Sabtu, 29 Juni 2024

KEJAYAAN KOPI DAN PERANG KOPI DI ERA KERAJAAN SULAWESI SELATAN

NusaNTaRa.Com    

byPunGKadA,           M   i   n   g   g   u,    2    3       J     u     n     i        2    0    2    4

Pasar Kopi  di Toraja Sulawesi Selatan 

Perang Kopi merupakan  perang yang terjadi  di Sulaweai Selatan  dari 1889 hingga 1890  yang melibatkan beberapa kerajaan besarnya.   Perang tersebut terbagi menjadi dua peristiwa, Perang Kopi I yang terjadi pada 1887 sampai 1888 dan Perang Kopi II yang terjadi pada 1889 sampai 1890  dan   tragedi  peperangan ini dilatarbelakangi  oleh persaingan perdagangan komoditas kopi di kawasan Sulawesi Selatan.

Di Indonesia sendiri, biji kopi pernah dijadikan alasan untuk memulai perang. Kisah ini dimulai di Tana Toraja, sebuah daerah pegunungan yang terletak sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut di Sulawesi Selatan.   Daerah ketinggian, tanah yang sedikit asam, jumlah curah hujan yang tepat  dan lonjakan suhu antara siang dan malam, membuat Toraja dianggap tempat ideal menanam kopi.   Dulu, kopi dianggap sebagai komoditas langka dan barang mewah, terutama ketika pertama kali diperkenalkan Belanda pada masa penjajahan di akhir abad ke-17,  Kopi pertama kali dibawa ke dataran tinggi Toraja pada 1850-an.

Kopi pertama kali masuk ke Sulawesi Selatan melalui perdagangan dengan bangsa Arab di wilayah Makassar. ccKopi pertama kali ditanam dan dibudidayakan di wilayah Toraja setelah diperkenalkan oleh orang-orang dari Kerajaan Gowa,  sebagaimana  bunyi  naskah Lontaraq,  sebuah catatan harian dari Kerajaan Gowa, menyebutkan bahwasanya orang-orang Gowa berlayar membawa kopi ke pelabuhan Suppa (sekarang Parepare), kemudian menuju Toraja dengan berjalan kaki melalui pegunungan Enrekang.

Pada masa tersebut, Gowa dan Toraja masih memiliki hubungan yang erat,  bahkan pada masa-masa awal pembentukan Kerajaan Gowa telah  ada hubungan yang baik kedua daerah tersebut,  ini terlihat pada  penggunaan  pusaka Toraja dalam pelantikan raja-raja Gowa.  Kopi akhirnya menjadi komoditas penting di Sulawesi Selatan yang diminum  oleh semua kalangan tanpa membedakan kelas sosial.  Kopi bahkan  telah menjadi minuman  khas  untuk  penambah energy dan sumangat   sebelum  askar-askar kerajaan  berangkat berperang.

Komersialisasi  kopi  yang semakin  membaik kemudian memicu persaingan dagang antara bagian selatan (sekitar Wajo, Sidenreng, Camba dan sebagian Sinjai)  dan  bagian utara  (Toraja dan Enrekang).   Kerajaan Sidenreng yang memiliki pelabuhan Bungin memasarkan kopi dengan nama kopi Bungin  sedang  pesaingnya, Kerajaan Bone bersama saudagar Arab berupaya merebut pasar kopi melalui pelabuhan Palopo.   Toraja sebagai penghasil kopi utama walau secara geografis lebih dekat dengan pelabuhan Palopo di bawah Kedatuan Luwu tetapi memilih menjual kopinya melalui pelabuhan Bungin di wilayah Sidenreng.

Kerajaan Luwu kemudian bersekutu dengan Kerajaan Bone untuk melancarkan perang ke Toraja,  terjadinya  penyerbuan  yang  dikenal dengan nama Songko Barong.  Toraja di bawah Kerajaan Sangalla dengan bantuan Sidenreng dan Enrekang memberikan perlawanan balik terhadap Bone dan Luwu.  Inilah Perang Kopi  I  yang terjadi pada 1887-1888,  selang sepuluh tahun  kerajaan Bone kembali masuk ke Toraja untuk memonopoli perdagangan kopi. Toraja kembali meminta bantuan Enrekang dan Sidenreng.

La Tanro Arung Buttu, raja ke-14 Enrekang, melakukan perundingan dengan pasukan Kerajaan Bone dan mengeluarkan aturan bahwa Bone tidak boleh membawa kopi melewati Bambapuang di Enrekang, Wajo, Sidenreng, ataupun Luwu. Mereka hanya diperbolehkan membawa kopi melewati Pinrang. Aturan ini kemudian menjadi penyelesaian masalah dan dipatuhi. Perang Kopi  II  berakhir pada 1890 tanpa kemenangan salah satu pihak.

Kebanyakan kopi yang diproduksi di Toraja berasal dari petani-petani kecil dengan produksi yang cukup rendah, sekitar 300 kilogram per hectare,  ini membuat  kopi Toraja menjadi komoditas yang makin dicari-cari karena keistimewaannya.   Hingga kini, kopi Toraja masih dipetik dan disortir dengan tangan, sebuah proses yang menjamin kualitas kopi bagi para konsumen.   Kemudian, setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah Indonesia meluncurkan kebijakan nasionalisasi yang mengambil pertanian milik Belanda.

Panen Buah Kopi

 

Toraja daerah pegunungan sejak dulu Penghasil Kopi.

Sejarah Bugis-Toraja  mencatat pernah terjadi PeranG KopI.

 


Kamis, 27 Juni 2024

RHOMA IRAMA MUSISI RAJA DANGDUT POPULER DENGAN OM SONETA

 

NusaNTaRa.Com         

byBasruLDatUMabusunG,        M  i  n  g  g  u,    2   3      J    u    n    i      2   0   2   4                  

Rhoma Irama si Raja Dangdut melejit dengan OM SONETA

Penggemar musik DangDuk  hampir semua sepakat jika Rhoma Irama  adalah  raja dangdut  tapi   tak Banyak yang Tahu Rhoma Irama  mengawali Kariernya dari Genre Barat.   Dialah yang memoles dan membesarkan genre musik DangDuk ini   hingga terkenal seantero negeri,   bahkan, mancanegara.  Bila ada yang berani mengusik dangdut, maka Bang Haji - demikian sapaan populernya- akan turun tangan. Rhoma adalah dangdut. Dangdut adalah Rhoma.   Walaupun begitu, karier kemusikan sang raja tidak datang dari orkes melayu, genre musik cikal bakal dangdut. Sebaliknya, perjalanan awal musiknya lebih banyak diwarnai oleh musik-musik bergenre pop rock.

Rhoma lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 11 Desember 1946. Nama lahirnya bukanlah Rhoma Irama  melainkan  “Raden Irama”.    Buku Dangdutan,  kumpulan Tulisan Dangdut dan Praktiknya di Masyarakat, karya Michael H.B. Raditya, kedua orang tua Rhoma, R. Burdah dan Tuty Juwariyah memberikan nama Irama itu karena terinspirasi dari grup sandiwara Irama Baru.   Di panggung  ia memilih nama Oma Irama sebgai nama.   Perjalanan musiknya Oma bergabung pada grup musik Gahyand, Tornado, juga Varia Irama Melody  dan  Rhoma mengkover karya-karya musisi barat seperti The Beatles, Paul Anka, Golden Singer, Pat Boone, Elvies Presley.

OM Soneta  Group

Rhoma sempat bergabung ke beberapa orkes Melayu, seperti OM Chandraleka pimpinan Umar Alatas, OM Purnama pimpinan Awab Haris, OM Pancaran Muda pimpinan Zakaria,  pada pertengahan 1960-an sebagaimana  catatan H.B. Raditya.    Tidak puas dengan pencapaiannya kala itu,  dia memutuskan kolaborasi dengan beberapa grup musik pop.   diantaranya berduet dengan Inneke Kusumawati, diiringi band Zaenal Combo dan de Galaxies. Kolaborasi tersebut menghasilkan beberapa karya seperti Jangan Kau Marah dan Cinta Buta.

Saat   Oma berduet dengan Wiwil Abidien keluar sebagai pemenang  pertama di ajang Festival Pop Asia Tenggara tahun  1972, karier Oma pun semakin neik.   Oma mengambil langkah penting pada 1970, dengan membentuk OM sendiri bernama Soneta.   Lewat Soneta, Oma berduet dengan Elvy Sukaesih mulai dari sinilah takdir membawanya menjadi raja dangdut kelak.   Album perdananya, berjudul Begadang, meledak di pasaran dan  terjual 1 juta keping. Kabarnya, bukan Begadang yang dijagokan meraih hits, melainkan Tung Keripit, karena aransemen dan beat lagu. Akan tetapi, pasar punya selera sendiri,  Begadang.

Bersama Soneta, Oma juga  melakukan terobosan, yaitu pergi haji. Keputusan tersebut mendapat tentangan dari para seniman musik, mengingat panggung musik identik dengan minuman keras, seks bebas, dan penyalahgunaan narkotika.   Oma tak bergeming, dia tetap memutuskan tetap berangkat haji pada 1975.   Langkah beraninya kemudian diiringi dengan perubahan nama menjadi Rhoma Irama.   R untuk Raden dan H untuk haji.

Oma menggapai puncak kejayaannya dengan Soneta di  era 1970-an,   musik dangdut yang ditawarkan Soneta diterima di masyarakat. Lirik-lirik yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, membuat karya-karya Rhoma mendapat tempat di hati masyarakat,  terutama kalangan kelas menengah bawah.    Setiap kali manggung, panggung Soneta dijejali oleh masyarakat. Bahkan, Rhoma bersama Soneta harus berkeliling kota terlebih dahulu sebelum manggung. Dalam bincang-bincang di Podcast Helmy Yahya, Rhoma menuturkan, kala itu masyarakat tidak percaya ada Soneta, kalau belum melihat sosok aslinya.

Rhoma  yanh melejik dengan DangDuk tak melupakan akarnya,  yaitu pop.   Pada 1977, label Yukawi berjudul Pop Indonesia Vol. I, Rhoma Irama. Demikian diakses dari situs arsip musik Indonesia iramanusantara.org.  Dalam vinil itu terdapat lima lagu karya Rhoma Irama, berjudul Remaja, Naviri, Bulan, Luka Derita, dan Mengapa Membisu.  tanpa  suara gendang atau suling dalam lagu-lagu tersebut  cenderung bernuansa  sangat ngepop.    Dengan genre rock, Rhoma juga memiliki ikatan yang kuat. Kabar ini sudah lama beredar, karena warna sejumlah lagu Soneta memiliki kesamaan dengan Deep Purple. Beberapa karyanya seperti Seni, Hari Berbangkit, Nafsu Serakah, dan Badai Fitnah, menurut Michael H.B. Raditya dikutip dari popharini.com, terpengaruh oleh Deep Purple.

Mengenai Deep Purple, Michael menulis bahwa Rhoma tidak pernah membantah terinspirasi dari band asal Inggris tersebut.   Bagi Rhoma, band itu menginspirasinya untuk berkarya.    Rhoma bersama Soneta memiliki hubungan negatif dengan rock. Pada 70-an, dangdut Rhoma berseteru dengan rock, saat itu diwakilli oleh Benny Soebardja atau Achmad Albar. 

Rhoma Irama Raja Dangdut dan Elvy Sukaisih Ratu Dangdut

Para penggemar musik tersebut terlibat saling ejek. Bahkan, diperkirakan saling terlibat adu fisik. Kedua genre itu pun mencapai rekonsilitasi, ditandai dengan konser bersama Soneta dan God Bless di Istora Senayan Jakarta, pada 1977,   "  Saya pikir rocker itu brengsek semua. Dulu. Sekarang sudah tidak   ",   Ujar SiDin Rhoma mengenang perseteruan tersebut bersama Achmad Albar dalam podcast-nya.    Keberaniannya memasukkan unsur rock pada musik melayu yang kemudian disebut sebagai dangdut memang patut mendapat apresiasi yang tinggi. Sehingga pada tahun 1985 Majalah Asia Week menempatkan Rhoma Irama sebagai Raja musik Asia Tenggara.

Sebagai Raja Dangdut, kontribusi Rhoma terhadap musik nasional sangatlah besar,   figur penting di balik kelahiran genre musik dangdut, pengembangan dari orkes melayu.  Keberanian Rhoma meracik berbagai genre itu mengantarkannya pada penghragaan Raja Musik Asia Tenggara oleh majalah Asia Week pada 1985.    Melalui Soneta, Rhoma merawat genre dangdut hingga sekarang. Sebanyak 600 lagu diciptakan Rhoma, dan mayoritas sukses di pasaran. Salah satu karyanya, Begadang, masuk dalam daftar 150 musik terbaik Indonesia versi majalah Rolling Stone.

Selain itu, pada era kejayaannya, Rhoma juga ikut mengorbitkan para musisi dangdut. Beberapa pemusik seperti Elvy Sukaesih, dan Rita Sugiarto, nama mereka mengorbit berkat Rhoma. Rita sendiri bercerita bahwa karier kedangdutannya melejit setelah dididik sang Raja Dangdut.   Pada usianya yang tak muda lagi, Rhoma juga masih berani berinovasi. Pada April 2023, dia membuat heboh jagat media sosial karena menyanyikan lagu berjudul Butter, karya boyband asal Korea Selatan BTS.   Lagu itu dibawakan di tengah dia menyanyikan lagu miliknya, berjudul Musik,   "  Smooth like butter, like a criminal undercover. Gon'pop like trouble breaking into your heart like that, ooh  ."

Meski cuma sepotong, tetapi aksi Rhoma ini berhasil menyita perhatian para Kpopers, terutama Army-fans BTS.   Lewat aksinya tersebut, dia seakan memberikan pesan bahwa karier Raja Dangdut belum habis,  selain itu, dangdut adalah musik yang adaptif.   Dapat bersanding dengan beragam genre. Termasuk musik Kpop.   Era sudah berganti, pesona Raja Dangdut belum pudar.   Rhoma masih dipercaya mengisi panggung-panggung musik nasional. Melaui podcast-nya,  dia pun membagikan pandangan dan gagasannya.

Rhoma Irama si Raja Dangdut

 

 

Rhoma Irama si Haji  dan  Raja Dangduk.

Musik berirama Melayu dan sentuhan Rock, DangDuk.

 

 

Rabu, 26 Juni 2024

KISAH KUBURAN GUA TAMPANG ALLO DENGAN ROMANTIKA RAJA SANGALLA

NusaNTaRa.Com    

byPunGKadA,        R    a    b   u,     2   6       J     u     n     i        2    0    2    4

Dinding Kuburan Tampang Allo  di  Toraja

Memasuki gua Tampang Allo, saya merasakan keheningan dan kedamaian yang tidak biasa. Tempat ini adalah tempat persemayaman raja-raja dan bangsawan lama, terlihat dari bentuk tau-tau yang masih berbentuk tau-tau lama. Gua ini tidak terlalu luas, namun tinggi menjulang dan terbuka hingga tidak meninggalkan kesan pengap. Di sekelilingnya adalah sawah dan tumbuhan liar. Menuju gua Tampang Allo sebenarnya tidak terlampau jauh dari pintu gerbangnya, namun keheningan sepanjang jalan membuat saya merasa memasuki dunia yang berbeda.

Patung tau-tau kuno di dinding Pintu Masuk perkuburan

Berjarak kurang lebih sembilan kilometer dari Kota Makale yang merupakan ibukota Kabupaten Tana Toraja, tepatnya di Lembang Kaero, Kecamatan Sangalla, terdapat kompleks pekuburan alam kuno pada sebuah gua yang sangat unik nan penuh sejarah.  Pekuburan ini disebut Tampang Allo atau dikenal dengan sebutan Kuburan Gua Tampang Allo.  Spot wisata ini merupakan salah satu dari sekian cagar budaya yang ada di Toraja dengan keunikan berupa adanya puluhan peti meti kuno yang disebut erong dalam Bahasa Toraja, yang ditempatkan pada celah-celah dinding dan langit-langit gua beserta tengkorak dan tulang belulang dari jenazah yang dikuburkan di tempat ini ratusan tahun silam. Terdapat juga patung tau-tau kuno yang dijejerkan pada dinding gua.

Alkisah,  sejarah kuburan Gua Tampang Allo berawal dari kisah cinta sejati salah satu penguasa di Sangalla pada abad ke-16 silam, yakni Puang Manturino dengan sang istri Rangga Bulaan. Kala itu kedunya sepakat menjadikan gua Tampang Allo sebagai tempat pemakaman mereka kelak,  ketika  sang istri meninggal lebih dulu, Puang Manturino lalu menguburkan jenazah istrinya di gua ini.   Namun, saat sang suami meninggal, entah karena alasan apa, jenazah sang suami, yakni Manturino oleh keluarga tidak dikuburakan di gua ini melainkan di pekuburan Losso'  yang letaknya tak terlalu jauh dari gua Tampang Allo.  

Beberapa waktu kemudian keajaiban pun terjadi,   Erong atau peti mati kuno milik Puang Manturino tiba-tiba kosong.   Pihak keluarga pun mulai mencari keberadaan jasadnya dan tak lama kemudian menemukan jasad Manturino yang secara ajaib telah berpindah ke erong milik sang istri, Rangga Bulaan di Kuburan gua Tampang Allo.   Kuburan ini berada pada ketinggian 807 meter diatas permukaan laut, dimana terletak di sebelah selatan Rantepao sekitar 23 km.   Saat Anda memasuki kawasan kuburan tersebut akan melewati pematang sawah dan di depan kuburan gua tersebut juga terhampar sawah hijau.

Didalam Gua kuburan tersebut ditemukan puluhan erong (peti mayat dengan bentuk binatang), tau-tau (patung), banyak tengkorak serta tulang-belulang masyarakat Toraja dahulu kala yang dikubur disana. Gua alam tersebut menjadi kuburan bagi penguasa Sanggala pada abad ke-16 dahulu. Menjadi tempat penguburan bagi Sang Puang Menturino beserta istri dan keluarganya yang sangat dihargai dan diupacaran adat setiap tahunnya.

Di Tampang Allo saya melihat banyak tengkorak dan tulang belulang ditumpuk di beberapa tempat. Menurut tour guide kami, asalnya dari erong yang sudah lapuk dan jatuh. Tulang belulang tersebut tidak sembarangan langsung diambil dan ditumpuk begitu saja, melainkan melalui upacara adat yang dilakukan oleh keluarga. Luar biasa ya penghormatan Toraja kepada jasad manusia, bahkan menjadi tulang belulang.

Puang Manturino adalah raja Sangalla,  sehinga  harus ada penerusnya setelah ia tiada.   Maka dari itulah muncul Puang Musu sebagai raja Sangalla yang selanjutnya  dan tanda kepemimpinannya adalah pusaka kerajaan yang bernama Baka Siroe’. Puang Musu ini pun juga dijadikan sebgaai pimpinan Tongkonan Puang Kalosi.   Di masa pemerintahan Puang Musu, kerajaan Sangalla mendapat serangan dari Kerajaan Bone. Pada saat peperangan berlangsung, sang raja baru, Puang Musu melarikan diri menuju ke Madan dengan melewati sungai Sa’dan. Pada saat itulah Puang Musu bertemu dengan Karasiak.

Ada niat tersembunyi dari Karasiak. Dia menginginkan pusaka kerajaan yang dibawa oleh Puang Musu. Melihat Puang Musu sedang membawa senjata kerajaan, Karasiak berusaha merebut senjata tersebut dengan cara membunuh Puang Musu. Sejak saat itulah keluarga Puang Musu dan Karasiak tidak pernah berdamai.   Tahun 1934 ada niatan untuk berdamai antara keturunan Karasiak dan Puang Musu dengan menikahkan antar keturunan. Mereka pun menjadi satu keluarga dan bersepakat untuk menjadikan gua Tampang Allo sebagai pemakaman keluarga.

Peti mayat di sisipkan di celah-celah batu kuburan



Tampang Allo  keajaiban makam sepasang Raja Sangalla.

Tampang Allo kesepakatan makam raja dan ratu Sangalla.

 

 

Senin, 24 Juni 2024

SEJARAH ASAL USUL NASI KUNING DARI KERAJAAN HINDU JAWA DENGAN WARNA KUNINGNYA YANG SAKRAL

NusaNTaRa.Com 

byMapiroHBorrA,   S  e  n  i  n,   1  0   J  u  n  i   2  0  2  4

Nasi Kuning kuliner khas Indonesia telah ada sejak zaman Hindu

Meski sudah tersaji keren, Nasi Kuning adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang popular dan penganan ini memiliki sejarah dan asal-usul yang cukup kaya.   Sejarah Nasi Kuning berasal dari zaman kerajaan di Indonesia, khususnya pada masa kerajaan Majapahit. Nasi Kuning pertama kali dihidangkan sebagai hidangan istimewa dalam acara-acara keagamaan, upacara adat, atau acara pernikahan para bangsawan sebagai ungkapan syukur pada yang kuasa dan awalnya hanya disajikan pada saat-saat tertentu dan oleh orang yang berstatus tinggi.

Nama "Nasi Kuning" sendiri berasal dari warna kuning yang dimilikinya,  yaitu warna yang diperoleh dari bumbu kunyit yang digunakan dalam proses pengolahannya.   Kunyit tidak hanya memberikan warna kuning yang khas, tapi juga memberikan aroma dan rasa yang enak serta warna kuning awalnya dahulu memiliki makna ritual dalam acara khusus,  sehingga dalam acara khusus sajian Nasi Kuning dalam bentu unik seperti Gundukan gunung atau berhias yang khusus.

Asal-usul Resep Nasi Kuning berkaitan dengan budaya Indonesia yang kaya akan rempah-rempah, seperti terdiri dari kunyit, serai, daun pandan, dan daun jeruk digunakan dalam proses memasak nasi kuning ini.  Rempah-rempah ini memberikan cita rasa yang khas dan menyempurnakan tampilan nasi kuning,  Nasi Kuning juga memiliki makna simbolis  yang  melambangkan keceriaan, kesejahteraan, dan kemakmuran.

Oleh karena itu, Nasi Kuning seringkali dihidangkan pada acara-acara penting atau perayaan untuk memberikan kesan yang cerah, spiritual dan positif.   Seiring berjalannya waktu, Nasi Kuning menjadi makanan yang populer di kalangan masyarakat Indonesia  dan kini, Nasi Kuning tidak hanya disajikan pada acara khusus, tapi juga dapat ditemui dalam berbagai acara atau dihidangkan sebagai menu sehari-hari.

Nasi Kuning berbentu Tumpeng

Dengan adanya nasi kuning dalam perayaan, diharapkan bisa membawa banyak berkah kekayaan dan diberi kemakmuran hidup karena harta yang melimpah sehingga nasi kuning biasa disajikan dalam bentuk tumpeng serta  menjadi sajian utama dan sakral yang disajikan pada acara syukuran  atau momen bahagia lainnya seperti kelahiran, ulang tahun, tunangan, pernikahan, perosmian dan lainnya.

Asal nasi kuning sendiri sebenarnya dari Jawa, meski banyak sajian nasi kuning dari berbagai daerah, namun pengaruhnya dari Jawa seperti Nasi Kuning Manado, Nasi Kuning Jawa, Nasi Kuning Ambon,  Nasi Kuning Bali,  Nasi Kuning Balikpapan,  Nasi Kuning Banjarmasin, Nasi Kuning Gorontalo, Nasi Kuning Melayu dan Nasi Kuning Makassar. Kini mayoritas orang Indonesia sudah sangat umum dengan sajian nasi kuning untuk berbagai perayaan.

Resep Nasi Kuning dapat dimodifikasi sesuai dengan selera dan kebutuhan. Tidak hanya dikonsumsi dengan lauk seperti ayam goreng atau ikan bakar, tetapi juga bisa disajikan dengan berbagai macam pelengkap seperti telur, tempe, sambal,  mie, ikan, udang atau sayuran.  Dalam perkembangannya, Nasi Kuning mulai dikenal di negara-negara lain sebagai salah satu kuliner khas Indonesia dan seringkali dijadikan sebagai hidangan pilihan acara-acara internasional di Indonesia.


 

Nasi Kuning kuliner sakral untuk yang kuasa.

Nasi kuning kaya akan rempah nyaman rasanya.

 

 

 

Minggu, 23 Juni 2024

JUTAAN JEMAAH HAJI MEMADATI MASJIDIL HARAM DAN 1.000 JEMAAH HAJI MATI KARENA PANAS EKSTRIM

NusaNTaRa.Com   

byMuhammaDNunukaN,        M  i  n  g  g  u,    2    3       J     u     n     i       2    0    2    4

Jutaan jemaah haji masih memadati Masjidil Haram hingga Minggu (23/6) pagi waktu Makkah, Arab Saudi.

Jutaan jemaah haji 2024 masih memadati Masjidil Haram hingga Minggu (23/06/2024) pagi waktu Makkah, Arab Saudi,   masih banyak jemaah yang menjalani Tawaf Ifadah, Tawaf Wada dan umrah sunah di Masjidil Haram.    Area Tawaf atau prosesi mengelilingi Ka'bah selalu dipadat para jemaah, bukan hanya di lantai bawah tempat  Ka'bah berada.  Area Tawaf juga ramai hingga ke lantai tiga Masjidil Haram, begitu lokasi sa'I,  selain itu petugas keamanan selalu memberlakukan buka-tutup alur jalan jemaah setiap sebelum dan sesudah solat lima waktu.  

Situasi ini  bisa cukup membingungkan bagi jemaah haji jika ingin mendapatkan tempat solat di dalam wilayah Masjidil Haram,    "  Harus pintar-pintar atur waktu dan cari tahu pintu masuk dan keluar agar bisa solat di dalam Masjidil Haram   ",   Ujar SiGaluH  Juhanah Banta dengan Boneernya (Semangatnya), salah satu jemaah haji asal Jukarta.   Masjidil Haram selalu dipadati jemaah haji dari berbagai penjuru dunia sejak menyelesaikan ibadah di Mina,   sebagian besar jemaah haji yang memadati Masjidil Haram adalah jemaah yang menunggu jadwal kepulangan.

Waktu terpadat  berada di Masjidil Haram selalu terjadi di antara waktu  sebelum salat magrib hingga selesai salat isya,  karena saat ini  sebagian besar  jemaah selalu memilih  akan bertahan di dalam Masjidil Haram usai salat magrib sambil menunggu waktu isya tiba.    Jika memilih untuk meninggalkan Masjidil Haram usai magrib, kemungkinan besar jemaah tidak akan bisa kembali masuk dan sulit mendapatkan spot salat yang diinginkan terutama yang dekat dengan Kabah,  karena  untuk kelanaran ibadah para  petugas keamanan selalu memberlakukan buka-tutup alur jalan kaki.

Hingga kini  Jumlah jemaah haji yang meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan panas ekstrem di Arab Saudi telah melebihi  1.000 orang.   Menurut laporan AFP, dari jumlah tersebut separuh di antaranya  merupakan jemaah yang menunaikan ibadah haji tanpa visa resmi.   Jumlah korban meninggal dunia terbaru ini dilaporkan pada Kamis (20/6), di mana penambahan jumlah korban berasal dari Mesir.   Menurut sumber diplomat yang memberi rincian data tersebut, dari 658 warga negara Mesir yang meninggal dunia di Saudi, 630 di antaranya adalah jemaah yang tidak terdaftar atau tidak menggunakan visa resmi.

Selain Mesir dikabarkan banyak juga jemaah haji asal negara  Yordania dikabarkan meninggal dunia di Arab Saudi,   Hal ini bahkan memicu kemarahan publik Yordania, yang menganggap pemerintah Saudi tak becus dalam pelayanan haji sehingga banyak jemaah dari negara mereka meninggal dunia.    Sementara itu per Rabu (19/06/2024) kemarin, dilaporkan sebanyak 165 jemaah asal Indonesia yang meninggal saat menjalankan ibadah haji,  dari jumlah itu, tiga di antaranya meninggal karena heatstroke.   " 165 (yang meninggal) ",  Ujar SiDin Konsul Haji Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Nasrullah Jassam.

Gelombang panas ekstrem memang sedang terjadi di sejumlah wilayah di Arab Saudi, termasuk Mekkah dan Madinah.   Suhu di Mekkah tercatat mencapai 51 hingga 53 derajat Celsius di beberapa wilayah pada musim haji tahun ini.  Cuaca ekstrem ini menjadi penyebab utama banyak jemaah yang tumbang, karena tidak kuat menahan kenaikan suhu drastis.   Sebelumnya otoritas Saudi melaporkan telah merawat lebih dari 2.000 jemaah yang mengalami heatstroke.   Namun angka itu sendiri belum diperbarui sejak akhir pekan lalu.

Dibutuhkan fisik luar biasa untuk berjalan puluhan kilometer di bawah cuaca panas rata-rata 43 hingga 50 derajat celsius.  Di antara empat lokasi ibadah haji, kondisi di Mina terbilang paling tidak bersahabat bagi jemaah. Pemerintah Arab Saudi harus benar-benar berpikir ulang dan menemukan cara yang lebih baik untuk kegiatan ini,   memang bukan tugas mudah mengatur lebih dari 2 juta jemaah haji beribadah di dalam satu tempat hingga tiga hari beruntun (empat jika jemaah menggunakan nafar tsani).   Angka jemaah dipastikan ajan  jauh lebih banyak jika dihitung jemaah yang hadir di Mina tanpa visa resmi haji.

Petugas keamanan juga selalu meminta jemaah haji untuk tidak hanya berdiri dan menunggu di lokasi yang bukan diperuntukkan untuk solat karena dapat menyulitkan lalu lintaan para Jemaah,   Alhasil, terkadang jemaah haji harus 'kucing-kucingan' dengan petugas keamanan.

Suhu panas ekstrim 1.000 jemaah moninggal


Agar lebih aman Kerajaan Arab Saudi Harus membuat aturan haji lebih baik.

Aturan pelaksanaan dan Haji suhu ekstrim  1.000 jemaah meninggal.


Jumat, 21 Juni 2024

PLN BALI SUKSES KEMBANGKAN MANGROVE DAN BERDAYAKAN NELAYAN MASYARAKAT PUNTAI

NusaNTaRa.Com

byKariTaLa LA,          S   e   l   a   s   a,    1   8      J   u   n   i      2   0   2   4

Kegiatan susur mangrove,  salah satu aktifitas menarik yang bisa  dilakukan di kawasan Ekowisata Mangrove Batu Lumbang,  di mana pengunjung dapat menikmati keindahan hutan Mangrove  serta mendapatkan edukasi terkait berbagai jenis ekosisitem mangrove beserta manfaatnya  

PT PLN (Persero) melalui sub holding PLN Indonesia Power (PLN IP) sukses mengembangkan hutan mangrove sekitar pembangkit di pesisir Denpasar Bali. Program ini mampu memperbaiki kualitas air tawar dan mencegah abrasi terutama bagi masyarakat pesisir sejalan dengan momen  Konferensi  Tingkat Tinggi  World  Water  Forum  (KTT WWF)  sekaligus  meningkatkan  hasil  tangkapan  nelayan dan  menjadi ladang pendapatan baru masyarakat di bidang ekowisata.     Hadirnya hutan Mangrove di kawasan tersebut telah berhasil mengangkat kesejahteraan masyarakat, salah satunya Kelompok Usaha Bersama (KUB) Segara Guna Batu Lumbang, di Bali.

Ketua KUB Segara Guna Batu Lumbang, I Wayan Kona Antara menyampaikan bahwa kelompoknya berkolaborasi dengan PLN IP Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali untuk terus mengembangkan tanaman mangrove di pesisir Denpasar.     Adapun program yang tujuan Selain menjaga ekosistem pesisir, hutan mangrove bermanfaat untuk masyarakat dari sisi ekonomi,     Sekarang karena mangrove kita bagus lebat, maka komoditi tangkapan nelayan yang utama yaitu kepiting bakau.  Perhari pendapatan anggota kami dari menangkap kepiting bisa mencapai Rp300 ribu rupiah   ”,   Ujar SiDin I Watan Kona dengan Ahmadernya (Manisnya).

Selain itu, para nelayan juga memanfaatkan rimbunnya tanaman mangrove sebagai  ladang pendapatan baru di bidang ekowisata.   Usaha ini terbukti mampu menciptakan lapangan kerja baru sehingga dapat memperbaiki taraf hidup masyarakat di sana.     Sebelumnya,  kami  hanya  cukup  bisa makan  di lingkungan kami.   Sekarang setelah didampingi PLN IP,  kami bisa menabung dan menyekolahkan anak kami ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bahkan dari anak-anak nelayan banyak yang sudah sarjana  ”,   Ujar SiDin I Wayan Kona.

Menganggapi hal tersebut, Guru Besar Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Sudharto P. Hadi  memandang kegiatan yang dilakukan oleh PLN IP di lingkungan pembangkit di Bali merupakan suatu inovasi yang  memberikan  manfaat  yang  cukup  beragam.     Jadi apa yang dilakukan oleh PLN IP ini merupakan suatu bentuk inovasi yang memberikan kontribusi bukan hanya aspek lingkungan  ”,   Ujar  SiDin Sudharto dengan Plabomoranya (Hebatnya).

Sudharto menjelaskan,  mangrove memiliki fungsi beragam bagi lingkungan,  mulai dari penangkal gelombang, pencegah abrasi, hingga menahan naiknya permukaan air laut.   Sementara dari sisi ekonomi, mangrove dapat meningkatkan kesejahteraan serta menjadi mata pencaharian baru untuk masyarakat.     Dari sisi ekonomi meningkatkan penghasilan, menciptakan mata pencaharian baru. Kemudian ketika mata pencaharian mereka baik, maka otomatis akan meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan yang lainnya   ”,  Ujar SiDin  Sudharto Melanjutkan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa penanaman mangrove termasuk dalam program pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang kontinyu dijalankan oleh PLN. Hal ini merupakan salah satu inisiatif dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang selaras dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SGD’s).      Tentunya kegiatan pengembangan mangrove sekitar pembangkit di wilayah Pesisir Denpasar Bali sebagai komitmen PLN yang tidak hanya memberikan pelayanan melalui listrik andal, tetapi hadir untuk melestarikan lingkungan dan menyejahterakan masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan  ”,    Ujar SiDin Darmawan .

Sementara, Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra mengatakan bahwa PLN terus mendorong unit-unitnya untuk melaksanakan program lingkungan dan sosial. Sehingga kegiatan bisnis yang dilakukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik tetapi juga dapat menciptakan dampak ganda bagi lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.     PLN IP berkomitmen memberdayakan masyarakat, dengan memberikan pendampingan secara berkelanjutan yang kami sesuaikan berdasarkan potensi yang dapat dikembangkan di masing-masing wilayah  ”,  Ujar SiDin Edwin memungkas Cakap Besarnya.

PT PLN (Persero) menananm 5.000 bibit mangrove bersama kelompok Nelayan Usaha Bersama (KUB)
Simbar  Segara di Kawasan Hutan Tahura Ngurah Rai Desa Adat Kepaon    

 

 

Hutan Bakau sentra awal dan perlindungan Satwa pantai.

PLN Perusahaan negara  bersama  nelayan menjaga  pantai.

 

 

Kamis, 20 Juni 2024

KISAH KOTA BAUBAU PENUH SEJARAH DAN DIKOLILINGI OLEH BENTENG

NusaNTaRa.Com     

byBambanGBiunG,          K   a   m   i   s,     2    0       J    u    n     i        2   0   2   4

Benteng dan Landscap Kota  BauBau

Kota Baubau adalah sebuah kota di Provinsi Sulawesi Tenggara,  Indonesia  yang  berada   di Pulau Buton, pulau terbesar di provinsi tersebut,  kota Baubau kaya akan Keraton   sehingga  Baubau juga dijuluki sebagai Negeri Seribu Benteng karena banyaknya benteng peninggalan sejarah.     Diceritakan pemukiman di kawasan tersebut berawal saat Benteng Keraton Wolio terbakar tahun 1821 dan Baubau memperoleh status Kota Madya  pada tanggal 21 Juni 2001 berdasarkan UU No. 13 Tahun 2001. Luas kota ini 295,072 km² dengan jumlah penduduk 167.519 jiwa (2018).

Berdasarkan Perda No. 02 tahun 2010 tentang Penetapan Hari Jadi Kota Baubau dan Perubahan Penulisan Baubau, ditetapkan pada pasal 5 ayat 1 dan 2 bahwa nama penulisan nama Kota Bau-Bau menjadi Baubau, sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.   Perda juga menetapkan  hari jadi Kota Baubau  tanggal 17 Oktober 1541.  Pemilihan tahun 1541 karena tahun tersebut merupakan tahun bersejarah di bumi seribu benteng ini,   ditandai dengan terjadinya transformasi pemerintahan Kerajaan Buton menjadi Kesultanan Buton sebagai pembaharuan, yang ditandai dengan dilantiknya Lakilaponto sebagai Sultan Buton I dengan Gelar Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis. 

Awalnya  Baubau merupakan pusat Kerajaan Buton (Wolio) yang berdiri  awal abad ke-15 (1401–1499). Buton dikenal dalam Sejarah Indonesia karena  tercatat dalam naskah Nagarakretagama karya Prapanca  Tahun 1365 M   sebutan  Buton atau Butuni sebagai Negeri (Desa) Keresian atau tempat tinggal para resi  rajanya bergelar Yang Mulia Mahaguru.[6] Cikal bakal negeri Buton untuk menjadi sebuah Kerajaan pertama kali dirintis oleh kelompok Mia Patamiana (si empat orang) yaitu Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo dan Sijawangkati yang oleh sumber lisan di Buton mereka berasal dari Semenanjung Tanah Melayu pada akhir abad ke-13.

Patung Kopala Naga Ikon kota BauBau

Baubau pernah jadi Ibu Kota Kabupaten Buton sebelum dimekarkan dengan status kota madya pada 2001 dan Kabupaten Buton beribukota ke PasarWajo.   Dahulu kala, Baubau merupakan pusat Kerajaan Buton atau Wolio yang berdiri pada awal abad ke-15 atau 1401–1499 Masehi.   Mengutip dari Wikipedia, awal mula Buton jadi sebuah kerajaan dirintis oleh kelompok Mia Patamiana atau si empat orang yang datang ke Buton pada abad 13. Mereka adalah Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo dan Sijawangkati yang berasal dari Semenanjung Melayu atau Johor.

Tanah Buton kemudian didatangi Raja Bone bernama Arung Palakka bersama sejumlah bangsawan Bone,  Wajo  dan Soppeng pada Desember 1660.   Kedatangan Arung Palakka dan yang lainnya pada saat itu hendak meminta perlindungan kepada  Sultan Buton dari ancaman Gowa.   Usai perjanjian Bongaya dan kekalahan Gowa, Arung Palakka bersama dengan sejumlah bangsawan lainnya dari latar etnis Bugis memilih untuk menetap di Buton sebagai warga.   Hal ini dikarenakan, Tanah Buton pada waktu itu jauh lebih aman daripada Sulawesi Selatan yang penuh dengan konflik.

Usai perjanjian Bongaya dan kekalahan Gowa, Arung Palakka bersama dengan sejumlah bangsawan lainnya dari latar etnis Bugis memilih untuk menetap di Buton sebagai warga. Hal ini dikarenakan, Tanah Buton pada waktu itu jauh lebih aman daripada Sulawesi Selatan yang penuh dengan konflik.   Sebagai pengingat, dulunya di abad ke 17 sampai awal abad ke 20, kondisi politik di Sulawesi selatan, penuh dengan konflik internal antar kerajaan. Yaitu antara kerajaan Gowa dan Bone, yang dimana kedua kerajaan ini

Sebagai pengingat, dulunya di abad ke 17 sampai awal abad ke 20, kondisi politik di Sulawesi selatan, penuh dengan konflik internal antar kerajaan,   yaitu antara kerajaan  Gowa dan  Bone, yang dimana kedua kerajaan ini juga pernah mempunyai konflik dengan Belanda dan Ternate.   Untuk itulah, Tanah Buton yang dirasa paling aman dan mudah di jangkau pada zaman itu, menjadi sasaran para pendatang dari Sulawesi Selatan untuk menetap.   Karena mereka adalah bangsawan  Bugis  yang memiliki  gelar kebangsawanan Andi Bau, maka hingga kini Tanah Buton disebut sebagai Kota Baubau.

Nah itulah sejarah dibalik terciptanya nama Baubau sebagai kota, unik bukan? Oleh karena itu awal kelahiran Kota Baubau bisa dirujuk sejak tahun 1660.  Meski demikian pada Perda No. 02 tahun 2010, tentang Penetapan Hari Jadi Kota Baubau dan Perubahan Penulisan Baubau, ditetapkan bahwa hari jadi Kota Baubau jatuh pada tanggal 17 Oktober 1541.

Pomandangan dari atas benteng Kota BauBau

 

BauBau kota Buton yang penuh dengan sejarah.

Di penuhi Benteng dan Kerajaan berdiri sejak dahuluh.

 

 

     NusaNTaRa.Com  Adverstesment 

                          Melayani pemasangan Iklan 

                                                  Sila Dail Talian  0821 5385 8932 


LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...