NusaNTaRa.Com
byBakrIRoYMateN, K a m i s, 2 3 S e p t e m b e r 2 0 2 1
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya
secara virtual pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Presiden Joko Widodo juga menyampaikan berbagai pandangannya soal penanganan pandemi,
pemulihan perekonomian global, ketahanan iklim, hingga perdamaian dalam
keberagaman. Menurutnya, kemampuan dan
kecepatan antarnegara dalam menangani pandemi Covid-19, termasuk vaksinasi,
sangat timpang. Padahal semua tahu
bahwa dalam penanganan pandemi “no one
is safe until everyone is”.
“ Melihat
perkembangan dunia sampai sekarang ini, banyak hal yang harus kita lakukan
bersama. Pertama, kita harus memberikan harapan bahwa pandemi Covid-19 akan
bisa tertangani dengan cepat, adil dan merata
”, Ujar SiDin Joko Widodo dalam pidatonya dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat,
Kamis pagi WIB, 23 September 2021. “ Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin
masih terjadi. Hal-hal ini harus bisa kita selesaikan dengan langkah-langkah
nyata ”, Ujar SiDin Jokowi dengan Plabomoranya
(hebatnya).
Di masa depan, Presiden menyerukan seluruh
negara untuk menata ulang arsitektur sistem ketahanan kesehatan global. Menurutnya, Pertama
diperlukan mekanisme baru untuk penggalangan sumber daya kesehatan
global, baik pendanaan, vaksin, obat-obatan, alat-alat kesehatan, dan tenaga
kesehatan secara cepat dan merata ke seluruh negara. “ Diperlukan
standarisasi protokol kesehatan global dalam hal aktivitas lintas batas negara,
misalnya perihal kriteria vaksinasi, hasil tes, maupun status kesehatan
lainnya ”, Ujar SiDin Jokowi Laji.
Dalam Pidato Virtual di Sidang Majelis umum PBB
ke-76, Jokowi juga mengungkapkan pada tahun 2022 mendatang, Indonesia akan
memegang presidensi G20 dengan mengusung tema besar “Recover Together, Recover
Stronger”, Presiden Joko Widodo
menegaskan bahwa Indonesia akan berupaya agar G20 dapat bekerja untuk
kepentingan semua negara dan menjadikan inklusivitas sebagai prioritas utama
kepemimpinan Indonesia. “ Indonesia akan berupaya agar G20 dapat
bekerja untuk kepentingan semua, untuk negara maju dan berkembang, Utara dan
Selatan, negara besar dan kecil, negara kepulauan dan pulau kecil di Pasifik,
serta kelompok rentan yang harus diprioritaskan
”, Ujar SiDin Presiden Jokowi.
“
Inklusivitas adalah prioritas utama kepemimpinan Indonesia. Ini komitmen Indonesia untuk membuktikan no
one left behind ”, Ujar Jokowi
menyambung.
Selain itu, ekonomi hijau dan berkelanjutan juga
akan menjadi prioritas. Presiden Jokowi memahami bahwa Indonesia memiliki nilai
yang strategis dalam isu perubahan iklim. Untuk itu, Presiden Jokowi memastikan
bahwa Indonesia terus bekerja keras memenuhi komitmennya. “
Pada tahun 2020, Indonesia telah berhasil menurunkan kebakaran hutan
sebesar 82 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Laju deforestasi turun
signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir.
Dalam tatanan global, Indonesia ingin mengedepankan burden sharing,
berbagi beban ”, Ujar
Beber Jukuwi
Pidato terkait Pandemi maka langkah Kedua, Presiden menjelaskan
bahwa pemulihan perekonomian global hanya bisa berlangsung jika pandemi
terkendali, dan antarnegara bisa bekerja sama dan saling membantu untuk
pemulihan ekonomi. Indonesia dan negara berkembang lainnya, membuka pintu
seluas-luasnya untuk investasi yang berkualitas. “ Yaitu
yang membuka banyak kesempatan kerja, transfer teknologi, peningkatan kapasitas
sumber daya manusia, dan berkelanjutan ”, Ujar
SiDin Joko Widodo Laji.
Ketiga, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa
komitmen Indonesia terhadap ketahanan iklim, pembangunan yang rendah karbon,
serta teknologi hijau sudah jelas dan tegas. Tetapi, proses transformasi energi
dan teknologi tersebut harus memfasilitasi negara berkembang untuk ikut dalam
pengembangan industri dan menjadi produsen teknologi. “ Pandemi
Covid-19 mengingatkan kita tentang pentingnya penyebaran sentra produksi
kebutuhan vaksin di dunia di banyak Negara ”,
Ungkap SiDin.
Keempat, Presiden menyerukan agar dunia tetap
serius melawan intoleransi, konflik, terorisme dan perang. Menurut Presiden Jokowi, perdamaian dalam
keberagaman, jaminan hak perempuan dan kelompok minoritas harus ditegakkan.
Lebih jauh, Presiden Jokowi juga menyebut bahwa
potensi praktik kekerasan dan marjinalisasi perempuan di Afganistan,
kemerdekaan Palestina yang semakin jauh dari harapan, serta krisis politik di
Myanmar, harus menjadi agenda semua negara. Pemimpin ASEAN telah bertemu di
Jakarta dan menghasilkan Five Poins Consensus, yang implementasinya membutuhkan
komitmen militer Myanmar. “ Harapan besar masyarakat dunia tersebut,
harus kita jawab dengan langkah nyata dengan hasil yang jelas. Itulah kewajiban
yang ada di pundak kita, yang ditunggu masyarakat dunia. Itulah kewajiban kita
untuk memberikan harapan masa depan dunia
”, Ujar SiDin Jokowi dalam pidatonya itu.
“ Let us
work together, to Recover Together Recover Stronger ”,
Tandas Jokowi dengan Plabomoranya (hebatnya).
Presiden Jokowi
anak ganteng dari Solo,
Pandangan JOKOWI di SU PBB 76 terkait Pandemi
dan peran di G20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar