NusaNTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, K a m i s 2 9 A p r i l 2 0 2 1
Ali Akbar, Dosen Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI), mengaku
menemukan bukti bahwa kapal Nusantara mampu mengarungi dunia sebelum kedatangan
bangsa Eropa. Temuan itu dimuat dalam
penelitiannya yang berjudul “ The Lambur
Shipwreck: Archaeological excavation in Tanjung Jabung Timur, Jambi, Indonesia ”,
yang dipresentasikan pada kegiatan seminar “ Watercraft of the Islamicate World “, Selasa (27/4/2021).
“ Penemuan kapal ini menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia telah mampu membuat kapal besar yang mampu menjelajah sangat jauh di
lautan lepas, bahkan sebelum kedatangan bangsa Eropa ”, Ujar
Ali Akbar, pembicara satu-satunya yang
mewakili Indonesia, dikutip dari keterangan resmi UI yang diterima Kompas.com,
Rabu (28/4/2021).
Perahu yang ditemukan di Desa Lambur itu, berdasarkan hasil riset, panjang perahu kuno tersebut mencapai 24 meter dan lebar 5,5 meter dan diyakini merupakan sisa peradaban Kerajaan Zabaj (Sabak) yang terletak di antara India dan Cina serta berada di garis ekuator. Kerajaan ini merupakan kerajaan maritim berbudaya Islam yang terkenal dengan kemampuan penjelajahan kapal-kapal mereka.
Berdasarkan
catatan kuno, perahu ini diyakini sisa peradaban Kerajaan Zabaj (Sabak)
kerajaan antara India dan China di garis equator, kerajaan ini merupakan kerajaan Maritim dan
Islam dengan pelayaran-pelayarannya menjelajahi dunia, juga telah berlayar ke Persia, tepatnya
Pelabuhan Siraf di Iran. " Bangsa Eropa dikenal sebagai penjelajah dunia
pada sekitar abad ke-14 Masehi. Namun dengan adanya penemuan ini membuktikan
bahwa bangsa Indonesia juga mampu berlayar ke Persia pada sekitar abad ke-10
Masehi ", Ujar tulisan resmi Universitas Indonesia.
Perahu ini
diyakini merupakan sisa peradaban Kerajaan Zabaj (Sabak) yang terletak di
antara India dan Cina serta berada di garis ekuator. Kerajaan ini merupakan
kerajaan maritim berbudaya Islam yang terkenal dengan kemampuan penjelajahan
kapal-kapal mereka. Berdasarkan catatan kuno, perahu-Zabaj juga telah sanggup
berlayar ke Persia yakni ke Pelabuhan Siraf di Iran.
Arkeolog
menduga perahu itu dibangun dalam masa antara tahun satu hingga 13 masehi dan
jika perahu itu berusia 700 tahun maka besar kemungkinannya bahwwa
keberadaannya berkaitan dengan Keraaajaan Sriwijaya. Sekitar dua kilometer dari tompat penemuan
perahu kuno itu, ditemukan makam, Sabuk dan peninggaalan lainnya. Berdasaarkan temuan benda-benda peninggalan
masa lalu tersebut, arkeologi menduga oada masa itu pemukiman warga berkembang
disekitar muara sungai.
Cornelis de
Houtman, pelaut Belanda yang pertama
mendarat di Indonesia pada akhir abad ke-16, juga membawa 4 kapal berukuran panjang 24
meter yang mampu mengarungi samudra dari Eropa sampai ke Nusantara. "
Hal ini menunjukkan bahwa teknologi perahu kuno di Jambi ini dapat
menyamai kemampuan kapal-kapal Eropa tersebut
", Ujar tulisan yang sama.
Dijelaskan
pula, penyusunan papan-papan perahu kuno tersebut menggunakan teknik papan ikat
dan kuping pengikat (sewn plank and lashed-lug technique). Teknik ini merupakan ciri khas teknik
pembuatan kapal masyarakat Asia Tenggara atau Austronesia dan diterapkan mulai
dari sekitar abad ke-1 Masehi, sehingga
tak heran perahu kuno demikian yang
memiliki teknik pembuatan semacam ini ditemukan antara lain juga di Malaysia,
Filipina, Filipina dan Vietnam.
Penelitian
ini merupakan hasil kerja sama antara UI dengan Pemerintah Daerah Tanjung
Jabung Timur dengan tujuan peningkatan kualitas pariwisata di lokasi Suaka
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jambi. "
Situs tersebut terletak di lokasi transmigrasi yang terbilang cukup
sepi. Diharapkan berdasarkan penelitian ini, pengolahan pariwisata daerah
tersebut dapat dilakukan dan situs ini dapat menjadi media pembelajaran bagi
bagi masyarakat umum ”, Ujar SiDin Ali Akbar.
Berlayar
dari India ke Aceh melintasi omba,
Perahu Lambur perahu Nusantara mampu jelajahi Dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar