NusaNTaRa.Com
byKariTaLa L
A, S a
b t u
2 2 M
e i 2
0 2 1
Rumah
Sakit Indonesia yang pertama ada di Jalur Gaza diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla
tahun 2016 di Palestina,
Rumah sakit inipun menjadi rumah
sakit terbesar yang ada di Gaza Utara ysng dibangun dari hasil sumbanagan rakyat Indonesia untuk
Palestina. Untuk menyelesaikan pembangunan
rumah sakit ini memakan biaya Rp 30
miliar dan untuk bangunan pelengkap rumah
sakit sebesar Rp 7,5 miliar serta sebesar
Rp 65 miliar untuk pengadaan alat-alat
kesehatan.
Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara tak lepas
dari peran Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang melakukan kerja
relawan medis di Palestina, mengambil inisiatif membangun rumah sakit di utara
Gaza karena saat 2009 rumah sakit utama Assyifa tidak bisa
menampung korban serangan Israel.
" Kita melihat korban banyak
berjatuhan (pada serangan Israel 2008) dan Rumah Sakit Assyifayang pusatnya
rumah sakit di Gaza penuh. Kita juga mendapat kabar bahwa korban-korban yang
dari utara tidak bisa sampai ke Assyifa, karena persoalan transpotasi,
peperangan, intersepsi dari pasukan Israel
", Ujar SiDin
MER-C Joserizal Jurnalis,
Jumat (04/05/2018).
" Berpikir mungkin perlu rumah sakit di sebelah utara. Akhirnya kita survei dan kita dapat (lokasi) di Beit Lahiya, Gaza utara ", Ujar SiDin menimpali Laji. Sebulan setelah selesainya konflik itu, MER-C kembali merealisasikan keinginan membangun rumah sakit khusus trauma di Gaza dengan penandatangan nota kesepahaman Pembangunan Rumah Sakit Indonesia yang ditandatangani Baashim Naim Menteri Kesehatan Palestina Pada 23 januari 2009, dengan pemberian tamah wakap di Beit Lahiya dan berbekal sumbangan masyarakat Indonesia lewat MER-C Indonesia pembangunan rumah sakit pun dimulai.
Proses
pembangunanpun fisik melibatkan tenaga
perancang bangun sukarelawan Indonesia yang dimulai tiga tahun kemudian,
Faried Thalib Ketua Tim Konstruksi
pembangunan rumah sakit itu yakin bahwa pembangunanya bisa dilakukan
sendiri. " Nih kayanya kita bisa kerjain sendiri nih.
karena hampir material selanjutnya, arsiteknya, ada di dalam Gaza mereka jual.
Masuknya ya itu tadi dari terowongan, baik dari terowongan yang ke Mesir maupun
yang ke Israel. Kita kirim tenaga dari Indonesia ",
Ujar SiDjn Faried Thalib dengan
Plabomoranya (hebatnya).
Pembangunan
Rumah Sakit Indonesia ditengah wilayah
konplik bukan tanpa masalah, Isu
keamanan tentu akan menjadi perhatian sebagaimana di laporkan Muhammad
Hussein Kontributor Metro TV terkait
penjelasannya tentang kondisi keamanan
di Gaza saat itu. " Untuk kondisi keamanan Palestina di Gaza saat
ini cukup mencekam, karena terjadinya aksi Great Return March atau Aksi Pulang
Massal. Pihak militer israel mulai memperbanyak personel mereka di perbatasan
dan juga pesawat drone makin sibuk mengelilingi wilayah udara Gaza ",
Ujar SiDin Muhammad Hussein.
Rumah
sakit Indonesia di Gaza ini memiliki
luas lahan bangunan 10.000 meter persegi
dengan luas lahan keseluruhan 16.216
meter persegi yang merupakan wakaf dari Pemerintah Palestina, terdiri dari dua lantai, serta satu lantai
ruang bawah tanah. Fasilitas yang
dimiliki oleh Indonesian Hospital ini meliputi ruang rawat inap di rumah sakit
tersebut berjumlah 90 ruang rawat, 10 ruang instalasi gawat darurat, satu
laboratorium, satu ruang radiologi dan 10 ruang perawatan intensif berkapasitas
100-150 pasien.
Sebelumnya,
dibutuhkan waktu Pembangunannya berlangsung selama tiga setengah tahun hingga rumah sakit
tersebut bisa rampung diselesaikan awal tahun 2016, setelah
itu barulah dilengkapi peralatan medisnya seperti tempat tidur pasien
dan city scan. Sementara
pengoperasian setiap hari ditangani sepenuhnya
pihak Palestina sementara
MER-C hanyak berperan sebagai fasilator saja kalau ada tenaga medis asal
Indonesia yang ingin membantu disana.
Rumah
Sakit Indonesia di Gaza mengalami rehab atau perluasan tahun 2018,
perluasan itu dapat menyediakan 300
kamar yang dapat menampung fasien dan pasilitas kesehatan tambahan. Dana pembangunan diperoleh dari sumbangan masyarakat Indonesia
yang di fasilitasi MER-C Indonesia,
. " Mari kita sama-sama
membantu mereka yang sedang menderita terutama saudara-saudara kita di
Palestina ", Ujar SiDin Suryopratomo Direktur
Utama Metro TV.
Sedikitnya
sudah 350 warga Gaza yang tercatat telah menerima pengobatan di Rumah Sakit
Indonesia di Gaza hingga akhir tahun
2016. Diketahui bahwa selain Indonesia, negara lain yang turut membangun
rumah sakit di Palestina adalah Turki, di bawah pimpinan Recep Tayyip Erdogan,
dia menggelontorkan biaya hingga USD34 juta atau setara dengan Rp 472,2 miliar,
sementara keinginan Amerika Serikat untuk membangun Rumah sakit di
Palestina di tolak oleh M Abbas selaku Presiden Palestina.
Roket
berhamburan nyawa bersebaran,
Rumah
Sakit Indonesia di Gaza dibangun dari hasil sumbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar