Selasa, 07 September 2021

CIMALAKA DI SUMEDANG JADI KAMPUNG IKAN DEWA BENTUKAN KKP RI

NusaNTaRa.Com

byLaDollaHBantA,    R   a   b    u,     2  4     A  g  u  s  t  u  s     2  0  2  1

Ikan Dewa atau Ikan Kancera (Neolissochilus soro),  ikan Endemik Cimalaka Sumedang

Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) terus membentuk dan mengembangkan kampung ikan di berbagai daerah untuk mendukung program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.   Kawasan Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dibidik menjadi kawasan potensial untuk budi daya ikan dewa, karena wilayah ini menjadi habitat alami  ikan endemik yang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki nilai kultural bagi masyarakat Kabupaten Sumedang.

Pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal terus digencarkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi perikanan.    KKP dan Pemda perlu bersinergi agar sumber daya perikanan setiap daerah yang potensial dijadikan kampung ikan dapat lebih optimal, sehingga teknologi budidaya perikanan yang dikembangkan dapat sejalan dengan kearifan lokal di daerah tersebut,” kata Kepala Pusat Riset Perikanan, Yayan Hikmayani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 23 Agustus 2021.

Yayan menuturkan, peningkatan kearifan lokal dari sudut pandang perikanan dapat berkaitan dengan tiga aspek, diantaranya jenis ikan memiliki nilai tradisi atau adat di masyarakat, memiliki karakter spesifik untuk wilayah tertentu, dan memiliki nilai yang cukup baik terutama export oriented, ketahanan pangan dan kesejahteraan.  KKP dan Pemda perlu bersinergi agar sumber daya perikanan setiap daerah yang potensial dijadikan kampung ikan dapat lebih optimal.   Ikan Dewa dinilai memenuhi ketiga aspek tersebut sehingga budidaya Ikan Dewa juga perlu difokuskan.

Ikan dewa atau ikan kancera (Neolissochilus soro)tergolong ikan yang masih berkerabata dengan ikan mas, dengan sebaran wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.  Nama Dewa ini muncul diduga karena jenis ikan konsumsi yang memiliki harga mahal ini sejak dulu sering ditemukan menghuni kolam dan telaga larangan yang dikeramatkan oleh masyarakat..   Selain menjadi terobosan bagi KKP, kampung ikan yang sedang dirintis ini juga dapat menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi daerah yaitu terjadinya peningkatan peran terhadap Produk Domesik Regional Bruto (PDRB) peningkatan konsumsi ikan masyarakat lokal, peningkatan akses pasar produk perikanan dan peningkatan kesempatan kerja di desa.

Dalam rangka melakukan inisiasi pembentukan kampung ikan dewa, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), Pusat Riset Perikanan, BRSDM, melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) secara daring yang melibatkan pakar, peneliti, dosen, penyuluh, tokoh masyarakat, dan pembudidaya ikan dewa pada Sabtu (21/8/21).   Kepala Pusat Riset Perikanan, Yayan Hikmayan mengatakan, KKP dan Pemda perlu bersinergi agar sumber daya perikanan setiap daerah yang potensial dijadikan kampung ikan dapat lebih optimal.

“ Dengan demikian sehingga teknologi budi daya perikanan yang dikembangkan dapat sejalan dengan kearifan lokal di daerah terseur, “ujar Yayan dalam keterangan tertulis.   Yayan berharap kampung ikan yang tengah dicanangkan, selain menjadi terobosan bagi KKP, juga dapat menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi daerah yaitu terjadinya peningkatan peran terhadap Produk Domesik Regional Bruto (PDRB) peningkatan konsumsi ikan masyarakat lokal, peningkatan akses pasar produk perikanan dan peningkatan kesempatan kerja di desa.

Yayan berharap kampung ikan yang tengah dicanangkan, selain menjadi terobosan bagi KKP, juga dapat menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi daerah yaitu terjadinya peningkatan peran terhadap Produk Domesik Regional Bruto (PDRB) peningkatan konsumsi ikan masyarakat lokal, peningkatan akses pasar produk perikanan dan peningkatan kesempatan kerja di desa.    Kata Yayan, hasil penelitian yang dipimpin Peneliti Prof. Dr. Mas Tri Djoko Sunarno telah memperlihatkan dengan aplikasi pakan formulasi, pematangan gonad induk ikan dewa dapat menjadi lebih cepat, sehingga pembudidaya dapat memijahkan ikan 3-5 kali dalam setahun dan tidak tergantung pada musim pemijahan.

Pembudidaya ikan dewa sekaligus sebagai Ketua UPR Mina Kancra Ciburial, Sumedang, Dedin Khoerudin, mengatakan, setelah adanya teknologi pakan formula dan bimbingan penyuluh perikanan setempat, produksi benih ikan dewa pada 2018 yang hanya berjumlah 30 ribu ekor per tahun dapat meningkat secara signifikan menjadi 120 ribu ekor per tahun pada 2021 dan kondisi ini meningkatkan penghasilannya yang awalnya 3,7 juta per bulan menjadi 8 juta sampai dengan 10 juta per bulan.  "  Saat ini telah ada sekitar 40 orang petani di wilayah Kabupaten Sumedang yang melakukan usaha pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan dewa  ",   Ujar SiDin Dedin. 

Ikan Dewa memiliki  kearifan local  di Cimalaka,

Kampung Cimalaka Sumedang Kampung Ikan Dewa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...