisional Papua, yakni noken. Marice lahir di Distrik Catubouw, Kabupaten Arfak, Provinsi Papua Barat, pada 25 Mei 1962. Sebagai perempuan asli Papua, Marice dituntut harus mampu menganyam noken. Dia sudah belajar membuat noken sejak kelas 1 sekolah dasar.
Noken merupakan simbol kehidupan, perjuangan, cinta, dan perdamaian bagi masyarakat di Tanah Papua. Sepulang dari sekolah, Marice membagi waktu belajar menganyam Noken sekaligus membantu kedua orang tua di ladang. Berkat ketekunan, kualitas noken yang dianyam oleh Marice mulai rapi. Sebagian noken ia bagikan kepada sanak saudara, teman-teman sekolah untuk diisi buku, perbekalan dan lain sebagainya.
Lebih lanjut, melalui festival ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga dan memajukan warisan budaya Indonesia, dengan keterlibatan aktif dalam kegiatan pelestarian dan pengembangan budaya. Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memajukan kebudayaan Indonesia, Fadli Zon juga mengingatkan pentingnya Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan sebagai dasar hukum yang mendukung pelestarian dan pengembangan kebudayaan di tengah peradaban dunia, " Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tiada banding. Kita harus terus berupaya menjadikan Indonesia sebagai pusat kebudayaan dunia ", Cakap SiDin Fadli Zon.
![]() |
Serat kulit kayu mincauw dan serat nenas setelah mengalami proses pemintalan manual sebelum dirajut menjadi tas Noken khas Suku Arfak, Papua Barat. |
NusaNTaRa.Com
byFarhaMTukirmaN, S e l a s a, 0 6 M e i 2 0 2 5
![]() |
Thomas Americo |
Thomas Americo awal kariernya berangkat dari seorang Petinju Amatir asal Timor Timur (kini Timor Leste). Ia dilahirkan dari seorang perempuan suku TETUN, penduduk asli Timor Timur. Ayahnya bernama Mamel Borgis berasal dari Angola, Thomas tidak pernah mengenal ayahnya karena semenjak beliau berada dalam kandungan ayahnya telah kembali ke kampung halamannya di Angola yaitu di Benua Afrika.
Thomas Americo diangkat sebagai anak, dan biasa di panggil sebagai ' JIMMY ' oleh Killim Sidabalok, seorang lelaki kelahiran Pulau Samosir Sumatra Utara yang kala itu berpangkat Kapten TNI - AD kala itu. Thomas kumudian di bawa ke Malang, Jawa Timur pada tahun 1976 dan diserahkan ke sasana MALANG. Setelah lima bulan berlatih di sasana tinju Sucipto Murni di sasana Arek Malang, Thomas Americo naik ring ketika itu melawan KEY SIONG dari Sasana Sawunggaling. JIMMY menang dan menerima bayaran sebesar Rp 6.000.
Di awal kariernya itu Thomas Americo pun sempat bergabung dengan sasana Tinju di Jakarta, yaitu SASANA WORINGIN, Jakarta (1978), tetapi ia tidak betah. Thomas kombali lagi ke Malang dan ia memilih Sasana GajaYana asuhan Walikota Sugiyono, setahun kemudian yaitu pada tahun 1979 ia berhasil mengalahkan petinju tanah air Wongso Suseno. Wongso Suseno merupakan seorang petinju putra Indonesia yang mendadi Juara di Orien Pacific Boxing Federatioan (OPBF). Setelah berhasil berkali - kali mendapatkan kemenangan, maka namanya semakiin terkenal dang.
Nama Thomas Americo semakin menjulang setelah ia berhasil merebut gelar juara OPBF, untuk kelas Welter Ringan di gedung " Go Skate " Suroboyo, 15 Agustus 1980, Thomas Americo berhasil memukul KO juara sebelumnya yaitu SANG MO KOO seorang petinju yang berasal dari Korea Solata. Saat itu Thomas menerima bayaran Rp 6.000.000, satu bayaran yang sangat tinggi bagi petinju Profesional Indonesia ketika itu. Sebelum mengalhkan Sang Mo Koo, Thomas Americo telahpun mengalahkan Mike De Guzman, seorang petinju dari Filipina dan Eddi Button dari Amerika Serikat.
Thomas Americo mendapatkan gelar kampium OPBF, dari sini ia mendapatkan kesempatan terbuka untuk selanjutnya menjadi penantang Juara Dunia Kelas Welter Ringan versi WBC yang bornama Saoul Mamby petinju dari Amerika Serikat. Thomas Americo naik ring tanggal 29 Agustus 1981 untuk berusaha dapat merebut gelar juara Danien dari sang juara bertahan ketika itu Saoul Mamby. Dalam pertarungan itu dengan gemilang ia berhasil memberikan perlawanan terhadap juara dunia asal Amerika Serikat itu,
Setelah melakoni pertarungan kotat selama 15 ronde di Stadion Bung Karno, Jakrta, Indonesia pertandingan dipimpin oleh wasit Ken Morita dari Jepang. Juri Marcello Bertini dari Italia yang memberikan nilai 147 - 139 untuk kemenangan Saoul Mamby, Rudy Ortega dari Amerika Serikat memberian nilai pertarungan itu dengan 146 - 141 untuk kemenangan Saoul Mamby dan Takeo Ugo dari Jepang memberikan nilai sama / draw yaitu 146 - 146. Pupuslah sudah harapan Indonesia untuk memiliki juara dunia Tinju dang.
Setelah gagal merebut gelar juara dunia, Thomas Americo melakukan debut dalam menjalani karier di luar negeri. Ia menhadapi petinju tuan rumah Korea Selatan Sang Hyun Kim, mantan juara dunia kelas Welter Ringan versi WBC 20 Desember 1981, dalam lakonan itu Thomas Americo mengalami kekalahan angka. Thomas Americo kembali naik Ringuntuk menghadapi petinju veteran tuan rumah Jeff Melcolm dari Australia, Kembali ia mengalami kekalahan dalam pertarungan 12 ronde di Jakarta, dan kekalahan itu membuat Thomas Americo mengundurkan diri.
Setelah beristirahat panjang, dolapan tahun kemudian tepatnya tanggal 15 Juli 1995, Thomas Americo di usia 37 tahun kembali naik ring menghadapi T Tara Singh di Dili, Timor Timur. Pertarungan yang dijadwalkan berlangsung 10 ronde di menangkan oleh Thomas Americo dengan KO di ronde ke 2 dang. Pertandingan tersebut merupakan pertandingan terakhir bagi Thomas Americo karena 4 tahun kemudian 07 September 1999, Thomas Americo meninggal dunia dalam usia 41 tahun. Thomas Americo gugur ditangan milisi dalam perang saudara di Timor Timur.
![]() |
Thomas Americo Vs Saoul Mamby Indonesia Amerika Serikat |
Thomas Americo dari Timor Leste, Petinju Indonesia.
Petinju profesional yang belum pernah Juara Dunia.
NusaNTaRa.Com byMcDonalDBiunG, S e l a s a, 1 8 J u n i 2 0 2 4 Foto Si anak orang P...